Jika ingin meningkatkan performa aplikasi dengan sistem caching, kamu akan mendengar memcached dan redis. Keduanya sama-sama mampu mengelola data agar aplikasi lebih cepat. Tetapi antara memcached vs redis, harus pilih yang mana?
Untuk menentukan pilihan terbaik, pertimbangkan dulu fitur masing-masing. Mulai dari bagaimana kinerja, kemampuan mengelola data, serta skalabilitas keduanya. Karena sebetulnya keduanya mempunyai tujuan berbeda.
Biar tak salah pilih, mari simak dulu ringkasan berikut dan temukan mana yang cocok dengan kebutuhan!
Apa itu Memcached?
Memcached sudah ada dari lama, meski begitu fungsinya sangat relevan hingga kini. Sistem ini menyimpan data di internal RAM guna memaksimalkan kinerja aplikasi.
Ini yang membuatnya lebih cepat, karena tidak perlu menunggu data terkirim dari database.
Sifatnya juga open source, sehingga memungkinkan data disimpan ke beberapa server. Contoh aplikasi yang menggunakannya yaitu Twitter, Facebook, dan YouTube.
Apa itu Redis?
Sistem caching ini juga bersifat terbuka. Memang lebih baru dibandingkan caching sebelumnya, karen diluncurkan pada 2009. Tujuan awal pengembangannya untuk mengelola penyimpanan data dengan metode pasangan kunci-nilai.
Kalau dibandingkan antara memcached vs redis, sebetulnya caching ini terkenal karena mampu menangani beban besar secara cepat. Oleh karenanya caching ini sering menjadi solusi efektif untuk mengelola data secara langsung.
Sistem ini sudah didukung fitur persistensi. Maka, data akan tetap terjaga meski server bermasalah. Tak heran Instagram sudah mengadopsinya.
Perbedaan Memcached dan Redis
Biar pembahasan memcached vs redis semakin lengkap, mari bedah satu per satu apa yang keduanya tawarkan:
1. Fungsi dan Kegunaan
Memcached
Utamanya berfungsi untuk mengelola penyimpanan data di RAM. Data yang disimpan adalah data yang sering dipakai.
Cara kerja ini yang turut mendorong performa agar semakin cepat seperti kilat. Kegunaan utamanya untuk menyimpan hasil query database dan web caching.
Redis
Fungsinya mirip seperti sebelumnya, tetapi ada sedikit perbedaan pada metode penyimpanan datanya. Yaitu menggunakan metode snapshotting dan append-only-file (AOF).
Karena menggunakan metode tersebut, sistem ini mampu menjaga data secara persisten. Ditambah mendukung tipe data kompleks, seperti list, set, dan masih banyak lagi.
Kalau membutuhkan sistem untuk menangani beban tinggi aplikasi, sistem ini cocok karena dirancang guna menghadapi hal tersebut.
2. Kinerja
Memcached
Soal memcached vs redis dari segi kinerja, yang pertama adalah pemenangnya. Sistem ini mampu mengambil data dalam hitungan milidetik, karena sejak awal dirancang dengan fitur secukupnya.
Berkat hal itu, sistem ini memiliki kinerja paling cepat dari jenis caching yang lain. Sayangnya tidak ada dukungan data kompleks, hanya data-data sederhana saja.
Redis
Jenis ini masih kalah kalau soal performa. Pasalnya banyak fitur-fitur berat di dalamnya yang memungkinkan proses multitasking dengan lancar. Ini yang memicu berkurangnya performa kalau diminta mengambil data.
Meski begitu kecepatan performanya masih unggul dibandingkan solusi penyimpanan data lain yang sejenis.
3. Kemampuan Persistensi
Memcached
Kalau membandingkan memcached vs redis aws mengenai persistensi, kamu pasti sudah tahu mana yang unggul.
Sayangnya sistem ini tidak didukung persistensi bawaan. Maka dari itu, data akan hilang jika sistem error atau bermasalah.
Data tidak akan disimpan, dan ini lumayan merepotkan kalau belum ada cadangan data. Beruntungnya sistem versi terbaru menyediakan fitur pemulihan data melalui DAX.
Redis
Jenis ini memiliki fitur persistensi dari awal pengembangan. Dengan fitur ini, data-data tetap akan aman dan tersimpan meski server sedang gagal.
