Keberadaan database version control tools sangat penting bagi siapapun yang berkecimpung dalam dunia software development. Sebab, melacak dan memodifikasi data ternyata bukan sekadar me-manage file dan source code.
Pasalnya, sebuah data version control akan membantu kamu mengurangi risiko kegagalan saat pada termodifikasi, Sob! Maka, butuh tool bagus agar sekumpulan data bisa menyatu dengan repository yang kuat.
Inilah mengapa tool ini berbagai fungsi penting. Dua di antaranya sebagai pelacak perubahan source code untuk mencegah konflik dan juga pelindung source code dari kerusakan akibat human error.
Lantas, apa saja rekomendasi tool version control untuk melacak source code pada database? Apa saja berbagai keuntungannya?
Keuntungan Database Version Control
Pertama, sebuah tool version control menawarkan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut untuk melancarkan dan memaksimalkan pengelolaan database secara efisien. Berikut adalah beberapa keuntungannya:
- Peningkatan visibilitas
- Memudahkan kolaborasi antar anggota tim
- Deployment yang lebih efisien
- Kemudahan dalam melakukan rollback database
- Syarat audit dan penyesuaian yang mudah
- Meminimalkan peluang terjadinya error
- Lebih menghemat waktu saat rework
Daftar Rekomendasi Database Version Control Tools
Selanjutnya, apa saja tool yang kerap terpakai untuk mengelola database version. Kami telah menemukan lebih dari 12 rekomendasi sebagai berikut:
1. Neptune.ai
Pertama, neptune.ai atau terkenal dengan nama Neptune telah mendapat pujian sebagai tool tracker experimen yang paling terukur. Pasalnya, tool ini memiliki fokus kuat pada tim yang melatih model pondasi.
Keuntungan dari tool ini di antaranya memudahkan dalam memonitor data dalam jumlah masif dan membanding ribuan metrik dengan mudah. Biasanya, Neptune bekerja secara ringan dalam data versioning dengan cepat.
2. Git
Selanjutnya, ada Git yang merupakan database version control tools yang marak terpakai oleh para engineer. Tidak mengherankan bahwa tool open-source ini tersedia secara gratis.
Melalui tool ini, setiap anggota tim bisa mengakses berbagai file dari local repository. Git juga menyediakan kemudahan dalam mengatur proses atau workflow secara fleksibel sambil mendeteksi kasus data corruption secara efektif.
3. LakeFS
Berdasarkan semantik yang mirip Git, LakeFS juga merupakan tool open-source untuk manajemen database version. Tool ini akan membantu melakukan scale data menuju Petabytes dengan menggunakan S3 atau GCS untuk storage.
Cara kerjanya juga kurang lebih mirip dengan Git, yakni menggunakan branching model yang membuat data sesuai dengan ACIS (Atomicity, Consistency, Isolation, dan Durability). Dengan begitu, perubahan dapat menyatu dan rollback secara privat.
4. Pachyderm
Selanjutnya, ada Pachyderm yang merupakan platform controlled data science yang membantu mengontrol sebuah life cycle. Platform ini sangat fleksibel untuk setiap jenis proyek machine-learning.
Tentunya, tool ini mendukung berbagai file tidak memandang tipe dan size, termasuk bentuk binary dan plain text. Selain itu, Pachyderm memudahkan dalam eksperimentasi dengan data tertentu dalam branch terpisah dari master branch.
5. Project Nessie
Terinspirasi dari GitHub, Project Nessie merupakan salah satu database version control tools open-source populer. Tool yang terkenal dengan nama Nessie ini memudahkan dalam meng-update dan pengaturan dataset sambil mempertahankan versi konsisten.
Nessie juga mendukung data management berformat Apache Iceberg. Maka, tool ini akan memudahkan melakukan version control table Apache Iceberg saat mengelola perubahan data.
6. Mercurial
Mercurial juga merupakan tool control management open-source dengan interface intuitif. Dibangun menggunakan Python, tool ini sangat mudah penggunaannya dan tidak membutuhkan maintenance begitu banyak.
Keuntungan dari tool ini terdapat pada fitur keamanan lebih baik daripada kebanyakan pesaingnya. Terlebih, dokumentasinya telah mendapat pujian karena memudahkan bagi kontributor non teknis.
7. DVC
Sama seperti Mercurial, DVC merupakan version control system open-source dengan fokus proyek machine-learning. Tool ini membantu membangun pipeline sebuah proyek tanpa memandan penggunaan bahasa.
