Prototype Aplikasi: Pengertian, Manfaat, dan Cara Membuat

Prototype Aplikasi
Prototype Aplikasi

Pernahkah terbesit dalam pikiranmu kalau aplikasi canggih ternyata pengembangannya melalui proses yang panjang? Sebelum aplikasi meluncur ke publik, pengembang biasanya membuat prototype aplikasi terlebih dulu.

Bagi yang belum pernah dengar, prototype adalah sejenis sketsa atau rancangan awal sebuah aplikasi. Melalui prototype, kamu bisa mengetahui bagaimana tampilan dan cara kerja aplikasi secara keseluruhan. Bila klien sudah saling sepakat, maka developer akan langsung mengembangkannya.

Memang apa pentingnya sebuah prototype dan bagaimana cara membuatnya? Yuk Simak dulu melalui pembahasan berikut!

Apa itu Prototype Aplikasi?

Prototype aplikasi adalah desain atau sketsa sebelum masuk ke tahap pengembangan aplikasi dalam bentuk final. Dengan merancang terlebih dulu, developer bisa mengumpulkan umpan balik atau feedback mengenai aplikasi.

Sketsa ini juga berfungsi sebagai contoh produk yang berfungsi sebagai bahan presentasi di depan tim atau klien. Dengan begitu seluruh anggota tim bisa memahami konsep, tata letak, serta cara kerja dari aplikasi tersebut.

Dalam pengembangannya, ada dua jenis prototipe, yaitu:

  • Evolutionary Prototype: Jenis pengembangan yang terjadi secara terus-menerus supaya aplikasi berhasil memenuhi standar yang ada sebelum rilis.
  • Requirement Prototype: Jenis pengembangan dengan tujuan menggambarkan fungsi serta cara kerja dari aplikasi tersebut supaya sesama developer bisa saling memahaminya.

Pentingnya Membuat Prototype Aplikasi

Sebelum peluncuran aplikasi ke publik, ada serangkaian uji coba yang terjadi di balik layar. Ini pentingnya membuat prototipe sebelum memulai pengembangan aplikasi. Dalam bentuk prototipe, kamu sebagai developer bisa meminta saran dan kritik dari para pengguna.

Cek Konten Lainnya:
Cara Membuat Perpustakaan Digital Paling Mudah

Segala masukan tersebut dijadikan acuan utama supaya aplikasi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna. Seringkali masukan dari pengguna lahir menjadi fitur-fitur unik di aplikasi tersebut.

Dengan memiliki sketsa aplikasi yang diketahui para pengguna, aplikasi akan lebih mudah diterima oleh pengguna saat resmi dirilis nanti. Secara tidak langsung, ini juga mencegah risiko aplikasi rugi akibat pengguna enggan menggunakan aplikasi.

Manfaat Prototype Aplikasi

Prototype aplikasi bukan sekadar sketsa yang asal dibuat. Ini memiliki manfaat untuk pengembangan aplikasi secara jangka panjang. Berikut keuntungan ketika kamu memutuskan membuat prototipe saat mengembangkan aplikasi:

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pengguna

Mengetahui kebutuhan pengguna memang tahapan yang tergolong tidak mudah. Di sini prototipe berperan sebagai media untuk mengidentifikasi serta mengetahui kebutuhan pengguna.

Dengan mengumpulkan segala masukan, kamu sebagai developer dapat menemukan apa yang perlu diprioritaskan dan apa yang perlu ditambahkan berikutnya di aplikasi tersebut.

2. Memudahkan Presentasi Cara Kerja Aplikasi

Selama pengembangan aplikasi pasti akan ada tahap presentasi. Dengan memiliki desain awal, kamu bisa mempresentasikan aplikasi dengan mudah. Karena hasil akhirnya terlihat, audiens jadi lebih mudah memahami arah pengembangan aplikasimu.

3. Patokan dalam Mengembangkan Aplikasi

Karena sudah ada desain awal, itu bisa dijadikan sebagai patokan untuk mengembangkan aplikasi. Prototipe akan memperlihatkan kelebihan dan kekurangan sebuah aplikasi, sehingga kamu bisa memperbaiki dengan solusi yang tepat supaya aplikasi semakin sempurna.

Contoh Prototype Aplikasi

Ada beberapa contoh prototipe yang patut kamu kenali. Dengan mengetahuinya, kamu bisa memilih mana yang lebih pas untuk prototype aplikasi web maupun mobile. Berikut penjelasan lebih rincinya:

1. Low-fidelity Prototype

Contoh yang pertama adalah prototipe sederhana yang berupa sketsa-sketsa dari rancangan awal aplikasi. Rancangan tersebut dibuat dengan menggunakan flowchart supaya alur kerjanya bisa dipahami dengan mudah.

Karena berupa sketsa sederhana, terkadang prototipe ini terkesan kurang menarik untuk menarik perhatian pengguna.

2. Paper Prototype

Sesuai namanya, prototype aplikasi ini menggunakan kertas sebagai media utamanya. Rangkaian awal aplikasi dijelaskan dengan kertas. Meski begitu, penyampaian hasil produknya tetap optimal kalau dibuat dengan alur yang jelas.

