Docker compose penting sekali fungsinya. Apalagi kalau kamu lagi membuat aplikasi besar dan kompleks. Dengan fitur ini, kamu dapat menjalankan berbagai kontainer dengan satu perintah saja.
Kontainer di sini memisahkan mana yang menjadi bagian backend, frontend, atau database. Menjalankan satu-satu tentu lumayan repot, tetapi kalau menggunakan compose, maka menjalankannya lebih praktis.
Mau tahu lebih lanjut tentang fitur unggulan ini? Yuk langsung saja simak pembahasannya sebagai berikut!
Apa itu Docker Compose?
Docker compose adalah fitur teknologi unggulan yang membantu deploy aplikasi berbasis multi-kontainer dengan mudah. Aplikasi menggunakan file dengan format .yml atau .yaml untuk konfigurasi.
Dengan menggunakan compose ini, kamu bakal langsung merasakan perubahannya. Alat ini membuat hal kompleks jadi lebih mudah diatur.
Kalau mau tahu lebih jelas tentang interaksi antar komponen aplikasi, kamu bisa melihatnya melalui file konfigurasi.
Ini berbeda dengan docker run yang mana hanya bisa mengeksekusi satu kontainer. Kalau compose mampu mengotomatisasi eksekusi banyak kontainer dengan satu perintah saja.
Perbedaan Docker dan Docker Compose
Tak sedikit yang mengira kalau keduanya sama. Padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Supaya kamu menemukan mana alat yang paling sesuai, cek masing-masing perbedaannya yaitu:
1. Docker
Docker fokus melakukan deploy satu kontainer saja. Kamu patut memilih docker kalau sedang mengembangkan aplikasi sederhana.
Misalnya aplikasi yang membutuhkan satu kontainer. Tetapi jika aplikasi memerlukan beberapa kontainer, solusinya bukan menggunakan docker.
Selain melakukan manajemen kontainer, alat ini juga mampu membuat image dengan format Dockerfile.
2. Docker Compose
Lalu bagaimana kalau kamu membuat aplikasi yang besar? Masih ada alat ini yang merupakan solusinya.
Tidak seperti docker, alat ini mampu melakukan manajemen beberapa kontainer sekaligus. Ini memungkinkan karena compose menggunakan konfigurasi berbasis YAML.
Alat ini fokus menyusun rangkaian interaksi komponen agar bisa aktif dengan satu perintah. Sehingga biasanya digunakan untuk mengembangkan aplikasi web yang menggunakan database.
Alat ini juga mampu menentukan jaringan, volume, dan layanan sebuah aplikasi. Dengan begitu tugasmu semakin praktis dalam manajemen kontainer.
Fitur Docker Compose
Alat ini mempunyai senjata-senjata unggulan yang disukai pengguna. Khususnya dalam melakukan manajemen aplikasi dengan fitur kontainer. Biar kamu lebih akrab dengan fiturnya, pahami pembahasan berikut:
1. Mengelola Multi-Kontainer
Alat ini sangat membantu kamu menjalankan kontainer-kontainer aplikasi. Tak perlu memerintah satu per satu, yang mana bisa memakan waktu.
Hanya dengan compose, satu perintah langsung mengaktifkan seluruh kontainer. Otomatis menjalankan aplikasi dengan alat ini jadi lebih praktis.
2. Memisahkan Lingkungan dalam Satu Host
Kalau kamu mempunyai beberapa aplikasi di satu mesin, kamu membutuhkan alat ini. Docker compose mampu memisahkan lingkungan-lingkungan aplikasi tanpa mengganggu satu sama lain.
Fitur ini sangat berguna, terutama kalau kamu hendak menguji atau mengembangkan aplikasi berbasis kontainer.
3. Menyimpan dan Mencegah Data Hilang
Fitur lain yang patut kamu ketahui juga yaitu mengenai kemampuan dalam menyimpan data penting.
Ketika ada suatu musibah yang menghancurkan atau merusak kontainer, data-data di dalamnya tetap aman. Kamu juga tak perlu khawatir kalau ada masalah data hilang.
4. Menawarkan Konfigurasi Mudah
Melakukan konfigurasi aplikasi berbasis kontainer lebih mudah dengan docker compose. Mengingat alat ini menggunakan file .yml, kamu bisa menyesuaikan pengaturan dengan kebutuhan.
Misalnya kebutuhan ingin mengembangkan, menguji, atau memproduksi aplikasi. File ini membuat konfigurasi lebih fleksibel dan mudah dilakukan kapan saja.
5. Memindahkan Komposisi Aplikasi
Setiap lingkungan pasti mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dengan alat ini, memindahkan komposisi jadi lebih mudah. Kamu bisa membuat komposisi khusus mengikuti kebutuhan aplikasi yang ada.
