Bagi yang sering bergulat di bidang pengembangan perangkat lunak, pastinya sering mendengar tentang Jenkins. Ini adalah alat open-source yang fungsinya mengotomatisasi proses pembuatan aplikasi.
Alat canggih ini berguna mengurangi risiko kesalahan dan mempersingkat waktu pengembangan aplikasi. Penasaran apa lagi kelebihannya dan bagaimana cara kerjanya?
Yuk, bedah sama-sama jawabannya melalui pembahasan di bawah ini!
Apa itu Jenkins?
Jenkins adalah alat berbasis Java yang sengaja didesain guna memudahkan proses pengembangan software atau CI/CD. Prosesnya terdiri dari perancangan pengujian, hingga penerapan software.
Supaya setiap langkah dari proses tersebut efisien, ada ratusan plugin dalam Jenkins yang bakal mempercepat pekerjaan kamu. Alur pengembangan ini lebih dikenal dengan istilah pipeline.
Berbagai plugin otomatisasi membuat alat ini hampir tidak bisa dipisahkan dari DevOps. Dengan alat ini, kamu sebagai software engineer tak perlu pusing-pusing menguji aplikasi.
Alat ini mampu menemukan kode yang bermasalah, menambahkan cabang kode, hingga menguji build otomatis. Asyiknya lagi, alat ini menggunakan sumber daya terbuka alias bisa digunakan di Windows, MacOs, atau Linux.
Fitur Jenkins dalam Pengembangan Software
Bukan tanpa alasan alat ini banyak dipakai para software engineer. Alat ini mampu membuat hal-hal kompleks jadi lebih mudah dilakukan. Ini berkat beberapa fitur yang dapat kamu temui di dalamnya, beberapa fiturnya yaitu:
1. Monitoring Codebase
Fitur satu ini memudahkan proses monitoring kode sumber secara otomatis. Dengan begitu tugas kamu tinggal memastikan hasil logging menunjukkan status yang diinginkan.
Fitur ini membantu proses monitoring yang akurat, sehingga bisa diberi langkah peninjauan yang tepat.
2. Plugin yang Kaya
Banyak sekali pilihan plugin yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi CI/CD. Ini memungkinkan karena Jenkins CI CD mendukung integrasi pihak ketiga.
Kamu bakal menemukan aneka alat pengujian, sistem distribusi, manajemen proyek, hingga manajemen versi.
Dukungan berbagai fitur canggih ini menjamin proses pengembangan software lebih mudah dan menyenangkan.
Jenkins Docker termasuk salah satu fitur yang didukung dan memungkinkan otomatisasi build dalam kontainer selama pengujian maupun produksi. Karena pengujian di dalam kontainer, tak perlu khawatir build memengaruhi build yang lain.
3. Pengujian Otomatis
Pastinya setiap software butuh diuji kualitasnya. Jenkins mampu melakukan tugas ini untukmu.
Kamu bisa melakukan pengujian fungsi, unit, atau integrasi. Pilihannya beragam tinggal disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Manajemen Build
Manajemen build juga jadi lebih mudah dengan hadirnya alat ini. Salah satu fiturnya mampu menghasilkan build otomatis dari codebase.
Selain itu, alat ini juga mampu mendistribusikan builds ke berbagai server. Sehingga penggunaan sumber daya lebih terkontrol dan efektif.
5. Report yang Detail
Kamu juga akan dibuatkan laporan mendetail dan mudah dibaca. Laporan yang dimaksud seperti laporan pengujian, build, hingga metrik tertentu mengenai kualitas software.
Cara Kerja Jenkins secara Umum
Setelah berkenalan dengan fitur-fiturnya, wajib juga pahami cara kerjanya. Pastinya penasaran bagaimana alat ini melakukan hal-hal kompleks secara otomatis. Biar lebih mudah dipahami, cara kerjanya dipecah menjadi langkah-langkah berikut:
- Prosesnya dimulai dari monitoring sekiranya ada perubahan di sistem kontrol versi, misalnya Git.
- Apabila ditemukan perubahan pada sistem, alat ini akan mengganti dengan kode terbaru secara otomatis.
- Alat ini akan mulai proses build otomatis. Prosesnya dimulai dari kompilasi kode, pengujian sampai kode-kode tersebut dikemas menjadi software.
- Proses build dan pengujian yang berhasil akan membuahkan software yang siap dibawa ke proses berikutnya. Proses selanjutnya software diuji secara bertahap, baru kemudian diproduksi.
