Kebanyakan orang memilih database hosting yang tidak bikin kantong kering. Padahal itu belum tentu bagus. Setiap perusahaan pasti punya skala database tersendiri. Itu artinya butuh hosting yang kapasitasnya mumpuni.
Salah menggunakan hosting bisa mengganggu performa database. Tak mungkin hosting sederhana mampu menangani big data, karena bisa menyebabkan bottleneck atau situasi ketika permintaan pengguna melebihi kemampuan server.
Sebagai akibatnya database menjadi down. Guna menghindari masalah tersebut, yuk pahami tips-tips memilih hosting untuk database!
Apa itu Database Hosting?
Database hosting adalah hosting dengan spesifikasi khusus untuk menjalankan sebuah database. Jenis hosting ini identik dengan ruang penyimpanan yang besar, karena bertujuan untuk menjadi wadah ribuan hingga jutaan data perusahaan.
Kamu mungkin berpikir kenapa perusahaan butuh database? Tujuannya tentu supaya perusahaan mudah mengakses data-data. Database juga berfungsi untuk menjaga data-data dari risiko keamanan.
Tetapi database memerlukan hosting yang tepat supaya bisa menjadi andalan. Apalagi kegunaannya biasa untuk mengelola data aplikasi toko online, sosial media, hingga website perusahaan.
Jenis Database Hosting
Sebetulnya jenis-jenisnya tidak jauh berbeda dengan hosting biasa. Jenisnya ada yang hosting mandiri hingga web hosting database yang langsung ditangani provider. Mana yang tepat untukmu? Temukan jawabannya sebagai berikut:
1. Cloud Database Hosting
Database hosting ini menyimpan data dalam server virtual. Ini membuat kapasitas penyimpanannya lebih besar serta skalabilitas lebih tinggi. Pasalnya hosting tidak terlalu bergantung pada perangkat fisik, sehingga lebih hemat tempat dan anggaran.
Kalau kamu membutuhkan fleksibilitas dalam menentukan spesifikasi yang diinginkan, maka hosting ini cocok menjadi pilihan.
2. Dedicated Database Server Hosting
Jenis database dedicated hosting ini memberikan konfigurasi yang lebih bebas, karena kamu akan diberikan satu server khusus. Kamu tidak akan berbagi layanan dengan pengguna lain. Karena hal itu, database lebih stabil dalam menghadapi gangguan.
3. Managed Database Hosting
Managed hosting adalah layanan yang mengelola database untukmu. Layanannya mencakup konfigurasi, skalabilitas, hingga pemeliharaan database. Cocok untuk kamu yang belum punya tim khusus untuk mengelola database.
Cara Memilih Hosting Database
Umumnya orang memilih database yang paling murah, tetapi jangan sampai karena itu performa database jadi terganggu. Bisa-bisa perusahaan merugi akibat database yang sering downtime. Biar tidak salah pilih, gunakan tips-tips berikut ini:
1. Kapasitas Penyimpanan
Pertimbangkan berapa besar kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan untuk database. Semakin besar ukuran database, maka semakin besar pula kebutuhan akan ruang penyimpanannya.
Besarnya ruang penyimpanan bertujuan supaya data-data tetap optimal meski lalu lintas sedang tinggi. Maka biar performanya tetap maksimal, pastikan menggunakan kecepatan CPU dan RAM yang sama besar.
2. Ketersediaan Server
Pilih database hosting dengan garansi uptime minimal 99.9%. Angka tersebut adalah angka minimal guna memastikan performa database tetap stabil.
Hal ini penting sekali, apalagi kalau aplikasi perlu mengambil data langsung dari server. Uptime yang tinggi memungkinkan data mudah diakses tanpa khawatir gangguan.
3. Skalabilitas
Skalabilitas adalah kemampuan menambah skala atau ukuran untuk memfasilitas tuntutan perusahaan.
Dengan kemampuan ini, kamu bisa menambah skala database hosting solutions untuk meningkatkan kinerjanya. Kamu juga bisa menurunkan skala hosting sekiranya ingin menghemat anggaran hosting.
4. Keamanan
Periksa apa saja fitur keamanan yang ditawarkan oleh database hosting. Setidaknya hosting memiliki perlindungan terhadap DDoS, enkripsi data yang kuat, serta backup otomatis.
Perpaduan ketiga fitur tersebut mampu melindungi data sensitif guna mencegah risiko kebocoran data.