Cek Konten Lainnya:
AWAS, Data WordPress Lenyap Seketika

3. High-fidelity Prototype

Ini adalah prototipe lanjutan dan paling kompleks dibandingkan contoh-contoh sebelumnya. Dengan ini, pengguna bisa melihat langsung contoh aplikasi yang akan dikembangkan nantinya. Pengguna bisa berinteraksi dengan desain awal aplikasi tersebut.

Akan tetapi prototipe ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar daripada contoh-contoh sebelumnya.

Software Pembuatan Prototype Aplikasi

Kalau melihat contoh prototype aplikasi mobile maupun web, mungkin terpikir bagaimana cara membuatnya, bukan? Sebetulnya ada beberapa software yang bisa membawa desain awalmu menjadi contoh aplikasi yang nyata, yaitu:

1. Axure RP

Digunakan untuk membuat prototipe interaktif dan fungsional. Biasanya dipakai oleh developer berpengalaman. 

Bahkan untuk membuat prototype aplikasi di sini tidak memerlukan coding sama sekali, padahal fiturnya lengkap termasuk user testing dan banyak tutorial yang membantumu semakin akrab dengan aplikasi ini. Sayangnya Axure RP tidak tersedia dalam versi gratis.

2. Balsamiq

Aplikasi ini dipergunakan membuat desain aplikasi dalam bentuk chart. Di dalamnya ada dukungan whiteboard dan notepad untuk memudahkan presentasi alur kerja. Sayangnya aplikasi ini tidak cocok dipakai untuk berkolaborasi.

3. Figma

Aplikasi Figma ini paling komprehensif karena sudah terintegrasi Slack, Microsoft Team, hingga Avocode. Penggunaannya cocok untuk membuat UI website atau aplikasi. Sifatnya juga fleksibel dan aksesnya bisa dari segala perangkat.

Langkah Pembuatan Prototype Aplikasi

Pembuatan prototipe melalui proses yang panjang, karena harus memastikan standar-standar yang ada berhasil terpenuhi. Namun secara garis besar, langkah-langkah dalam membuat desain awal aplikasi biasanya melalui:

  • Menentukan apa saja proses input dan output yang akan terjadi.
  • Memilih unified modelling language (UML) supaya proses pengembangannya konsisten.
  • Mengembangkan interface terlebih dulu.
  • Kemudian melakukan uji coba prototipe secara keseluruhan.
  • Mencatat kekurangan yang perlu perbaikan.
  • Menguji coba prototipe yang sudah selesai.
  • Selesai. Prototipe akan berkembang menjadi aplikasi utuh untuk dinikmati para pengguna.
Cek Konten Lainnya:
React Native vs Flutter: Pilih yang mana?

Luncurkan Aplikasi dengan VPS Murah Unlimited Bandwidth

Sebagai developer, pastinya sudah tidak sabar meluncurkan aplikasi yang sudah jadi ke para pengguna. Biar pengguna mendapatkan pengalaman maksimal selama menggunakannya, pastikan aplikasi menggunakan hosting terbaik.

VPS Indonesia dari Jagoan Hosting adalah pilihan yang tepat, karena memiliki uptime 99.9% serta skalabilitas tinggi. Itu perpaduan yang tepat untuk memfasilitasi aplikasi yang masih berkembang, sehingga kamu mudah upgrade saat trafik aplikasi mulai meningkat.

Soal harga tak perlu khawatir, tidak ada biaya tersembunyi selama menggunakan VPS NextGen. Yuk, segera kembangkan prototype aplikasi menjadi aplikasi bebas hambatan dan bebas akses dengan VPS Murah Indonesia di Jagoan Hosting. Hubungi tim expert kami untuk VPS dengan kustomisasi tinggi sesuai kebutuhan!

FAQ

Apa itu prototipe dalam aplikasi?

Prototype aplikasi adalah desain awal sebuah aplikasi yang di dalamnya tidak berisi koding fungsional. Ada yang jenisnya hanya tampilan saja, ada juga yang interaktif dan tombolnya responsif.

Apakah prototipe penting?

Ya, karena tidak mungkin sebuah aplikasi rilis ke publik tanpa adanya desain awal. Dengan memiliki desain awal, kamu bisa mengetahui bagaimana aplikasi bisa fungsional nantinya. Ini juga memungkinkan feedback dari pengguna biar aplikasi semakin bagus.

Apa cara paling hemat biaya untuk membuat prototipe aplikasi?

Pilih metode throwaway prototyping kalau mau biayanya hemat dan cepat. Cara ini tetap memungkinkan pengguna untuk memberikan feedback, tetapi biaya tidak habis hanya untuk merancang desain awal aplikasi.

Berapa biaya pembuatan prototipe aplikasi?

Tergantung dari jenis yang kamu pilih. Semakin interaktif sebuah contoh aplikasi, maka biayanya akan semakin besar, bahkan bisa mencapai jutaan rupiah.

Kapan pengujian prototype dilakukan?

Tahap ini terjadi ketika developer ingin meluncurkan aplikasi baru atau mengembangkan aplikasi yang sudah ada. Tujuannya supaya developer bisa tau kepuasan pengguna setelah menggunakan aplikasi tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
incognito mode
Read More
Incognito Mode – Definisi, Fungsi, Kelebihan & Kekurangannya
Pada saat menjelajahi Internet di Google Chrome, kamu mungkin pernah sengaja maupun tidak sengaja masuk ke dalam incognito…