Ciri Website Terkena DDoS dan Cara Mengatasinya

ciri website terkena DDoS

Ada banyak cara untuk mengetahui apakah perangkat dan server kamu terserang DDoS atau nggak. Kamu bisa melihat hal tersebut dari berbagai ciri website terkena DDoS. Untuk bisa tau apakah kamu diserang oleh para hacker atau nggak, kamu perlu memperhatikan ciri-ciri tersebut.

Sebelum membahas seputar ciri-ciri serangan DDoS pada website, ada baiknya kamu memahami apa itu DDoS attack atau serangan DDoS.

Apa itu DDoS?

Ciri website terkena ddos
gambar dari unsplash

DDoS atau distributed denial of services adalah serangan yang paling umum dan paling besar. DDoS biasa digunakan oleh para hacker untuk menyerang orang, perusahaan atau bahkan pemerintahan. Tujuan utama dari serangan ini bisa beragam. Mulai dari mencuri informasi hingga serangan politik seperti yang terjadi pada Hongkong di tahun 2014 lalu.

DDoS dilakukan dengan cara membanjiri server dengan host palsu. Host ini dihasilkan dari bot atau yang juga biasa disebut host zombie. Serangan DDoS bisa membuat website kamu tidak bisa diakses. Kok bisa? Simak cara hacker melakukan serangan pada website pada poin selanjutnya.

Cara hacker melakukan serangan DDoS pada website

Ada banyak cara yang bisa dilakukan hacker untuk menyerang website. Bisa menggunakan virus, bot bahkan perangkat lunak tertentu. Hacker akan menggunakan tiga perantara tersebut untuk melakukan serangan.

Mereka melakukan serangan dengan berbagai cara. Mulai dari membanjiri server website dengan request hingga mengubah konfigurasi melalui script yang berhasil diunduh. Beberapa cara hacker bisa dijelaskan dengan jenis alur serangan berikut:

  1. User Diagram Plot. Hacker akan membanjiri server dengan port secara acak. Ketangguhan server website untuk mengolah load port yang banyak menjadi tamengnya. Kalau server kamu tidak mampu mengelola request port ini, maka server akan down.
  2. Ping of Death. Hacker akan mengirimkan ping sebanyak-banyaknya. Biasanya server memiliki batas ping. Inilah yang disasar oleh hacker agar server tidak kuat mengatasi ping yang masuk.
  3. SYN Flood. Cara ini dilakukan dengan mengirimkan request sebanyak-banyaknya.
  4. Layer Aplikasi. Hacker akan mengirimkan request dari bot yang sangat banyak. Ini biasa digunakan jika calon korban adalah perseorangan.
  5. Menghabiskan volume bandwidth. Setiap server memiliki bandwidth masing-masing. Semakin lemah bandwidth-nya maka semakin rentan pada jenis serangan ini.
Cek Konten Lainnya:
Apa itu FUP (Fair Usage Policy) di Paket Internet Unlimited?

Ciri website terkena DDoS

Gimana caranya agar tau apakah website kita diserang DDoS atau nggak? Coba cek beberapa ciri website terkena DDoS di bawah ini:

  1. Perhatikan bandwidth kamu. Apakah ada penggunaan bandwidth yang mencurigakan atau nggak?
  2. Perhatikan kecepatan respons yang dimiliki website. Apakah website tiba-tiba menjadi tidak responsif dan sulit diakses?
  3. Load CPU meningkat secara drastis tanpa ada eksekusi request apapun.

Cara antisipasi dan mengatasi serangan

Untuk mengantisipasi dan mengatasi serangan, kamu bisa mencoba melakukan beberapa hal ini, Sob!

  1. Cek keamanan secara berkala
  2. Gunakan layanan hosting yang terpercaya dengan dukungan DDoS Protection
  3. Memilih server dengan bandwidth yang lebih besar
  4. Lengkapi dengan SSL (Secure Sockets Layer)

Untuk bisa melakukan langkah-langkah di atas, kamu mungkin akan memerlukan bimbingan ahli. Kamu perlu memilih layanan hosting terpercaya seperti layanan hosting terbaik yang diberikan Jagoan Hosting.

vps

Nggak cuma itu, untuk bisa memiliki bandwidth yang besar kamu juga perlu memerlukan layanan hosting yang terjamin. Jika memerlukan bandwidth yang jauh lebih besar, kamu bisa beralih pada layanan VPS.

Namun, Sobat Jagoan Hosting nggak perlu khawatir. Semua proses ini akan didampingi para ahli. Para developer Jagoan Hosting akan membantu kamu melakukan langkah antisipasi dengan semaksimal mungkin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Inlislite vs Slims
Read More
Inlislite vs Slims, Mana yang Terbaik untuk Perpustakaan?
Dalam artikel-artikel sebelumnya, kamu tentu sudah mengetahui kalau aplikasi pengelolaan perpustakaan itu ada 2 yaitu inlislite vs slims.…
Digitalisasi Saat Pandemi
Read More
5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Melakukan Digitalisasi Saat Pandemi
Ingin melakukan digitalisasi saat pandemi. Waktu yang pas, Sob! Di masa pandemi ini, digitalisasi adalah salah satu upaya…