5. Dukungan Pelanggan
Tips lain yang perlu kamu perhatikan yaitu kualitas dukungan pelanggan. Dengan adanya dukungan pelanggan yang aktif, tandanya provider tersebut terpercaya.
Pilihlah provider dengan dukungan pelanggan yang tersertifikasi dan aktif selama 24/7. Tujuannya supaya kamu bisa cepat mendapatkan jawaban ketika terjadi suatu masalah.
6. Jenis Hosting
Selanjutnya, tentukan dulu jenis database hosting yang diinginkan untuk database hosting. Beberapa jenis yang umum yaitu VPS, managed, hingga dedicated hosting.
Poin sebelumnya sudah membahas keunggulan masing-masing jenis hosting tersebut. Sehingga kamu bisa menjadikannya sebagai patokan.
Intinya managed hosting lebih cocok kalau kamu belum punya tim khusus yang menangani database. Sedangkan kalau sudah punya tim profesional dan anggaran yang cukup, VPS adalah pilihan terbaik karena fitur-fiturnya.
7. Anggaran
Anggaran juga tak kalah penting sebagai pertimbangan dalam memilih database server hosting. Selalu pilih hosting database yang tidak melebihi anggaran, tanpa mengesampingkan fitur-fiturnya.
Jika anggarannya terbatas, pilihlah hosting yang menawarkan skalabilitas. Kemampuan tersebut memudahkan kamu untuk mengembangkan hosting ketika sudah memiliki anggaran lebih.
Perbedaan Hosting Database dan Hosting Biasa
Perbedaan utamanya terdapat pada spesifikasi hosting untuk database. Mengingat database hosting berguna untuk menjalankan data dalam jumlah besar, maka butuh performa hosting yang kuat pula.
Hosting database mempunyai performa yang unggul mengenai RAM, CPU, dan ruang penyimpanan. Sedangkan hosting biasa membutuhkan spesifikasi yang begitu tinggi, karena fungsi utamanya untuk menyimpan konten website.
Soal keamanan, hosting database seringkali memiliki enkripsi yang kuat dan perlindungan DDoS, yaitu serangan yang mengganggu layanan jaringan. Fitur ini melindungi agar data tetap aman dari risiko peretasan.
Dengan fitur tersebut, hosting biasa lebih cocok untuk menjalankan website dengan database sederhana. Sementara hosting database khusus untuk mengelola database besar dan kompleks.
Rekomendasi Database Hosting Terbaik
Untuk menemukan database VPS hosting terbaik, pastikan untuk memeriksa performa, fitur skalabilitas, dan perlindungan DDoS. Jagoan Hosting punya solusi hosting dengan pilihan Cassandra, MongoDB, Redis, dan masih banyak lagi.
Aplikasi database hosting dilengkapi dengan uptime 99.9% agar performa stabil serta kemampuan memproses data 10x lebih cepat. Langsung saja, serahkan Database Hosting untuk Berbagai Kebutuhan Database ke ahlinya!
FAQ
Apa itu database dalam hosting?
Database hosting services adalah hosting untuk menayangkan database atau basis data ke internet. Hosting ini umumnya menyediakan penyimpanan di cloud atau memori internal.
Hosting artinya apa?
Pernahkah berpikir bagaimana suatu aplikasi atau web bisa diakses dari berbagai perangkat? Ini karena web bersifat online ketika menggunakan hosting. Web menjadi bisa eksis di internet. Tetapi hosting juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan konten web.
Apa saja contoh hosting?
Contoh hosting yang tersedia saat ini meliputi cloud atau VPS, dedicated, dan shared. Setiap jenis menawarkan performa dan keunggulan tertentu. Jika ingin menggunakannya, pertimbangkan memilih hosting yang sesuai kebutuhan.
Bagaimana cara kerja file hosting?
File hosting bekerja ketika ada pengguna yang terdaftar masuk ke ruang penyimpanan file. Jika sudah masuk, pengguna bisa mendapatkan, memperbarui atau menghilangkan data yang ada.
Apa contoh server file?
Contoh server penyimpanan file berbasis cloud meliputi OneDrive, DropBox, Google Drive, Box, dan masih banyak lagi. Apa pun server yang bisa dipakai untuk menyimpan, mencadangkan, dan melindungi file dari kehilangan, maka itu tergolong server file.