Perbedaan Docker vs Proxmox: Pilih yang Mana?

Docker vs Proxmox
Docker vs Proxmox

Docker vs Proxmox, keduanya adalah platform virtualisasi populer untuk manajemen infrastruktur IT. Masing-masing memiliki fitur dan kelebihan unik yang bisa menjawab kebutuhan pengguna secara spesifik.

Sebelum memilih antara Docker dan Proxmox, sangat penting untuk mengetahui apa saja perbedaannya. Pasalnya, hal ini penting bagi setiap calon pengguna, baik itu pengembang, perusahaan besar, dan bahkan startup sekalipun.

Ingin tahu apa saja perbedaan dari kedua platform ini? Artikel ini akan membahas secara komprehensif mulai dari fitur andalan sampai kelebihannya. Dengan begitu, kamu bisa terbantu memilih mana yang cocok, Sob.

Mengenal Docker dan Proxmox

Tidak lengkap jika membahas perbandingan Docker vs Proxmox tanpa mengetahui lebih dekat mengenai keduanya. Maka dari itu, berikut adalah informasi sekilas tentang Docker dan Proxmox.

1. Docker

docker
docker

Pertama, Docker merupakan sebuah platform open-source yang menggunakan virtualisasi tingkat OS untuk membawakan software dalam bentuk package. Package tersebut bernama container.

Artinya, pengguna bisa membuat package dari software-nya menjadi container. Cara ini menjadi solusi portable dan ringan untuk menjalankan aplikasi dalam lingkup terisolasi.

Berkat portabilitasnya, Docker memudahkan pemindahan secara mulus antar environment. Tidak peduli itu mesin pengembangan lokal, infrastruktur cloud, atau server produksi.

Kelebihan inilah yang menjadikan Docker sebagai solusi praktis di mana pengembang bisa lebih berfokus pada penulisan kode. Intinya, mereka tidak perlu mengkhawatirkan soal infrastruktur, Sob.

Cek Konten Lainnya:
Apa Itu Firmware? Fungsi, Plus Minus & Bedanya dari Software

2. Proxmox

Selanjutnya, Proxmox Virtual Environment juga merupakan platform manajemen server open-source dengan distribusi Linux OS berbasis Debian. Platform ini juga merupakan type-1 hypervisor yang bisa menjalankan berbagai mesin virtual besar.

Sebagai platform virtualisasi open-source, Proxmox mendukung dua teknologi. Keduanya adalah Linux Container (LXC) dan Kernel-based Virtual Machine (KVM).

Tidak hanya itu, keunggulan platform ini memudahkan menyediakan backup server yang lebih baik dengan menggunakan interface sama. UI yang relatif ramah pengguna dan fleksibilitas tinggi ikut menonjolkan daya tarik untuk para pengguna.

Perbedaan Docker vs Proxmox

Setelah mengenali kedua platform ini, apa yang menjadi perbedaannya? Terdapat empat hal utama yang dapat kita perbandingkan sekaligus menjadi pertimbangan.

1. Fokus Utama

Perbedaan pertama terdapat pada fokus utama kedua platform. Tidak terbantahkan lagi bahwa keduanya memiliki fungsi yang kurang lebih sama, yakni sebagai platform virtualisasi.

Docker lebih menekankan containerization sebagai fokus utamanya. Fokus inilah yang menjadikannya cocok dalam menawarkan cara ringan untuk menjalankan aplikasi dalam lingkup terisolasi lebih mulus.

Sementara itu, Proxmox memiliki fokus manajemen infrastruktur lebih luas. Tepatnya, platform ini menyediakan manajemen virtualisasi lebih kompleks sehingga mampu memanage container LXC dan mesin virtual.

2. Penggunaan Resource

Kedua, penggunaan resource ikut menjadi faktor pembeda antara Docker vs Proxmox. Seperti yang terungkap sebelumnya, Docker lebih berfokus dalam menjalankan aplikasi secara instan dengan cara containerization.

Maka dari itu, keunggulan ini menjadikannya lebih efisien dalam hal penggunaan resource. Artinya, container Docker dapat berjalan menggunakan system resource secara minimal.

Sementara itu, Proxmox juga mendukung containerization. Tetapi tidak seperti Docker, platform ini juga mendukung virtualisasi penuh. Fungsi ini terlihat memiliki penggunaan resource yang lebih berat, setidaknya ini menjadikannya sangat fleksibel.

