Sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, beragam aktivitas yang membutuhkan interaksi langsung tidak lagi bisa dilakukan. Hal ini juga berlaku pada dunia pendidikan dimana pembelajaran secara daring dilakukan (dalam jaringan).
Namun, penyesuaian ini tentu tidak terlepas dari hambatan sehingga muncul sejumlah kendala pembelajaran daring.
Meskipun terdengar praktis dan bisa dilakukan dimana saja, nyatanya pembelajaran daring tidak semudah yang dibayangkan. Posisi berjauhan membuat pendidik tidak memiliki kontrol penuh atas pembelajaran yang dilakukan.
Hal inilah yang membuat sejumlah materi terhambat untuk disampaikan dan dimengerti. Lantas, bagaimana cara mengatasi kendala pembelajaran daring? Simak penjelasannya di sini!
5 Kendala pembelajaran daring
Pada faktanya, ada beragam jenis kendala pembelajaran daring yang dihadapi setiap pihak terlibat, baik pendidik, siswa, orang tua, maupun pemerintah. Berikut adalah beberapa hal umum yang sering kali menjadi hambatan pembelajaran daring:
Keterbatasan perangkat untuk pembelajaran daring
Tidak semua siswa memiliki perangkat untuk mengikuti pembelajaran daring. Keterbatasan akan gawai atau laptop adalah sebuah kendala pembelajaran daring bagi siswa. Di beberapa kasus, siswa harus menunggu giliran dengan anggota keluarga lainnya untuk mengikuti pembelajaran.
Hal ini tentu membuat proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan efektif dan terganggu. Meskipun guru tidak selalu mengadakan pertemuan daring secara real time, hal tersebut masih dinilai mengganggu aktivitas siswa untuk mengerjakan tugas secara leluasa.
Kendala pembelajaran daring ini umumnya dialami oleh masyarakat menengah ke bawah karena keterbatasan biaya untuk memiliki perangkat memadai.
Keterbatasan kuota internet
Selain tidak adanya perangkat, kebutuhan akan kuota juga menjadi kendala pembelajaran daring yang tidak bisa dihindari. Saat kondisi belajar dari rumah, siswa harus memiliki akses terhadap internet. Namun, tidak semua keluarga memiliki kemampuan untuk membeli kuota yang relatif mahal.
Selain itu, harga kuota antara di pulau Jawa dan luar pulau Jawa sangat berbeda. Pembangunan yang berpusat di pulau Jawa membuat akses internet di pulau lain semakin mahal. Oleh karena itu, hal ini menjadi sebuah kendala pembelajaran daring bagi siswa.
Kondisi geografis yang sulit dijangkau jaringan internet
Jaringan internet lambat atau bahkan hanya tersedia di titik tertentu adalah hal utama yang menjadi kendala pembelajaran daring bagi sekolah di desa atau pedalaman.
Jika sebelumnya mereka bisa melaksanakan belajar-mengajar dengan normal tanpa internet, pandemi memaksa mereka untuk menemukan cara agar terhubung ke internet.
Terlebih lagi jika siswa harus menghadiri kelas secara real time melalui video conference. Jaringan internet yang dimiliki tentu harus baik untuk mengikuti pembelajaran secara efektif.
Pada faktanya, Indonesia masih menempati urutan terbawah di antara negara OECD untuk ketersediaan jaringan internet. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk melakukan pemerataan pembangunan.
Baca juga: 4 Aplikasi Belajar Online Gratis untuk Semua Pelajar
Gangguan di rumah
Tidak bisa dipungkiri bahwa tingkat distraksi semakin meningkat saat belajar di rumah. Saat di sekolah, seluruh aktivitas tentu berkaitan dengan proses belajar-mengajar sehingga setiap elemen di dalamnya dapat saling fokus. Hal ini berbeda ketika pembelajaran berpindah ke rumah.
Bentuk distraksi dapat berasal dari lingkungan di dalam dan sekitar rumah, televisi, atau bahkan suara berisik.
Kurangnya interaksi antara siswa dan guru
Interaksi langsung adalah salah satu kunci dari proses pembelajaran karena terdapat aksi dan reaksi antara guru dan siswa. Meski terkesan sederhana, interaksi inilah yang menunjang efektivitas belajar-mengajar.
Guru dapat memberikan solusi secara verbal dan langsung kepada siswa. Sedangkan, siswa dapat memperhatikan gestur, mimik, dan penjelasan dari guru secara langsung.
Jenjang pendidikan tertentu mungkin masih bisa mengikuti pembelajaran daring dengan normal karena pembelajaran mandiri sudah sering diterapkan.
Namun, bagi siswa Taman Kanak-Kanak (TK) sampai sekolah menengah, kurangnya interaksi adalah sebuah kendala pembelajaran daring.
Cara mengatasi kendala pembelajaran daring
Terlepas dari berbagai kendalanya, akan selalu ada solusi kendala pembelajaran daring yang bisa dilakukan. Tentu hal ini membutuhkan dukungan dari setiap pihak yang terlibat. Berikut beberapa cara mengatasi kendala pembelajaran daring:
Menyediakan sumber belajar secara offline
Cara mengatasi kendala pembelajaran daring berupa keterbatasan jaringan internet dapat dilakukan dengan menyiapkan materi untuk diakses offline. Dengan demikian, siswa dapat mengakses materi tersebut tanpa khawatir sinyal internet.
Meskipun akses internet hanya bisa diakses di tempat tertentu, siswa bisa mengunduh materinya dalam sekali tempuh perjalanan dan mengaksesnya saat di rumah.
Waktu pembelajaran yang fleksibel
Kendala pembelajaran daring terkait keterbatasan perangkat dapat diatasi dengan pemberian waktu yang lebih fleksibel. Guru diharapkan tidak terlalu ketat dalam menentukan kapan siswa harus mempelajari materi dan mengumpulkan tugas.
Dengan demikian, siswa tidak mengalami masalah jika memang harus bergantian saat menggunakan perangkat belajar daring.
Baca juga: 8 Pilihan Browser Terbaik dan Tercepat 2021 yang Wajib Dipakai
Pemberian subsidi kuota
Cara mengatasi kendala pembelajaran daring untuk keterbatasan kuota dapat dilakukan dengan pemberian subsidi kuota. Hal ini telah diterapkan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan sejumlah penyedia layanan internet.
Hal ini bertujuan untuk meringankan beban siswa dan orang tua untuk memenuhi kebutuhan kuota internet. Bahkan, kuota yang disediakan juga telah disesuaikan untuk kebutuhan belajar daring saja sehingga tidak disalah gunakan untuk kepentingan lainnya.
Menciptakan suasana pembelajaran daring yang menarik
Solusi kendala pembelajaran daring terkait kurangnya interaktivitas dapat diatasi dengan membuat model dan materi pembelajaran yang menarik. Daripada sekedar memberikan materi dalam bentuk teks lalu penugasan, guru lebih baik membuat media yang lebih interaktif.
Beberapa contohnya, seperti membuat video atau memanfaatkan aplikasi pembuat media pembelajaran interaktif untuk menarik minat belajar siswa. Hal ini tentu membutuhkan dukungan dari pihak sekolah, terutama jika para pendidik masih kurang mengenal teknologi. Sekolah dapat membantu dengan menyediakan sejumlah pelatihan daring.
Itu dia sejumlah hambatan yang menjadi kendala pembelajaran daring dan solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Pada intinya, setiap hambatan yang terjadi akan semakin ringan jika semua pihak turut terlibat dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pembelajaran daring yang efektif.