- Selama proses pengembangan software, kamu bisa memanfaatkan segala fitur yang sudah terintegrasi. Misalnya fitur hasil pengujian, notifikasi status build, riwayat build, serta laporan monitoring codebase.
- Selama tahap produksi, alat ini membantu konfigurasi software mengenai kebutuhan sumber daya, pengaturan database, hingga server.
- Alat ini juga memantau software setelah didistribusikan jika muncul masalah, sehingga bisa diambil langkah-langkah yang dibutuhkan.
Siklus CI/CD ini bisa saja diulang beberapa kali. Khususnya jika umpan balik para pengguna masih kurang puas terhadap kualitas software.
Kelebihan dan Kekurangan
Saat memutuskan ingin menggunakan alat ini, pertimbangkan kelebihan dan kekurangannya terlebih dulu. Supaya nantinya kamu semakin memahami fungsi Jenkins dalam pengembangan software. Berikut penjelasannya:
Fungsi dan Kelebihan
- Alat ini berbasis open-source, sehingga mudah dikonfigurasi sesuai kebutuhan dan dapat digunakan di berbagai sistem operasi.
- Antarmuka yang intuitif dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan software engineer.
- Mudah diintegrasikan berbagai fitur dari pihak ketiga untuk mempermudah proses CI/CD.
- Fitur-fitur otomatis untuk mengembangkan software dari tahap build, pengujian, hingga penyebaran.
- Mempermudah proses distribusi tugas-tugas build ke mesin yang berbeda-beda agar pengembangan software lebih cepat selesai.
- Mengurangi risiko kesalahan akibat manusia saat mengelola codebase atau pengembangan software.
- Membantu membuat laporan pengujian yang detail dan komprehensif, sehingga berguna sebagai bahan evaluasi.
Kekurangan
- Memerlukan server dengan performa tinggi supaya proses otomatisasi tidak terhambat.
- Bagi yang belum terbiasa dengan Jenkins mungkin merasa bingung cara melakukan konfigurasi awal.
- Semakin besar proyek pengembangan software yang dilakukan, maka semakin besar pula sumber daya server yang dibutuhkan.
- Bisa memunculkan titik lemak dalam struktur software jika tidak didukung dengan konfigurasi yang tepat.
- Membutuhkan keterampilan administrasi sistem yang mumpuni untuk memelihara alat ini.
Contoh Penggunaannya
Dalam mengembangkan software dengan alat ini, pastinya akan melalui tahapan yang secara umum sama. Ketika kamu mengubah kode ke repositori utama, alat ini membantu supaya codebase menggunakan kode terbaru.
Sistem yang saling terintegrasi ini memudahkan proses pembangunan software. Selanjutnya software dilakukan pengujian otomatis secara efisien guna menghindari human error.
Alat ini akan langsung menginformasikan kepada software engineer mengenai hasil pengujian. Hasil dibuat menjadi laporan yang mudah dipahami.
Maka setelah semua proses berhasil dilakukan, alat ini membantu mengunggah software tersebut ke server produksi.
Optimasi Jenkins dengan VPS Terbaik
Tetapi tahukah kamu? Biar alat ini lancar melakukan proses CI/CD tanpa gangguan, kamu perlu server dengan kinerja tinggi, seperti VPS. Jagoan Hosting punya paket VPS performa terbaik yang pantas dijadikan andalan untuk optimasi alat ini.
Dengan VPS yang tepat, kamu bebas melakukan konfigurasi server kebutuhan agar CI/CD lancar. Stabilitas uptime dan kapasitas bandwidth yang unlimited juga siap memfasilitasi perkembangan pipeline kamu ke depannya.
Maka paling tepat gunakan VPS untuk memastikan Jenkins berjalan dengan lancar, cepat, dan bebas hambatan selama digunakan. Tak usah bingung, pilih VPS Hosting Jenkins dengan Performa Terbaik dari Jagoan Hosting
FAQ
Apa yang dimaksud dengan Jenkins?
Ini adalah sebuah alat yang membantu software engineer dalam melakukan CI/CD supaya minim kesalahan.
Apakah Jenkins berbayar?
Mengingat sifatnya open-source, alat ini gratis alias tidak berbayar.
Bagaimana cara kerja jalur Jenkins?
Alat ini membantu mengembangkan software kamu dengan berbagai plugin dan fitur fungsional. Prosesnya dimulai dari build, produksi, hingga menjadi software yang siap didistribusikan.