Perbedaan Podman vs Docker: Pilih yang Mana?

Perbedaan Podman vs Docker
Perbedaan Podman vs Docker

Sebelum memilih solusi kontainerisasi untuk pengembangan web, kamu sebaiknya membandingkan dulu Podman vs Docker.

Docker yang merupakan pionir dalam teknologi kontainerisasi terkenal sebagai standar sekaligus favorit para pengembang. Hingga seiring waktu muncul berbagai solusi kontainerisasi lain yang menawarkan lebih banyak fitur dan kemampuan.

Salah satunya yaitu Podman yang kerap digadang-gadang sebagai alternatif yang lebih baik dari Docker. Yuk, simak lebih lanjut perbandingan lengkap antara dua teknologi kontainerisasi ini.

Sekilas tentang Kontainerisasi

Kontainerisasi merupakan bentuk ringan virtualisasi yang mengemas kode dan semua dependensinya ke dalam objek tunggal bernama kontainer.

Penerapan teknologi tersebut mampu memastikan aplikasi berjalan dengan cepat dan menampilkan performa handal pada berbagai sistem dan platform. 

Kontainer bersifat ringan, portabel, dan aman, serta menyediakan ruang terpisah yang kompatibel dengan berbagai lingkungan komputasi. Dengan memisahkan software dari sistem operasi, kontainer bisa dipindahkan ke berbagai lokasi.

Penggunaan kontainer juga mampu mencegah bug dan error yang mengganggu kinerja software. 

Nah, untuk mengelola kontainer ini diperlukan penggunaan teknologi manajemen container seperti Docker dan Podman.

Perbedaan Podman vs Docker

Podman dan Docker sama-sama merupakan tool kontainerisasi yang kuat dan populer. Keduanya memiliki beberapa fitur yang serupa, tapi memiliki sejumlah perbedaan mendasar. Berikut daftar perbedaan Podman vs Docker:

Cek Konten Lainnya:
10 Cara Mengecilkan Ukuran Foto Secara Online Maupun Offline

1. Perbedaan Arsitektur

Perbedaan paling signifikan antara Podman dan Docker terletak pada arsitekturnya. 

Docker menggunakan daemon, suatu program background yang beroperasi terus menerus untuk mengelola kontainer dan mempertahankan komunikasi antara klien dan server.

Sementara itu, Podman tidak menggunakan arsitektur berbasis daemon. Dengan pendekatan Podman, pengguna mengelola kontainer secara langsung. Sehingga meniadakan perlunya proses daemon secara kontan pada background.

Podman mengelola kontainer menggunakan model fork-exec. Setiap kontainer Podman merupakan turunan dari proses utama Podman.

Pengelolaan secara langsung tersebut membuat kontainer Podman sering kali menjadi lebih cepat daripada Docker. Selain itu, arsitektur Podman juga memperkuat keamanan.

2. Perbandingan Fitur

Meskipun menawarkan fungsionalitas yang serupa, Docker dan Podman punya beberapa perbedaan mencolok pada fitur-fitur yang tersedia. 

Pertama, Podman menjalankan kontainer dalam mode rootless secara default. Artinya, Podman tidak membutuhkan akses root untuk mengoperasikan kontainer. Hal ini karena Podman tidak menggunakan daemon untuk mengelola aktivitas.

Baru-baru ini Docker juga menambahkan mode rootless ke konfigurasi daemon. Namun, bukan sebagai pengaturan default.

Perbandingan kedua yaitu dari fitur networking. Docker memiliki model networking yang mudah digunakan, sehingga memungkinkan kontainer untuk berkomunikasi dengan sesama maupun dengan pihak luar.

Kemampuan networking pada Podman juga meningkat. Namun, set up-nya dianggap lebih kompleks daripada Docker.

Ketiga, dari segi manajemen gambar. Baik Docker maupun Podman bisa mengelola kontainer gambar secara efisien.

Namun, Podman cenderung lebih cepat karena memungkinkan interaksi langsung tanpa penggunaan daemon.

3. Manajemen Siklus Kontiner

Tanpa adanya daemon, Podman harus menggunakan pendekatan berbeda untuk manajemen siklus kontainer.

Di Linux, Podman mengandalkan Systemd untuk mengelola layanan dan mendukung pengoperasian kontainer. Systemd membuat control unit untuk kontainer yang ada atau untuk menghasilkan kontainer baru.

