Mau mengelola konfigurasi server dengan lebih mudah? Atau ingin mengotomatiskan deployment aplikasi? Kamu wajib pakai Ansible, Sob!
Tools yang satu ini akan menjadi solusi terbaik kamu sebagai pekerja IT. Sebagai alat yang powerful, ada banyak fitur yang bisa kamu manfaatkan.
Seperti apa tools ini dan bagaimana cara menggunakannya? Yuk, simak dulu.
Apa Itu Ansible?
Ansible adalah tools open source yang dikembangkan oleh RedHat dengan tujuan mengatur perangkat lunak, konfigurasi, hingga penerapan aplikasi. Kamu bisa mengotomatiskan semua proses konfigurasi termasuk pengelolaan server.
Bahasa yang digunakan di dalamnya cukup sederhana yaitu YAML yang mudah untuk dibaca manusia. YML akan menerjemahkan tugas dan bekerja dengan berbagai macam sistem dan teknologi.
Sampai saat ini, banyak pekerja IT yang menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak.
Fitur Utama Ansible
Ada cukup banyak fitur yang tersedia di dalamnya, antara lain:
1. Lightspeed
Fitur yang pertama ini mengandalkan IBM Watsonx Code Assistant yaitu tools AI generatif yang mengotomatisasi konten. Baik itu untuk mempelajarinya, membuat hingga memelihara konten jadi lebih efisien.
Fitur ini akan menerima perintah yang dimasukkan pengguna dan menghasilkan rekomendasi kode dari IBM. Kode yang dihasilkan merupakan yang terbaik sehingga bisa berfungsi dengan andal.
2. Plug-In
Tersedia juga fitur plug-in yang akan menambah pengalaman kustomisasi demi meningkatkan produktivitas dan mempercepat adopsi otomasi. Pengguna bisa mendapatkan pembelajaran terpadu dari perpustakaan interaktif.
Plug-in yang tersedia terintegrasi dengan automation hub dan Red Hat OpenShift Dev Spaces Integrated Development Environment (IDE).
3. Otomatisasi
Fitur ini merupakan container gambar yang akan memberikan hasil konsisten dan juga portable. Gambar container bertujuan memastikan bahwa otomatisasi berjalan secara konsisten di berbagai jenis platform.
Berkat fitur ini, kamu bisa bekerja dengan lebih andal, terukur, dan juga cepat di berbagai platform. Otomatisasi bekerja pula dengan mengurangi risiko penyimpangan dan menurunkan kompleksitas.
4. Pengontrol Otomasi
Fitur Ansible ini merupakan sarana untuk mengontrol seluruh tugas. Baik itu tugas untuk mengelola antarmuka aplikasi, visualisasi alur kerja, role-based access control (RBAC), dan continuous delivery (CI/CD).
Selama menggunakan fitur ini, kamu bisa mengelola inventory dan mengatur alur kerja dengan mudah. Begitu juga untuk mengatur perubahan yang terjadi dan mengintegrasikan semua jadwal sekaligus membuat laporan.
5. Automation Mesh
Fungsi dari fitur ini adalah untuk memberikan framework yang simpel dan terpercaya. Kamu dapat mengontrol semuanya secara terpusat dan menyediakan jaringan otomatisasi secara global.
Automation mesh dapat mengeksekusi langsung ketika terjadi interupsi sehingga meminimalisir terjadinya downtime.
6. Content Collection
Ansible juga memiliki fitur content collection yang merupakan format standar untuk mengorganisir plug-in, module, hingga playbooks. Kamu bisa mengakses konten, menggunakannya kembali, hingga membagikannya.
7. Automation Hub
Fitur ini merupakan pusat repository yang bisa kamu temukan dan gunakan untuk mengatur semua konten. Tujuan fitur ini adalah untuk mempercepat proses otomasi sehingga pekerjaan jadi lebih mudah.
Ketika terdapat konten baru, fitur ini akan membantu kamu mendeteksinya. Begitu juga untuk membuat custom repository untuk memudahkan validasi.
8. Analytic dan Insight
Tidak kalah penting, kamu juga akan lebih mudah mengecek apakah otomasi berjalan dengan baik melalui fitur analytic dan insight. Kamu akan terus mendapat informasi terbaru, apakah proyek berjalan baik atau justru gagal.
Beberapa hal yang bisa kamu pantau antara lain, potensi downtime, keamanan, hingga masalah performa. Dengan begitu, kamu bisa mengambil langkah perbaikan dengan lebih cepat.
