Apa sih bedanya copywriter dan content writer? Dua profesi yang tugasnya sama-sama menulis tapi ternyata beda. Dua bidang yang dianggap serupa padahal ada bedanya. Kalau kamu gimana, Sob. Masih merasa bingung dengan perbedaan dari kedua profesi ini nggak? It’s okay kalau kamu masih bingung untuk membedakan keduanya. Bakalan Mimin bantu jelasin apa aja sih perbedaan di antara dua profesi di bidang tulis-menulis ini.
Simak baik-baik, ya!
Edukatif vs Promotif
Ayo tebak… Mana kata yang menggambarkan copywriter dan mana kata yang menggambarkan content writer?
Edukatif, kata ini merupakan kata yang menggambarkan gaya penulisan seorang content writer. Profesi ini bertugas membuat tulisan yang menjelaskan sebuah tema atau topik. Bahasannya beragam, bergantung pada topik-topik yang sedang dikerjakan. Makanya, mereka wajib memiliki pengetahuan yang luas.
Promotif adalah kata yang menggambarkan copywriter. Profesi ini bertugas membuat tulisan yang memuat kalimat-kalimat promosi. Tujuannya? Tentu saja untuk mempromosikan sebuah produk pada pembacanya.
Informatif vs Persuasif
Masih membahas tentang gaya penulisan. Kira-kira mana kata yang menggambarkan masing-masing profesi?
Informatif adalah gaya penulisan yang perlu dimiliki content writer. Mereka perlu membuat tulisan yang memuat jawaban-jawaban dari hal-hal yang ingin diketahui orang. Sedangkan copywriter bertugas untuk menggoyahkan hati pembaca agar membeli atau melakukan sebuah aksi setelah membaca tulisan tersebut.
Panjang vs pendek
Pada umumnya tulisan content writer cenderung panjang. Rata-rata berisi 500 hingga 1000 kata. Nggak jarang bisa melebihi jumlah kata tersebut. Semakin banyak bahasan yang perlu diulas, maka semakin banyak kata yang dibutuhkan. Sebaliknya, copywriter biasanya menulis tulisan-tulisan pendek. Eits, meskipun pendek tulisannya juga impactful banget!
Jumlah kata yang dibutuhkan keduanya jelas berbeda. Tapi jangan dianggap remeh, masing-masing penulis menghadapi tantangannya tersendiri. Content writer harus membuat tulisan yang efektif dan copywriter harus mengolah kata semaksimal mungkin.
Traffic vs Konversi
Kalau dilihat dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, kira-kira traffic dan konversi merupakan tujuan dari penulis yang mana, sih?
Traffic adalah goal utama dari tulisan-tulisan milik content writer. Selanjutnya, konversi menjadi tujuan dari tulisan copy. Keduanya bisa berkolaborasi untuk mencapai goal yang selaras.
Riset topik vs Riset pasar
Topik apa yang akan dibahas, apa saja tema yang harus diangkat, dan bagaimana gaya bahasa yang pas adalah pertanyaan yang perlu dipecahkan seorang content writer. Mereka perlu mencocokkan diri mereka dengan selera para pembaca dan calon pembacanya. Caranya? Ya dengan riset topik!
Jauh berbeda dengan copywriter yang tugas risetnya adalah di bidang pemasaran. Dasar dan tujuan dari tulisan copy yang mereka buat memang berkaitan erat dengan pemasaran produk. Jadi nggak salah kalau mereka perlu melakukan riset pasar sebelum memulai menulis. Misalnya nih para copywriter Jagoan Hosting yang melakukan riset pasar untuk tau siapa saja yang memerlukan layanan VPS Indonesia dan Hosting Terbaik dari kami.
SEO vs non-SEO
Biasanya alurnya gini, Sob. Content writer melakukan optimasi dengan SEO lewat tulisannya. Setelah itu copywriter akan mengambil alih tugas dengan tulisan non-SEO. Tujuannya adalah untuk meningkatkan traffic dan diarahkan pada tujuan konversi oleh para copywriter.
Blog vs Iklan
Lat but not least adalah platform yang biasa digunakan. Blog adalah “tempat nongkrong” content writer, sedangkan iklan adalah “taman bermain” para copywriter. Keduanya punya arena yang berbeda tapi besar kemungkinan harus berkolaborasi untuk mencapai tujuan akhir yang sama.
Sekian dulu informasi seputar bedanya copywriter dan content writer. Kalau kamu punya ide topik yang perlu dibahas di blog Jagoan Hosting, bisa komen atau bisikin Mimin di media sosial kami. Sampai jumpa di artikel lainnya, Sob!