Pengguna bisa menggunakan berbagai tipe storage dalam DVC sambil melacak perubahan secara lengkap setiap model ML. Ada juga tracking metrics yang membantu melacak upaya perubahan gagal dan potensi terjadinya error.
8. XetHub
Meski tergolong closed-source, XetHub adalah sebuah storage solution dengan akses cepat dalam version control. Dengan tool ini, tim bisa mengembangkan proyek machine-learning dengan alat seperti Python dan Git dalam satu repository.
Memang, banyak yang telah memuji XetHub karena akses cepat dalam mengakses repository. Interface-nya sangat fleksibel dalam mengerjakan proyek secara seamless.
9. CVS
Concurrent Version System atau terkenal dengan singkatan CVS adalah alat untuk memanage source code dalam beragam version. Tidak seperti tool lain, CVS akan mempertahankan sebuah copy source code dengan melacak semua perubahan.
Keuntungan inilah yang menjadikan kemudahan review code. Bahkan, reliabilitasnya tergolong tinggi karena tidak bisa commit dengan error.
10. Dolt
Rekomendasi selanjutnya adalah Dolt yang membuat version control database lebih praktis, apalagi saat berkolaborasi dengan tim. Seperti repository git, Dolt memiliki fungsi fork, clone, branch, merge, push, dan pull.
Pengguna bisa menghubungkan database MySQL apapun pada Dolt untuk meng-update data menggunakan command SQL. Maka, command familiar dari SQL seperti mengimpor file CSV bisa kamu lakukan.
11. Lightrun
Tidak kalah dari berbagai rekomendasi sebelumnya, Lightrun adalah sebuah platform observability open-source mengikuti metodologi Git. Dengan tool ini, setiap perubahan yang terjadi bisa masuk audit dan selalu terlacak.
Highlight terbesar tool ini terdapat pada fitur keamanan yang sangat mumpuni. Misalnya, blocklisting, channel komunikasi terenkripsi, dan proses otentikasi lebih ketat. Terlebih, workflow-nya sangat mudah karena menggunakan command-based.
12. Delta Lake
Selanjutnya, ada Delta Lake yang menyediakan berbagai fitur sebagai storage layer open-source. Fitur tersebut termasuk ACID transaction, metadata handling, dan menyatukan processing data dalam batch.
Delta Lake mendukung merge, update, dan delete sebuah operasi untuk kasus lebih kompleks. Data version control dalam tool ini dapat melakukan rollback dan eksperimen machine learning tertentu.
13. HelixCore
Terakhir, HelixCore merupakan version control solution untuk menyederhanakan pengembangan produk lebih kompleks. Cara kerjanya, tool ini akan mengelola dan melacak perubahan pada source code dan file lainnya.
HelixCore menawarkan berbagai kemudahan dalam menyelidiki riwayat perubahan berkat kemampuan terintegrasi dengan alat pihak ketiga. Lebih penting lagi, terdapat fitur keamanan dengan fitur akses dan otentikasi lebih lengkap.
Hal yang Menjadi Pertimbangan saat Memilih Database Version Control Tools
Setelah melihat berbagai rekomendasi tersebut, terdapat berbagai hal yang menjadi pertimbangan sebagai berikut, Sob:
- Kemudahan dalam penginstalan dan penggunaan.
- Mampu memudahkan kerja tim.
- Format tool stack yang terpakai dalam proyek.
- Modalitas data (apakah teks, gambar, dan/atau tabel)
Demikianlah pembahasan rekomendasi database version control tools. Ingin kemudahan solusi online untuk setiap database? Jagoan Hosting Indonesia selalu menyediakan solusi yang siap pakai dengan support 24/7!
Nikmati kebebasan mengelola database secara fleksibel bersama Database Hosting dari Jagoan Hosting! Hubungi WhatsApp kami untuk konsultasi dan diskusi!
FAQ
Apa itu version control database?
Tool version control database merupakan alat yang terpakai untuk mengelola dan melacak segala perubahan pada database untuk memastikan konsistensi.
Mengapa penting menggunakan tool version control?
Sebuah alat version control database memudahkan pelacakan konsistensi, pengelolaan risiko, dan kolaborasi tim.
Apa keuntungan utama database version tool?
Keuntungan utama dari alat ini untuk memudahkan kolaborasi dalam pengerjaan skema database.