Strategi inbound marketing disebut juga sebagai modern marketing, yang merujuk pada peningkatan internal dari brand/perusahaan. Kita akan jauh lebih mudah memahami jika membandingkan antara inbound dengan outbound marketing (traditional marketing).
Dalam pemasaran, perlu memahami kebutuhan dari konsumen, sehingga brand dan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan itu untuk meningkatkan penjualan.
Nah, kategori besar strategi dalam pemasaran adalah inbound marketing dan outbound marketing.
Pengertian Strategi Inbound Marketing
Jika outbound marketing adalah pemasaran tradisional seperti metode memasang iklan di televisi, billboard, brosur, majalah, atau lainnya. Maka inbound marketing adalah pemasaran modern yang berfokus pada metode peningkatan kualitas konten sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Perhatikan ada perbedaan mencolok antara pemasaran tradisional dan pemasaran modern, yaitu fokusnya.
Outbound berfokus pada penyampaian pesan hardselling secara langsung, masif, luas, dan berulang. Inbound berfokus pada konten minat dan kebutuhan konsumen.
Berdasarkan perbedaan di atas, dapat kita tarik sebuah benang merah pengertian inbound marketing.
Yaitu, inbound marketing (pemasaran modern) adalah metode pemasaran digital yang menarik konsumen untuk datang dan menetap dengan fokus peningkatan kualitas konten, memberi pengalaman terbaik untuk konsumen, serta interaksi dua arah.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Inbound Marketing
Ahli strategi pemasaran daring asal Amerika, David Meerman Scott, mengungkapkan bahwa inbound marketing lebih dapat diandalkan untuk mengurangi persaingan/gesekan (friction), terutama dengan kompetitor.
Hanya saja, strategi ini juga memiliki kekurangan seperti lebih membutuhkan waktu untuk dapat memberi hasil. Jika outbound marketing bisa memberi hasil hanya dalam beberapa minggu, inbound marketing butuh minimal enam (6) bulan!
Secara lebih lengkap, berikut daftar kelebihan dan kekurangan inbound marketing.
1. Kelebihan Inbound Marketing
- Meminimalisir gesekan dengan kompetitor.
- Mendapat konsumen yang tepat sasaran, karena calon konsumen memang datang karena mereka butuh/tertarik.
- Memberi kredibilitas dan orisinalitas bagi brand maupun perusahaan.
- Adanya interaksi dapat membangun hubungan jangka panjang yang positif.
- Sebagai landasan untuk pemasaran berkelanjutan dan terus-menerus.
2. Kekurangan Inbound Marketing
- Hasil dapat dilihat dalam kurun waktu lebih lama, minimal enam (6) bulan.
- Risiko pembengkakan biaya, apalagi jika tidak ditangani oleh ahli marketing online yang profesional dan berpengalaman.
- Internal brand/perusahaan harus memiliki keterampilan dalam bidang SEO, SMM, trends, konten, dan sebagainya.
5 Strategi Inbound Marketing Terkini
Sampai di sini, kita dapat mengambil sebuah contoh inbound marketing. Bayangkan sebuah startup yang ingin meningkatkan penjualan produk pupuk semprot anggrek.
Langkah yang mereka ambil adalah membuat video timelapse, mulai dari awal tanaman anggrek layu nyaris gugur. Namun, setelah mendapat perlakuan pemberian pupuk secara teratur, berangsur-angsur tanaman anggrek menjadi tumbuh sehat sampai berbunga lebat.
Kuncinya, video tersebut hanya diunggah ke kanal Youtube startup itu sendiri, misalnya. Jadi dalam hal ini, startup sudah menerapkan strategi pemasaran inbound (modern) untuk menjelaskan manfaat pupuk semprot melalui video.
Siapa yang akan mampir dan melihat video itu? Betul, konsumen tertarget, yang memiliki ketertarikan akan hobi orchid/anggrek. Konsumen tertarget yang memiliki kebutuhan ingin tanaman anggreknya tumbuh sehat dan berbunga lebat.
Nah, kiranya dengan analogi contoh inbound marketing di atas, apa yang perlu dimulai dan bagaimana memulainya? Simak langkah berikut ini.
1. Menyiapkan Konsep Konten Digital
Pertama, perlu konsep matang (dan pastikan menarik) untuk konten digital. Dalam hal ini tidak hanya artikel, dapat juga berupa video sebagaimana contoh di atas.
2. Meningkatkan Otoritas SEO dan SMM
Guna mengantisipasi kekurangan inbound marketing di atas, maka membutuhkan tenaga ahli dalam bidang Search Engine Optimization (SEO) dan Social Media Marketing (SMM). Dan keduanya sebaiknya berada dalam internal perusahaan agar mudah dan cepat dalam komunikasi.
3. Branding di Media Sosial
Perhatikan bahwa branding tetap penting, dan melakukan branding di media sosial secara umum gratis! Setiap perusahaan wajib memiliki media sosial aktif, yang dipegang oleh spesialis di bidangnya.
4. Interaksi dengan Calon Konsumen
Tentunya setiap konten digital yang diunggah ke media sosial milik perusahaan, seiring berjalannya waktu memperoleh interaksi. Nah! Jangan sampai mengabaikan komentar atau balasan dari calon konsumen, terutama mereka yang memiliki kecenderungan akan membeli. Jika perlu Anda dapat menonjolkan komentar yang layak, seperti ulasan positif konsumen.
5. Memiliki Landing Page CTA
Landing page adalah target akhir sebelum calon konsumen membeli produk Anda. Mengapa perlu landing page toh nantinya juga diarahkan ke media sosial?
Bagaimana pun, landing page memberi kesan profesional, berisi informasi penting, lengkap, dan kunci tentang produk yang Anda tawarkan. Di landing page ini terdapat Call To Action (CTA), entah mengarah ke media sosial maupun marketplace produk.
Menerapkan strategi inbound marketing, sebagaimana yang sudah kami sampaikan, membutuhkan waktu sebelum terlihat hasilnya. Prosesnya tidak mudah, perlu waktu, dan konsistensi menyajikan konten berkualitas.
Mungkin Anda merasa sudah menerapkan strategi inbound marketing tanpa sadar selama ini. Ya, bisa jadi, sekarang adalah waktu terbaik untuk meningkatkan prosesnya agar hasilnya nanti lebih optimal untuk mendatangkan banyak konsumen organik baru.