Kesuksesan perusahaan startup dapat dilihat dari seberapa besar nilai valuasi yang mereka capai, mulai dari US$1 miliar, US$10 miliar hingga US$100 miliar. Nah, unicorn adalah sebutan bagi startup yang telah berhasil mencapai nilai valuasi sebesar US$ 1 miliar atau Rp1.4 triliun.
Namun, ketika berbicara mengenai unicorn, pasti tak jauh-jauh dari istilah dan hectocorn. Apa itu?
Yuk simak penjelasan lengkapnya mulai dari pengertian unicorn hingga perbedaannya dengan decacorn dan hectocorn berikut ini.
Apa Itu Unicorn?
Bagi kamu yang belum tahu istilah ini, jadi unicorn adalah sebuah panggilan dalam modal ventura untuk menggambarkan perusahaan rintisan swasta dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
Awal mulanya, istilah ini diperkenalkan oleh Aileen Lee dalam artikel berjudul “Welcome to The Unicorn Club”, seorang investor perusahaan startup dan pendiri Cowboy Ventures yang berada di Palo Alto, California, Amerika Serikat.
Istilah tersebut terinspirasi dari hewan mitologi Yunani. Unicorn, yaitu sebuah makhluk mirip kuda dengan tanduk di kepalanya yang merupakan hewan langka. Itulah mengapa, unicorn diambil sebagai istilah ini.
Hal tersebut dikarenakan perusahaan startup dengan nilai valuasi 1 miliar dollar sangat jarang terjadi atau langka dan bahkan sangat mustahil.
Apalagi jika yang meraihnya adalah perusahaan-perusahaan rintisan atau startup.
Dalam dunia bisnis, apabila perusahaan menyandang sebagai unicorn merupakan pencapaian luar biasa.
Hal ini dikarenakan tidak mudah bagi perusahaan untuk memperhatikan jumlah serta nominal transaksi, jumlah pengguna aplikasi atau pelanggan, kualitas tim, teknologi produk, hingga terus melakukan inovasi dengan kompetitor.
Baca juga: 10 Kesalahan Startup yang Sering Dilakukan Pemula
Perbedaan Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn
Berikut adalah beberapa perbedaan antara unicorn, decacorn, dan hectocorn:
1. Unicorn
Perusahaan startup unicorn adalah istilah yang digunakan untuk bisnis yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp14 triliun.
Adapun contoh perusahaannya adalah Tokopedia, Bukalapak, OVO, J&T Ekspedisi, Ajaib, Kopi Kenangan, dan Xendit.
2. Decacorn
Sementara itu, perbedaan unicorn dan decacorn adalah valuasi nilainya. Decacorn memiliki valuasi nilai 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp140 triliun.
Adapun beberapa contoh perusahaan decacorn adalah Uber, Airbnb, SpaceX, WeWork, Bytedance, Didi Chuxing, JUUL Labs, Stripe, Palantir Technologies dan Lu.com.
Di Indonesia, ada juga beberapa perusahaan yang masuk ke dalam kategori ini, salah satunya yaitu Gojek.
Setelah di tahun 2016 mendapatkan gelar unicorn, Gojek tetap berkembang dan sekarang menjadi perusahaan decacorn pertama di Indonesia.
3. Hectocorn
Hectocorn adalah istilah level startup tertinggi dan memiliki valuasi nilai 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp1.400 triliun.
Beberapa contoh perusahaan di antaranya yaitu Apple, Google, Facebook, Microsoft, Oracle, dan Cisco.
Secara sederhana, adapun perbedaan antara unicorn, decacorn, dan hectocorn adalah sebagai berikut:
- Unicorn: Startup yang memiliki valuasi nilai US$1 miliar
- Decacorn: Startup yang memiliki valuasi nilai US$10 miliar
- Hectocorn: Startup yang memiliki valuasi nilai US$100 miliar
Baca juga: 7 Ide Bisnis Digital yang Menguntungkan & Punya Prospek!
Karakteristik Unicorn
Dalam praktiknya, adapun beberapa karakteristik unicorn adalah sebagai berikut:
1. Selalu Memiliki Inovasi
Salah satu karakteristik perusahaan unicorn adalah selalu memiliki inovasi.
Mereka selalu berinovasi untuk menciptakan hal-hal menarik yang berguna bagi banyak orang.
Tentunya, langkah tersebut sangat berguna untuk tetap bersaing dengan para kompetitor.
Adapun contoh dari startup unicorn adalah Gojek yang awalnya hanya berfokus pada transportasi di Indonesia, namun makin ke sini mereka mengembangkan produk lainnya, di antaranya seperti Gofood hingga Gopay.
2. Berfokus di Layanan Konsumen
Secara umum, perusahaan startup unicorn adalah bisnis yang berfokus pada layanan konsumen atau B2C (Business to Consumer). Artinya, mereka hadir untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat luas.
Adapun contoh startup unicorn adalah Traveloka. Perusahaan tersebut memiliki fokus pada layanan pemesanan atau booking hotel.
Tentunya, para konsumen akan lebih dimudahkan untuk urusan berlibur atau menginap.
3. Menggunakan Teknologi
Karakteristik selanjutnya dari unicorn adalah selalu menggunakan teknologi.
Hampir semua perusahaan startup unicorn pasti melibatkan teknologi di dalamnya untuk menjalankan bisnis. Adapun contohnya, Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan masih banyak lagi.
Selain itu, perusahaan tersebut juga selalu menggunakan internet dan smartphone sebagai medium dalam menjalankan bisnisnya ke konsumen.
Baca juga: Apa itu B2B? Contoh dan Perbedaannya dengan B2C
4. Dimiliki oleh Pribadi
Selanjutnya, ciri-ciri unicorn adalah dimiliki oleh perorangan atau pribadi. Hal ini tentunya akan mempengaruhi pengambilan keputusan terkait investasi.
Dikarenakan dimiliki oleh pribadi, sehingga keputusan akan lebih cepat diambil.
Dengan begitu, hal ini juga akan mempengaruhi valuasi perusahaan yang mana akan meningkat secara pesat dan cepat.
5. Mayoritas Adalah Millennial
Karakteristik unik terakhir dari unicorn adalah mayoritas milenial. Kebanyakan dari mereka yang bekerja di perusahaan ini lahir di antara tahun 1981 hingga 1996.
Hal tersebut berarti usianya saat ini sekitar 24 hingga 39.
Nah, itulah Sob penjelasan mengenai apa itu perusahaan unicorn dan perbedaannya dengan decacorn serta hectocron.
Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa perusahaan startup yang berhasil mencapai status unicorn.
Semoga artikel ini bisa membantumu dan jangan lupa simak informasi seputar bisnis lebih lanjut di Jagoan Hosting.