Di dunia pemasaran dan promosi, menghitung marketing budget adalah hal dasar yang penting untuk Anda kuasai. Bagaimana tidak, tujuan berupa penjualan dengan paid promotion, tentu akan bersinggungan langsung dengan untung-rugi.
Marketing budget adalah rencana anggaran untuk pemasaran produk (baik barang maupun jasa) melalui promosi berbayar dalam rentang waktu tertentu. Setidaknya, dengan rencana yang matang terkait anggaran ini menghindari boncos atau kerugian.
Mengapa Menghitung Marketing Budget Sangat Penting?
Menyusun anggaran pemasaran (marketing plan budget) sangat penting karena beberapa alasan, di antaranya:
- Mencapai persentase proporsional untuk anggaran pemasaran, tidak kurang dan tidak lebih.
- Langkah memasarkan produk barang maupun jasa dengan langkah paling efisien dan efektif.
- Dapat mengalokasikan dana lebih optimal ke bagian vital pemasaran yang lainnya.
- Menjadi dasar rencana marketing ke depannya setelah evaluasi, baik jangka pendek maupun panjang.
- Acuan dan indikasi perkembangan bisnis dilihat dari berbagai faktor: branding, penjualan, positioning, dan sebagainya.
Pada cara menentukan budget marketing di awal, mungkin hasilnya tidak langsung tampak. Namun, seiring berjalannya waktu dengan evaluasi rutin menuju lebih baik, akan memberi dampak yang luar biasa dalam manajemen keuangan perusahaan.
Step by Step Menghitung Marketing Budget yang Proporsional
Perhatikan bahwa setiap industri, perusahaan, bahkan start up maupun perorangan dalam merencanakan besaran anggaran promosi berbeda-beda. Mungkin Anda bertanya, apakah ada persentase baku sebagai benang merah untuk besaran anggaran itu?
Ya, ada, budget marketing berapa persen? Rata-rata antara 5% s/d 10% dari pendapatan per tahun. Misalnya, laba bersih (bukan omzet), per tahun adalah 500 juta, maka anggaran untuk marketing sekitar 25 juta s/d 50 juta dalam jangka waktu 1 tahun.
Jika per bulan harus melakukan iklan (sesuai keadaan masing-masing perusahaan), maka estimasi biaya sekitar 2 jt s/d 4 jt rupiah. Anggaran itu ideal karena tidak mengganggu biaya produksi perusahaan.
1. Menentukan Tujuan Marketing
Langkah pertama adalah memperjelas tujuan marketing itu sendiri. Jawab pertanyaan ini: apa tujuan dari marketing yang Anda lakukan?
Apakah untuk meningkatkan brand awareness, penjualan, memperluas target pasar, atau tujuan lainnya. Jika tujuan sudah dipastikan, maka fokuslah pada pencapaian target per indikator dari tujuan itu!
2. Analisis Keadaan Pasar
Ambil contoh di sini tujuan Anda menghitung marketing budget adalah untuk meningkatkan penjualan. Maka lakukan analisis lebih lanjut dari keadaan pasar, termasuk konsumen dan kompetitor Anda.
Ini adalah bagian yang cukup tricky, sebab bisa jadi calon konsumen Anda berasal dari konsumen kompetitor yang kurang puas. Jika perlu, sebar angket, kuesioner, testing-adv, atau hal lainnya untuk meninjau keadaan pasar secara lebih detail.
3. Menghitung Marketing Budget dengan Persentase Penjualan
Selain dua langkah di atas, bagi perusahaan sangat penting menghitung budget marketing dengan mempertimbangkan persentase penjualan. Sebagaimana yang sudah kami sampaikan, rata-rata persentase anggaran pemasaran idealnya antara 5% s/d 10% dari nilai penjualan.
Anda ingin memasang iklan di surat kabar dan televisi namun penjualan masih loyo. Alhasil itu nanti justru dapat menjadi lubang besar utang bagi perusahaan (pun tidak menutup kemungkinan penjualan meledak setelah iklan). Ibaratnya, persentase penjualan ini sebagai penyeimbang pengeluaran perusahaan untuk kebutuhan promosi.
4. Memilih Metode Pemasaran Efisien
Kabar baiknya, memilih metode pemasaran paling efisien di zaman digital seperti sekarang sangatlah banyak pilihan yang ekonomis. Contohnya pemasaran berbayar di media sosial, media pemberitaan daring nasional, bekerja sama dengan influencer, hingga branding dengan media perusahaan sendiri.
Berhubung sangat luas sekali metode pemasaran di atas, kami tidak bisa menyarankan salah satu. Pertimbangkan bagaimana keadaan perusahaan Anda, analisis Return to Investment yang sudah dilakukan sebelumnya, atau faktor lainnya.
Melihat trend promosi sekarang, bekerja sama dengan influencer menjadi pilihan banyak perusahaan. Pasalnya, promosi seperti ini bersifat evergreen sebab konten yang sudah diunggah tetap muncul selamanya. Tinggal menyesuaikan budget dari ajuan influencer sesuai niche berdasarkan layanan yang mereka berikan.
Jika budget berada dalam interval marketing budget, maka bisa berlanjut. Namun jika budget berada di luar interval marketing budget, Anda bisa mempertimbangkan metode atau alternatif lainnya.
5. Tinjau Kembali Peluang Mencapai Tujuan
Pada tahap ini sebenarnya Anda sudah memiliki estimasi anggaran pemasaran secara kasar. Cobalah tinjau ulang, apakah dengan anggaran, keadaan pasar, dan metode yang Anda gunakan dapat mencapai tujuan di langkah pertama?
6. Analisis Kemungkinan Tak Terduga
Siapkan diri terhadap kemungkinan tak terduga, faktor X, yang mungkin berpengaruh pada pencapaian tujuan utama. Misalnya, kemungkinan human error dari influencer, perubahan algoritma mesin pencari, dan sebagainya.
Maka dari itu, buat gambaran kasar sebagai solusi pertama jika keadaan tak terduga yang Anda perhitungkan benar-benar terjadi.
7. Realisasi hingga Evaluasi
Terakhir namun bukan akhir, adalah realisasi hasil menghitung marketing budget tersebut. Apakah sudah selesai? Tentu belum, tidak ada istilahnya selesai, semuanya adalah proses yang niscaya terus berjalan dari satu evaluasi ke evaluasi berikutnya.Demi mendapat hasil terbaik berupa pencapaian yang sesuai atau bahkan melebihi tujuan utama.
Ada baiknya Anda konsultasikan menghitung marketing budget dengan tenaga profesional atau spesialis di bidang promosi berbayar.