9. Development Tools
Ada juga beberapa tools untuk pengembang yang tersedia, seperti eksekusi perintah ad-hoc. Tools ini berfungsi untuk mengeksekusi perintah dalam beberapa sistem sekaligus.
Ditambah lagi tools orkestrasi multi-node yang memungkinkan kamu untuk mengorkestrasi tugas di beberapa node. Kamu juga bisa menangani jumlah sistem besar untuk implementasi di skala yang lebih besar.
Mengenal Cara Kerja Ansible
Berdasarkan cara kerjanya, Ansible akan menghubungkan server dan mengeksekusi perintah di dalam server tersebut memanfaatkan SSH. Bisa juga melalui WinRM (Windows Remote Management) dengan bahasa YAML.
Tugasnya telah ditentukan melalui playbook, baru setelah itu, mesin kontrol akan mengeksekusi perintah tersebut. Mesin kontrol mendorong perubahan konfigurasi ke dalam node dengan SSH atau WinRM untuk memudahkan komunikasi.
Supaya kompleksitas tugas menjadi lebih sederhana, di dalam cara kerjanya terdapat modul yaitu skrip prabayar yang dipanggil playbook. Berkat modul maka pengguna bisa lebih mudah untuk menginstal dan menciptakan perangkat lunak.
Playbook memiliki banyak cakupan variabel serta pernyataan kondisional supaya konfigurasi yang kompleks dapat diselesaikan dengan mudah. Peran playbook di dalam tools ini sangat besar untuk berbagai pengerjaan proyek.
Bagaimana Cara Menggunakan Ansible?
Kamu bisa menggunakan Ansible di perangkat Mac, Ubuntu hingga Windows. Sebelum menggunakannya, pastikan dulu host dan server bisa terkoneksi dengan SSH tanpa password.
Jika sudah, kamu bisa ikuti langkah berikut ini untuk instal dan konfigurasinya:
- Instal terlebih dahulu versi terbaru Ansible dan lakukan konfigurasi dengan memasukkan command berikut:
sudo apt update
sudo apt install software-properties-common
- Setelah itu kamu bisa menambahkan Enable PPA dan masukkan perintah:
sudo apt-add-repository ppa:ansible/ansible
- Klik Enter untuk mendapatkan penambahan PPA dan refresh indeks paket sistem dengan memasukkan perintah:
sudo apt update
- Jika sudah update, lanjutkan dengan perintah:
sudo apt install ansible
- Sekarang kamu sudah bisa menggunakannya untuk mengelola host. Caranya adalah dengan menambahkan command:
Sudo nano example.yaml
- Kamu bisa mempelajari bagian file yang muncul dan semua file YAML harus dimulai dengan tiga tanda hubung yaitu ‘— -’ yang menunjukkan awal dokumen.
- Sedangkan untuk baris host akan dipisahkan oleh titik dua, contohnya ‘- hosts: server01’.
- Selanjutnya, untuk konfigurasi host dan IP server maka bisa menambahkan ‘Sudo nano /etc/hosts’ dan IP servernya.
- Apabila ingin menjalankan playbooks maka kamu bisa menambahkan perintah:
Ansible-playbook namafile.yaml
Tidak terlalu sulit untuk kamu menjalankan Ansible, pekerjaan menjadi lebih mudah karena otomatisasinya. Apalagi dengan penggunaan YAML, kamu tidak perlu menambahkan kode untuk operasionalnya.
Ekosistemnya juga cukup besar, sehingga kamu bisa menemukan berbagai solusi penggunaannya dan tugas umum. Menariknya lagi, tools ini bisa bekerja di berbagai sistem, baik itu Windows hingga Linux.
Tidak ada kata sulit lagi untuk menyelesaikan pekerjaan di bidang IT. Pakai tools yang bisa mengotomasi pekerjaan kamu jadi lebih ringan.
Lebih mudah lagi jika kamu pilih VPS dengan dukungan Ansible di Jagoan Hosting. Kamu bisa memilih berbagai paket VPS dari Jagoan Hosting yang punya unlimited bandwidth dengan kecepatan transfer tinggi.
FAQ
Apakah perlu pengkodean untuk menggunakan Ansible?
Tidak, karena ada otomatisasi yang membuatnya bisa dibaca manusia tanpa kode.
Apa keterbatasan yang dimiliki Ansible?
Keterbatasannya adalah tidak adanya status yang bisa menyulitkan dalam mengatasi tugas yang kompleks.
Dapatkan Ansible bekerja tanpa SSH?
Bisa, cukup dengan memilih plugin dengan koneksi apapun untuk mengelola container croot, lxc, dan jail secara lokal.