Menguasai bahasa pemrograman CSS (Cascading Style Sheets) sangat diperlukan untuk membuat desain front-end pada sebuah website. Dalam hal ini, Sob dapat menggunakan CSS framework yang akan mempermudah pekerjaan karena tidak perlu melakukan coding dari awal.
Terdapat berbagai contoh CSS framework dengan berbagai fitur dan elemen berbeda-beda.
Agar dapat menemukan mana yang paling tepat, Jagoan Hosting telah merangkum beberapa CSS framework terbaik dan sesuai dengan kebutuhanmu.
Yuk simak selengkapnya pada ulasan berikut!
Apa itu CSS Framework?
CSS framework merupakan sebuah kerangka yang memudahkan para developer dalam mendesain sebuah website, khususnya di bagian front-end.
Dengan menggunakan CSS framework, developer tak perlu lagi untuk membuat coding dari nol lagi.
Selain itu, kamu juga tidak perlu repot lagi karena sudah disediakan berbagai elemen desain di dalamnya.
Mulai dari column, grid, UI, button, icon dan lainnya.
Bahkan kamu juga bisa melakukan copy paste pada setiap elemen dan menyesuaikannya dengan desain website yang dibuat.
Jadi dengan memahami cara menggunakan CSS framework, tentu kamu dapat membuat front-end website menjadi lebih efektif dan cepat.
Contoh CSS Framework Terbaik
Terdapat berbagai macam pilihan CSS framework yang bisa kamu coba.
Nah, agar dapat menemukan framework CSS yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, berikut adalah beberapa contoh yang bisa kamu jadikan referensi. Yuk simak!
1. Bulma
Bulma adalah open source responsif berbasis Flexbox yang modern dan telah digunakan oleh lebih dari 200.000 developers.
Bulma mempunyai berbagai fitur lengkap yang sudah tersedia dan siap untuk digunakan. Bulma memiliki layout yang kreatif dan variatif.
Selain responsif, Bulma juga memiliki grid system yang sederhana, sangat mudah dipelajari, sangat cepat jika ingin dikustomisasi, full screen vertical centering, tidak memerlukan JavaScript, dan memiliki komunitas pengguna yang cukup besar.
Baca juga: Mengenal Apa Itu .NET Framework, Fungsi, dan Cara Kerjanya
2. PureCSS
Pure CSS cocok bagi para pemula karena mudah dioperasikan dan ukuran modulnya pun sangat kecil serta dikemas dalam format file Gzip yang minim namun efisien.
Pure CSS mempunyai tampilan menarik, grid yang responsif, dan juga cocok digunakan untuk berbagai browser.
3. Materealize
Materialize mempunyai banyak fitur dan dapat memudahkan developer untuk membuat website yang responsif namun menarik.
Selain memiliki banyak fitur, Materialize juga mampu mempertahankan performa website dengan baik.
Pasalnya, Materialize sangat modern, dan didesain dengan sangat spesifik sehingga dapat digunakan untuk memudahkan berbagai keperluan pekerjaan.
Materialize mengusung pengembangan website yang cepat, fokus pada user experience, dan penggunaannya mudah.
3. Vuetify
Mirip dengan Materialize, Vuetify juga mengusung pengembangan website yang cepat dan penggunaannya mudah.
Dengan begitu, developer dan para pengguna Vuetify mampu mengurangi waktu kerja dan bisa berfokus pada website yang sedang dikembangkan.
Baca juga: Apa itu MVC? Manfaat & Contohnya pada Framework
4. Kube
Kube merupakan framework berbasis Flexbox yang sangat ringan.
Gayanya sangat sederhana dan fokus pada pembuatan alat bantu, membuat Kube dapat membantu proses pengembangan website.
5. Bootstrap
Bootstrap merupakan framework CSS open source terpopuler di kalangan developer.
Bootstrap diperkenalkan oleh Twitter dan tentunya, Twitter sendiri juga menggunakan Bootstrap ini sebagai CSS framework mereka.
Bootstrap mempunyai keunggulan cepat, mudah, dan rapi.
Dengan Bootstrap, kamu juga bisa mengunduh source code framework Bootstrap.
Beberapa fitur lain yang dimiliki Bootstrap antara lain yaitu fitur button dan typography, fluid container, responsiveness, form, grid system, JavaScript Toolkit (tooltip, dropdown menu, modal, dan lain-lain), dan layout tampilan website.
6. VPS Indonesia
Lebih dari 36% pelanggan VPS di Jagoan Hosting adalah seorang developer.
Hal ini membuktikan bahwa VPS Indonesia adalah media yang pas dan cocok digunakan oleh para developer untuk membuat website.
Spesifikasi yang ditawarkan oleh VPS Indonesia juga cocok untuk mereka yang ingin mengembangkan aplikasi ataupun website bahkan termasuk website toko online.
7. Skeleton
Skeleton cocok digunakan untuk proyek web dengan skala kecil. Maka dari itu, Skeleton ini cocok bagi pengguna yang lebih gemar mengakses web dari perangkat smartphone.
Skeleton memiliki beberapa elemen HTML standar namun telah memuat fitur-fitur yang lebih dari cukup untuk memulai sebuah website.
Skeleton memiliki kemampuan responsif yang sangat baik dan mobile friendly tentunya, sehingga sangat baik diakses melalui mobile phone.
