Ada berbagai cara untuk belajar backend development. Tujuannya, selain menambah ilmu dan skill set baru, juga untuk menata jenjang karir ke depan. Hal ini dikupas tuntas dalam kegiatan What’s on Jagoan Hosting bersama Narai Coder.
Dalam kegiatan ini, juga memberikan pengetahuan baru terkait isu yang terjadi di dunia backend developer. Apa saja ulasannya?
Pengenalan Peran Backend Developer
Dalam sebuah pekerjaan, backend developer berperan untuk mengembangkan fitur pada bagian server side. Misalnya, mengembangkan fitur untuk melakukan penerbitan invoice secara otomatis, aktivasi paylater, dan otomasi penagihan bulanan.
Pada bagian ini, Backend Developer Team, Prima Syams memberikan pengenalan dasar mengenai backend. Ada beberapa bahasa pemrograman yang biasa digunakan, yakni golang dan php. Tak hanya itu, ada juga rangkaian tools yang biasa digunakan untuk kebutuhan database.
Untuk database relasional menggunakan MariaDB. Sedangkan dokumen menggunakan MongoDB. Sedangkan, arsitektur sistem yang digunakan antara lain monolith (dijalankan pada satu server) dan microservice (yang menggunakan beragam server).
Sementara, pada bagian security, perlu melakukan validasi input sebelum disimpan ke database. Jangan lupa juga untuk menerapkan autentikasi, otorisasi dan tidak mengekspose data sensitif.
Dalam hal ini, harus melakukan monitoring, yang paling penting adalah resource dan hardware yang digunakan. Kedua monitoring performa aplikasi dan log monitoring digunakan untuk analisa log dari aplikasi.
Alur Komunikasi
Ada beberapa alur komunikasi yang dilakukan. Misalnya, ada sistem meeting daily standup dan sprint planning. Sedangkan, untuk dokumentasi dan knowledge base: outline knowledge base sebagai alternatif dari confluent.
Untuk kolaborasi, bisa menggunakan berbagai platform, misalnya github atau bitbucket.
Tahapan Karir
Dalam tahapan karir, seseorang yang bergerak sebagai backend developer bisa mempelajari satu bahasa pemrograman sampai paham. Salah satu caranya, bisa melakukan eksplorasi backend framework sesuai dengan bahasa yang dipelajari.
Sehingga, perlu adanya pemahaman tentang struktur data dan algoritma. Karena biasanya digunakan sebagai bahan untuk tes di beberapa perusahaan.
Untuk pemahaman tentang database relasional dan noSQL itu juga penting. Sebab, sebagai backend developer akan berkutat dengan database management.
Disini, yang paling penting adalah mempelajari version control bagaimana caranya berkolaborasi menggunakan git dan setelah belajar itu semua, implementasinya dengan membuat suatu project backend.
Tren Terbaru
Saat ini, ada satu tren yang menjadi bahan perbincangan, yakni bahasa rust yang digadang-gadang akan lebih cepat performanya dari golang. Kedua, yang paling baru adanya devin, yang menjadi first AI Software Engineer.
Hal ini menimbulkan keresahan bagi software engineer. Sebab, hal ini dikhawatirkan bisa menggantikan kinerja mereka. Tools tersebut bisa build project, mulai dari scratch sampai tahap deploy atau rilis.
Namun, masih ada beberapa hal yang masih membutuhkan manusia. Sebab, permasalahan yang diselesaikan lebih kompleks. Sehingga, tak hanya membutuhkan tools AI saja.
Pekerjaan sebagai software engineer melibatkan lebih dari sekadar menulis kode; itu melibatkan kreativitas, pemecahan masalah, dan pemahaman konteks yang kompleks. Meskipun AI telah membuat kemajuan yang signifikan dalam otomatisasi tugas-tugas yang repetitif, pekerjaan software engineer memerlukan lebih dari sekadar eksekusi algoritma.
Ini mencakup pengambilan keputusan kompleks yang mempertimbangkan konteks bisnis, kebutuhan pengguna, dan aspek non-teknis lainnya yang sulit
Uraian di atas merupakan cara singkat dan cepat belajar backend development. Untuk mendapatkan ilmu lainnya, baca terus artikel kami, yah!