Sistem ini menggunakan metode AOF dan snapshotting untuk menjalankan fitur ini. Dengan snapshotting, data disimpan ke disk selama jangka waktu tertentu.
Sedangkan fitur AOF membantu penyusunan data berdasarkan perintah khusus secara sepenuhnya.
4. Fitur Lanjutan
Memcached
Mengingat memang sengaja dibuat sederhana, maka tak heran kalau fiturnya terbatas. Tidak ada fitur klasterisasi, replikasi, atau sistem perpesanan pub-sub.
Redis
Kalau memcached vs redis, sistem ini justru menawarkan fitur-fitur lanjutan untuk menangani masalah yang sama rumit. Beberapa fiturnya seperti klasterisasi, menajemen waktu kedaluwarsa, replikasi, dan lainnya.
Contoh Penggunaan Redis vs Memcached
Keduanya memiliki peranan yang berbeda. Untuk gambaran, ketahui masing-masing contohnya berikut:
Redis
- Sistem antrian: Berguna mengatur antrian tugas secara FIFO.
- Papan peringkat skor game: Mampu mengelola papan peringkat game secara up to date.
- Manajemen session: Menyimpan session user setelah menjelajahi web, dengan begitu data tersebut tak langsung hilang meski server mati.
- Analisis real-time: Mampu menghitung data secara real time, misalnya menghitung jumlah pengunjung aktif sebuah web.
Memcached
- Caching API: Menyimpan respon API sehingga tak perlu proses ulang
- Caching query database: Menjaga query sementara guna meminimalisir beban server ketika datang permintaan masuk
- Menyimpan data session: Melindungi session sederhana meski tak memiliki fitur persistence
- Menjaga data penting: Menyimpan data penting yang rutin pengguna minta.
Mana yang Lebih Baik Redis atau Memcached?
Kalau soal yang terbaik, itu tergantung dari kebutuhan. Redis komprehensif dan pengaturannya mudah mengikuti kebutuhan. Sehingga sangat cocok guna mengelola penyimpanan aplikasi dengan data kompleks.
Memcached juga tak kalah karena seringkali memberikan performa terbaik. Namun hanya terbatas pada aplikasi sederhana yang mementikan kecepatan.
Maka kesimpulannya balik lagi ke kebutuhan. Ada yang pas untuk caching sederhana, tetapi ada juga sistem caching yang memerlukan fitur lanjutan.
Percepat Performa Web dengan Hosting Andal
Selain mengandalkan memcached vs redis performa, web juga akan lebih optimal dengan memilih server hosting yang tepat. Pilih antara VPS, shared, atau dedicated hosting. Bingung mana yang pas untuk web kamu?
Di Jagoan Hosting, tim support bersertifikasi kamu siap memberikan konsultasi gratis untuk membantu menemukan hosting terbaik sesuai kebutuhan. Dengan jaminan uptime 99.9%, kamu bisa tenang karena website akan selalu online.
Sudah siap punya website dengan performa maksimal? Setelah menentukan memcached vs redis, jangan lupa tancap performa web dengan hosting andal. Dapatkan web hosting murah terbaik di Jagoan Hosting untuk UMKM, instansi, maupun agensi!
FAQ
Apakah memcached SQL atau NoSQL?
NoSQL. Hal ini karena penyimpanan data langsung masuk ke RAM. Dengan begitu membantu mendongkrak web yang berbasis database.
Redis digunakan untuk apa?
Berguna mengelola penyimpanan data dengan sistem nilai-kunci. Maksudnya satu nilai berpasangan dengan kunci khusus. Dengan begitu data-data berlindung di bawah daya tahan yang baik.
Kapan harus menggunakan memcached?
Pilih sistem caching ini untuk menghadapi beban besar. Misalnya untuk caching halaman browser, caching API, bahkan caching objek. Sistem ini mampu menyajikan item cache secepat kilat kurang dari satu detik.
Bisakah data hilang di redis?
Bisa, kalau restart server gagal. Oleh karenanya itu, aktifkan fitur persistence agar datanya tetap aman. Tetapi ketika kehabisan RAM juga berpotensi kehilangan data. Pasalnya sistem mungkin menghapus data lama untuk data baru.