Cek Konten Lainnya:
Pentingnya Chat Bot Whatsapp Bagi Pebisnis

Dengan menggunakan Systemd, kamu bisa memulai, menghentikan, dan memeriksa berbagai layanan yang berlangsung di dalam kontainer dengan lebih mudah.

Sementara itu, Docker menangani semua tugas tersebut secara internal melalui daemon. 

4. Orkestrasi Kontainer

Pengguna Docker biasanya menggunakan Docker Compose untuk menentukan dan mengelola aplikasi multi kontainer dengan lebih mudah.

Sementara, Podman menyediakan alternatif yang kompatibel, yakni Podman Compose. Alternatif ini biasanya bekerja lancar dengan file dari Docker Compose.

Namun, Podman tidak mendukung Docker Swarm yang berperan penting untuk mengatur beban kerja aplikasi multi kontainer. 

Supaya tidak mengarah pada terjadinya error, pengguna harus menyiasati kekurangan tersebut dengan menggunakan sistem orkestrasi eksternal seperti Kubernetes. 

Sistem tersebut menawarkan fitur yang mirip dan terintegrasi dengan baik ke Podman. Namun, kamu perlu beberapa konfigurasi dan pengaturan tambahan untuk memastikan integrasi bekerja dengan baik.

5. Keamanan

Tingkat keamanan juga termasuk perbedaan Podman vs Docker yang menjadi pertimbangan penting.

Dalam hal ini, Podman memiliki pengaturan keamanan bawaan yang lebih unggul. Pengaturan bawaan Podman sudah mencakup fitur seperti kontainer rootles, seccomp profile, dan user namespace.

Meskipun Docker juga punya fitur-fitur tersebut, pengaturannya tidak mengaktifkan secara default. Jadi, kamu bakal perlu melakukan beberapa langkah setup ekstra.

Keunggulan utama keamanan Podman terletak pada fitur kontainer rootless, yang mana menurunkan risiko serangan privilege. Selain itu, tidak adanya daemon juga menghilangkan potensi serangan vector yang terdapat pada arsitektur Docker.

Mana yang Lebih Bagus, Podman atau Docker?

Docker sudah menjadi pilihan standar dalam waktu lama. Namun, kehadiran Podman dengan arsitektur dan pendekatan yang inovatif bisa menjadi alternatif yang lebih baik.

Nah, untuk menentukan tool yang tepat, kamu perlu mempertimbangkan kebutuhan dan prioritas. 

Cek Konten Lainnya:
Apa Itu Spoofing: Contoh Kasus serta Cara Menghindarinya

Jika kamu perlu mengutamakan keamanan dan penggunaan Systemd, maka Podman lebih sesuai. Namun, kalau kamu lebih suka tool yang terdokumentasi dengan baik dan perlu pakai Docker Swarm, maka sebaiknya menggunakan Docker.

Dapatkan VPS Docker di Jagoan Hosting

VPS-Docker
VPS-Docker

Biar proyek berjalan lancar, kamu juga perlu menggunakan dukungan terbaik. 

Jagoan Hosting menghadirkan Cloud VPS server yang kompatibel untuk berbagai aplikasi dan tool, termasuk VPS Docker. Layanan dengan teknologi terbaru ini punya fleksibilitas tinggi untuk berbagai kebutuhan virtualisasi.

Yuk, segera dapatkan VPS Hosting Docker dari Jagoan Hosting. 

FAQ

Apakah perintah Docker bisa bekerja di Podman?

Ya. Podman kompatibel dengan perintah Docker.

Mana yang lebih ringan, Podman atau Docker?

Podman. Hal ini karena Podman tidak menggunakan daemon.

Mana yang punya fitur lebih lengkap antara Podman dan Docker?

Docker memiliki fitur yang lebih lengkap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
komputer generasi 5
Read More
Sejarah Komputer Generasi Kelima – Contoh, Ciri, dan Komponen
Seperti yang kita tahu, teknologi telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Dari generasi pertama hingga jenis yang…
DDoS Attack
Read More
Apa itu DDoS Attack? Jenis, Ciri, dan Cara Mencegahnya
Jangan sampai lengah, Sob! Serangan DDoS adalah salah satu jenis cyber crime yang patut Anda waspadai. Dilansir dari…