Digital advertising adalah metode yang lebih modern dalam mengenalkan produk kepada konsumen.
Dibandingkan generasi sebelumnya yang beriklan pada televisi, media cetak atau media massa lain, generasi masa kini bisa menikmati saluran digital advertising dengan banyak kemudahan yang di tawarkannya.
Lalu apa yang membuat digital advertising lebih efektif? Dan mengapa kita harus menerapkannya pada bisnis?
Tenang, pada artikel kali ini, Jagoan Hosting akan mengulasnya untukmu. Simak sampai habis ya!
Pengertian Digital Advertising
Pernah berpikir kenapa digital advertising sangat banyak digunakan sekarang? Pertanyaan ini akan terjawab jika kita mengetahui konsep dasarnya berikut ini.
Digital advertising adalah metode dalam mengenalkan suatu produk kepada masyarakat luas, Sob.
Bukan sekadar ajakan untuk membeli produk, digital advertising platform yang sangat luas memungkinkan brand mendapatkan eksposur, sehingga meningkatkan brand awareness pada khalayak umum.
Selain itu, digital advertising adalah pelengkap metode organik yang sudah kamu terapkan untuk bisnismu. Sebab metode ini adalah metode anorganik yang kita sebut dengan iklan berbayar, Sob.
Contoh digital advertising yang bisa kita temukan sehari-hari adalah Facebook Ads, Google Ads, serta banyak jenis iklan lainnya. Familiar, bukan?
Perbedaan Digital Marketing dan Digital Advertising
Ruang lingkup digital advertising dengan digital marketing sebetulnya sangat berbeda, Sob. Namun karena kemiripan istilah, banyak orang sering salah mengartikannya. Memang apa sih perbedaannya?
Perlu diketahui bahwa digital marketing merujuk pada strategi umum dalam melakukan pemasaran produk secara digital. Jenisnya pun bermacam-macam mulai dari yang organik hingga berbayar. Misalnya seperti SEO (Search Engine Optimization), SMM (Social Media Marketing), email marketing maupun berbagai jenis paid ads.
Sementara itu, digital advertising adalah istilah khusus yang jadi salah satu pembahasan dalam digital marketing, Sob.
Secara sempit, digital advertising merujuk pada segala jenis paid ads di banyak platform digital.
Jenis Digital Advertising
Agar dapat menerapkannya secara tepat, penting bagi kita untuk mengetahui jenis-jenis digital advertising berikut ini.
1. Social Media Ads
Social media ads dalam digital advertising adalah salah satu yang punya bermacam platform, Sob.
Kamu bisa mencoba Facebook Ads, Twitter Ads, Instagram Ads, atau TikTok Ads untuk memasarkan produkmu.
Namun sebelum mulai memanfaatkan digital advertising platform di atas, kamu harus melakukan riset terlebih dulu dan tidak hanya bergantung kepada iklan berbayar ya. Sebab statusnya yang berbayar tidak menjamin bahwa produkmu akan lebih laku terjual.
Kamu bisa mempertimbangkan platform tersebut untuk mengimbangi metode marketing organik yang telah dilakukan.
Baca juga: Apa itu Social Media Marketing? Manfaat, Platform dan Strategi
2. Email Marketing
Pernahkah kamu mendapatkan email berisi ajakan untuk mendownload ebook? Nah, berarti kamu pernah menjadi target dalam digital advertising berupa email marketing, Sob.
Meskipun demikian, email marketing tidak hanya berisi ajakan untuk mendownload ebook. Email dapat pula di gunakan untuk memberi penawaran spesial, sehingga meningkatkan brand engagement.
3. Native Advertising
Native ads dalam digital advertising adalah jenis iklan yang hampir tidak terlihat seperti iklan, Sob.
Terkenal pula dengan istilah anti-ad, iklan ini terintegrasi dengan baik pada konten, sehingga audiens tidak terganggu dengan keberadaannya.
Meskipun demikian, konten harus tetap memberi keterangan bahwa terdapat paid ads di dalamnya.
Lalu seperti apa contohnya? Misal, kita bisa menulis artikel tentang web hosting kemudian memberi keterangan sekilas tentang Jagoan Hosting yang menyediakan jasa tersebut.
4. Remarketing
Strategi remarketing dalam digital advertising adalah sebuah strategi iklan yang di buat berdasarkan riwayat aktivitas pengguna, Sob.
Sebagai contoh, kamu baru saja melihat toko baju dan memasukkan baju tertentu ke dalam list favorit. Setelah itu, biasanya kamu akan di ingatkan dengan kemunculan iklan baju tersebut dalam layar ponselmu.