Cara Menggunakan Docker Compose
Kamu bisa menggunakannya untuk beberapa fungsi yang berkaitan dengan aplikasi kontainer. Kalau masih bingung, ada beberapa fungsi utama yang tersedia di dalamnya, seperti:
1. Mengembangkan Aplikasi secara Terisolasi
Supaya mengembangkan aplikasi lebih maksimal, kamu membutuhkan lingkungan yang terisolasi. Alat ini mampu menyediakan lingkungan khusus pengembangan aplikasi.
Dengan lingkungan ini, aplikasi akan menunjukkan performa yang sesungguhnya tanpa terganggu konflik antar aplikasi. Meskipun berada di lingkungan khusus, compose tetap memungkinkan aplikasi dalam mengakses database.
2. Menguji Coba Aplikasi
Melakukan uji coba aplikasi dengan compose bisa memberikan hasil yang maksimal. Ditambah alat ini menyediakan fitur hapus jejak bekas uji coba, sekiranya kamu ingin menguji ulang.
Karena mampu mengaktifkan kontainer sekaligus, risiko masalah yang muncul dari aplikasi lebih minim. Kalau ingin menguji coba otomatis secara mendalam, alat ini bisa dihubungkan dengan pipeline CI/CD.
3. Deploy Aplikasi dalam Satu Host
Belajar docker compose juga bisa dimulai dengan deploy aplikasi. Alat ini biasa melakukan deploy karena mampu mengisolasi aplikasi dalam kontainer. Selain itu, fitur-fiturnya sangat lengkap sehingga menawarkan konfigurasi yang luas.
Kamu bisa melakukan scaling aplikasi sesuai kebutuhan. Alat ini juga menyederhanakan proses deployment yang identik rumit.
Dengan compose, segala jaringan antar kontainer secara otomatis langsung berkomunikasi.
Cara Kerja Docker Compose
Singkatnya alat ini bekerja dengan berpatok pada file .yml yang ada. Melalui file tersebut, kamu bisa mengatur jaringan, kontainer, hingga menentukan interaksi antar komponen.
Dengan begitu, alat ini mampu mengelola lebih dari satu kontainer pada saat yang sama. Proses ini menjadikan eksekusi aplikasi jadi lebih efektif dan efisien.
Kekurangan Docker Compose
Meski lebih banyak kelebihannya, tetap saja kamu patut mempertimbangkan beberapa kekurangan alat ini. Kira-kira apakah kekurangannya menghambat kinerja kamu nantinya? Yuk, simak dulu:
1. Kurang Cocok untuk Skala Besar
Compose memang lebih pas daripada docker biasa kalau soal manajemen multi-kontainer.
Tetapi compose masih kurang cocok kalau aplikasi yang dikembangkan sangat kompleks. Misalnya aplikasi yang membutuhkan kontainer di beberapa host terpisah.
2. Hasil Monitoring Kurang Maksimal
Fitur monitoring di compose cenderung terbatas. Kamu mungkin merasa kurang puas karena alat ini kurang mampu memberikan laporan mendalam.
Sehingga tetap membutuhkan tenaga dan waktu ekstra kalau ingin meneliti performa aplikasi secara detail.
3. Sangat Bergantung pada Docker
Sifatnya juga kurang fleksibel dan masih dependen dengan versi docker. Kalau versinya tidak sesuai, akses kamu ke fitur-fitur yang lebih lengkap akan terbatas. Jadi harus rutin update supaya bisa menikmati fungsi alat ini.
Deploy Aplikasi Mudah dengan VPS Docker Compose
Mau menjalankan aplikasi berbasis compose tanpa gangguan? Solusinya mudah. Gunakan VPS docker supaya kamu bisa menjalankan aplikasi secara otomatis.
Dengan hosting ini, kamu bisa memaksimalkan sumber daya yang ada serta mengelola kontainer aplikasi tanpa ribet.
Yuk, kembangkan aplikasi sekarang dengan docker compose yang sudah terpasang EasyPanel hanya di Jagoan Hosting. Jangan lewatkan penawarannya, cek informasi selengkapnya di VPS Docker Hosting – Deploy Aplikasi Mudah dan Cepat.
FAQ
Kenapa harus pakai Docker?
Singkatnya biar meringankan tugasmu. Docker mempercepat eksekusi kode, memaksimalkan sumber daya, dan mempermudah pemindahan kode.
Apa saja layanan di Docker Compose?
Kamu bisa menemui beberapa layanan, seperti membuat image docker, menjalankan tugas secara otomatis, hingga menjalankan server web.
Apa perbedaan Docker dan Kubernetes?
Docker fokus mengelola kontainer di satu host. Sementara Kubernetes mampu mengelola banyak kontainer sekaligus.