Baca juga: 7 Framework PHP Terbaik yang Mudah dan Sering Digunakan Developer
8. Foundation
Foundation merupakan framework CSS dari ZURB yang ditujukan untuk kalangan profesional. Foundation dibutuhkan untuk pengkodingan HTML email yang membutuhkan tampilan menarik.
Foundation juga memiliki hampir semua fitur yang diperlukan sebuah framework, antara lain mudah dibaca, dapat disesuaikan, mobile-first, aksesibilitas yang tinggi, desain yang responsif dan lebih cepat.
Maka dari itu, dengan Foundation, kamu bisa merancang situs web dan aplikasi dengan mudah dan dapat diakses dari perangkat apa saja.
9. Semantic UI
Dengan HTML yang human-friendly, Semantic-UI memiliki kelebihan-kelebihan lain seperti HTML yang ringkas, JavaScript yang intuitif, debugging yang sederhana, memiliki variabel tema yang tinggi sehingga memudahkanmu untuk membuat variasi desain website secara lengkap.
Semantic-UI memiliki koleksi, tampilan, dan modul yang mencakup keseluruhan interface design.
Selain itu, Semantic-UI juga dirancang sangat responsif dan mobile friendly.
Kelebihan Menggunakan CSS Framework
Setelah mengetahui pengertian dan contoh CSS framework, secara garis besar, tentu kamu pasti sudah bisa menangkap apa saja kelebihannya.
Adapun beberapa kelebihan menggunakan CSS framework adalah sebagai berikut.
1. Mudah Untuk Pemula
Pertama, CSS framework sangat mudah digunakan untuk pemula.
Cukup dengan menguasai basic HTML dan CSS saja, kamu sudah bisa menciptakan front-end yang baik dengan bantuan framework.
Selain itu setiap CSS framework juga memiliki panduan dan dokumentasi yang detail.
Baca juga: Apa itu Laravel? Fitur dan Kelebihan Laravel dibanding Framework lainnya
2. Menghasilkan Performa Stabil
Berikutnya, CSS framework juga dapat menghasilkan performa yang stabil karena hampir semuanya bersifat open-source.
Kamu bisa memastikan setiap kode yang dirancang akan minim dari isu seperti kode yang typo atau error.
Dengan begitu, kualitas performa website dan aplikasi pun bisa stabil dan bekerja dengan responsif.
3. Dilengkapi Sistem Grid
Grid adalah struktur yang berbentuk garis horizontal, garis vertikal, atau garis diagonal.
Dengan begitu, CSS framework dapat memudahkanmu untuk mengatur setiap elemen UI pada layout agar rapi dan terstruktur.
4. Elemen Siap Digunakan
Terakhir, CSS framework dibekali dengan berbagai elemen yang siap digunakan, mulai dari tombol, navigasi, tipografi dan sebagainya dapat berfungsi maksimal dan tidak menyulitkan pengguna.
Tips Memilih Framework CSS yang Tepat
Lalu, bagaimana tips memilih framework yang tepat? Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Menyesuaikan Konsep Desain Website
Pertama, kamu harus mengenali dahulu website atau aplikasi seperti apa yang akan dibuat.
Berikut ini adalah rekomendasi framework CSS berdasarkan masing-masing jenis website atau aplikasi.
Jenis Website / Aplikasi | Framework CSS |
Website / aplikasi yang minimalis. | PureCSS |
Website / aplikasi untuk enterprise. | Bulma, Bootstrap dan Foundation |
HTML email | Foundation |
Baca juga: Cara Import Database MySQL dengan phpMyAdmin untuk Pemula!
2. Memilih CSS Framework dengan Berbagai Fitur
Kemudian saat memilih CSS framework, utamakan untuk memilih yang telah dilengkapi dengan beragam fitur seperti:
Desain yang Responsif
Berkaitan pada kenyamanan pengguna saat mengunjungi website / aplikasi.
Mobile Friendly
Pilih CSS framework yang mampu menghasilkan kualitas website / aplikasi optimal di perangkat apa pun.
Browser Support
Gunakan framework yang bekerja secara responsif di segala browser.
3. Menentukan Bahasa Pemrograman Framework
Selanjutnya, kamu juga harus tahu bahasa pemrograman apa yang ingin digunakan saat menggunakan CSS framework.
Ada beberapa framework yang hanya menggunakan bahasa pemrograman standar seperti HTML.
Di sisi lain, ada juga framework yang memakai bahasa pemrograman lebih kompleks seperti CSS dan JavaScripts.
Maka dari itu, sesuaikan dengan skill bahasa pemrograman yang kamu kuasai agar tidak mengalami kesusahan ya, Sob!
4. Memastikan CSS Framework dapat Dikostumisasi
Terakhir, pastikan framework CSS yang kamu pilih dapat dikostumisasi. Pasalnya, framework yang bisa dikustomisasi akan memberikan kamu ruang untuk berkreasi.
Dengan begitu, kamu bisa memiliki front-end yang sesuai dengan karakter branding milikmu dan juga menghindari tampilan yang serupa pada pengguna lain.
Itulah pengertian, kelebihan, contoh, serta tips memilih CSS framework yang tepat. Nah, mana di antara daftar di atas yang paling sesuai dengan kebutuhanmu?
Bisa dikatakan, framework CSS adalah solusi bagi kamu yang akan membuat desain front-end website secara efektif dan menarik. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Baca juga: Engagement Rate: Pengertian, Cara Cek dan Tips Meningkatkan