Cek Konten Lainnya:
Mengenal IPV4: Jenis, Kelas & Bedanya dengan IPV6

3. Kemudahan Penggunaan

Docker sangat terkenal dengan portabilitas dan efisiensi, menjadikannya mudah untuk terinstal dalam lingkup berbeda. Tetapi, platform ini juga merupakan command-line utility secara default.

Faktanya ini mungkin akan menyulitkan pengguna yang masih awam dengan Docker karena learning curve lebih curam. Pasalnya, sebagian besar penggunaan harus menggunakan command-line.

Lain halnya dengan Proxmox, platform ini memiliki interface berbasis web, membuatnya mudah bagi pengguna untuk menjalankan seluruh tugas dalam manajemen sistem.

Faktanya, Proxmox berdasarkan framework ExtJS JavaScript yang menyediakan overview secara ekstensif tentang task history dan system log setiap node-nya.

4. Skalabilitas dan Ketersediaan

Terakhir, dalam skalabilitas, Docker memiliki fitur bernama Swarm. Artinya, platform ini bisa terpakai untuk membuat dan menjalankan cluster node Docker. Setiap node tersebut berisi sebuah Docker daemon dan dapat berinteraksi dengan API yang sama.

Proxmox berfokus pada ketersediaan tinggi. Berarti platform ini bisa membuat berbagai virtual server dengan ketersediaan tinggi di beragam platform. Ketersediaan tinggi ini didukung oleh migrasi dan penggunaan kluster secara langsung.

Docker vs Proxmox, Mana yang Terbaik?

Jadi, mana yang terbaik? Docker atau Proxmox? Jawabannya mungkin bergantung dari kebutuhan kamu, Sob. Apakah kamu ingin berfokus pada kecepatan, kemudahan penggunaan, atau manajemen komprehensif?

Jika kamu ingin berfokus pada pengembangan dan penyebaran aplikasi secara efisien, Docker akan lebih cocok. Tentunya, Docker sudah menjadi standar bagi proses pengembangan bagi pengembang, administrator, dan ahli IT.

Terlebih, platform ini juga cocok untuk membangun dan memanage aplikasi lebih kompleks dengan kebutuhan komponen tertentu. Bahkan, platform ini menyederhanakan setiap proses mulai dari pengembangan sampai manajemen.

Jika ingin kemudahan penggunaan dan manajemen virtualisasi lebih komprehensif, Proxmox lebih cocok untuk kamu. Tentunya, Proxmox lebih menarik bagi pembuat platform untuk memanage container dan mesin virtual dalam satu kesatuan.

Cek Konten Lainnya:
Apa itu OpenSID? Keunggulan dan Cara Install di cPanel

Bahkan, sudah banyak ahli IT dan tim DevOps memakai Proxmox. Terdapat fitur menarik seperti teknologi virtualisasi dan containerization lebih canggih serta dukungan komunitas.

VPS-Docker
VPS-Docker

Itulah pembahasan perbedaan Docker vs Proxmox. Keputusan tetap di tangan kamu apakah ingin memilih Docker atau Proxmox. Pertimbangkan apa fitur dan keunggulan masing-masing sebelum memakainya.

Ingin VPS murah dengan fitur lengkap dan berkualitas? Dapatkan VPS Docker di Jagoan Hosting dengan penawaran terbaik sekarang juga!

FAQ

Apa perbedaan fokus Docker dan Proxmox?

Docker fokus pada containerization untuk menjalankan aplikasi dengan penggunaan resource lebih ringan. Sementara itu, Proxmox berfokus pada pembangunan infrastruktur lebih luas.

Bagaimana penggunaan resource pada Docker dan Proxmox?

Docker mengedepankan efisiensi karena container lebih ringan, sedangkan Proxmox memiliki penggunaan resource lebih berat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Kelebihan dan Kekurangan Cloud Hosting untuk Websitemu
Read More
Kelebihan dan Kekurangan Cloud Hosting untuk Websitemu
Bisa dibilang bahwa saat ini banyak pengguna yang semakin tertarik menggunakan cloud hosting, daripada shared hosting. Perlu diketahui…
blue screen microsoft
Read More
Akibat Blue Screen Microsoft Pengguna Windows di Berbagai Negara Terdampak
Blue Screen Microsoft akhir-akhir ini menjadi sorotan, utamanya bagi pengguna Windows. Bahkan, CEO Microsoft, Satya Nadella mengklaim, ada…