Iklan jenis ini tentu lebih bersifat targeted daripada iklan-iklan lainnya, sehingga hasil yang di harapkan pun pasti lebih besar.
5. Display Ads
Display ads adalah iklan yang biasa kita lihat dalam bentuk pop up, banner atau iklan layar penuh dalam aplikasi.
Pada jenis ini, tantangan terbesar dari jenis digital advertising adalah fakta bahwa orang cenderung menghindari atau bahkan tidak menyukai display ads sama sekali.
Oleh karena itu, usahakan iklan yang muncul benar-benar targeted dan memiliki visual yang menarik, sehingga audiens bisa memaklumi keberadaan iklan.
6. Iklan Video
Iklan video adalah salah satu jenis digital advertising yang memungkinkan pengguna lebih tertarik karena formatnya lebih interaktif, Sob.
Meskipun demikian, akan banyak pengguna yang memilih opsi skip daripada melanjutkan iklan video.
Nah, daripada menjadi iklan yang tidak terintegrasi dengan video konten, kita bisa mengubah jenis iklan video ini ke dalam native ads.
7. Search Engine Marketing (SEM)
Jika kita sudah mengenal SEO dalam mengoptimasi performa website, ada pula Search Engine Marketing (SEM) yang membuat websitemu bertengger pada posisi atas pencarian.
Berbeda dengan display ads yang muncul di tengah aplikasi/website, iklan pencarian SEM akan muncul bersamaan dengan banyak website lainnya saat pengguna mengetikkan kata kunci tertentu.
Selain itu, SEM biasanya memunculkan website kita pada pengguna yang sudah pernah mengunjungi website atau melihat produk di dalamnya pada periode waktu tertentu.
Baca juga: 7 Ide Bisnis Digital yang Menguntungkan & Punya Prospek!
Kelebihan dan Kekurangan Digital Advertising
Membicarakan digital ads tentu tidak lengkap tanpa mengetahui kelebihan dan kekurangan digital advertising secara umum. Lalu apa saja plus dan minusnya?
Kelebihan Digital Advertising
- Iklan lebih tertarget
Kelebihan digital ads adalah memungkinkan kita membayar iklan yang lebih tertarget. Dibandingkan iklan media cetak di mana kita tidak tahu siapa saja audiensnya, digital ads memberi kesempatan pada brand untuk menargetkan iklannya hanya pada segmen pasar yang dituju.
- Iklan relatif lebih terjangkau
Iklan jenis Pay per Click (PPC) adalah jenis iklan yang memberi keleluasaan pada pengiklan untuk hanya membayar saat audiens mengklik laman iklan, Sob. Hasilnya, kita bisa mengeluarkan biaya lebih rendah dalam pemasaran produk.
- Bisa memonitor langsung
Dengan pemasangan iklan digital, pengiklan bisa memantau siapa saja yang mengklik iklan maupun orang yang melihatnya. Dari proses ini, kita bisa melakukan evaluasi terkait efektivitas iklan tersebut dengan angka statistik riil.
Kekurangan Digital Advertising
- Keterbatasan ruang
Walaupun digital advertising adalah media yang harus di coba karena keefektifannya, tapi iklan ini memiliki kendala keterbatasan ruang, Sob. Sebab, pengguna handphone hanya memiliki layar kecil guna melihat iklan kita, maka pastikan digital ads tetap ringkas dan singkat.
- Sulit untuk menentukan jenis iklan
Iklan video, PPC, native ads, social media ads tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Nah, dengan anggaran terbatas, kita harus mampu mengalokasikan dana pada jenis iklan yang tepat sesuai dengan segmen pasar.
- Tidak ada jaminan conversion
Apakah paid ads selalu lebih efektif dari organic ads? Meskipun paid ads memiliki jangkauan yang lebih luas, tetapi paid ads tidak serta merta mendatangkan banyak conversion, Sob. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk memasang iklan, kamu harus mengetahui plus minus serta platform terbaik dalam menerapkannya.
Jadi, kamu mau memilih jenis digital ads yang mana, Sob? Kamu dapat mencoba social media ads, iklan video, SEM atau strategi remarketing untuk mendapatkan output terbaik.
Namun, pertimbangkan pilihan tersebut dengan baik ya. Pasalnya, digital advertising adalah media pemasaran berbayar yang akan mengurangi anggaran untuk kegiatan operasional bisnis. Semoga bermanfaat!