Era milenial adalah era dimana semua informasi dapat dengan mudah tersampaikan. Era dimana semua orang bisa saling terhubung dengan adanya sosial media. Dan masa dimana menjalankan bisnis bisa mempromosikan merek dan produk mereka dengan lebih mudah.
Banyak hal yang bisa dikembangkan untuk bisa menjalankan bisnis di era milenial. Lebih dari 81 juta konsumen lahir pada era digital. Semua produk seolah bisa dengan mudah tersampaikan kepada pembeli. Namun tantangannya adalah bagaimana menciptakan kedekatan atau membangun hubungan dengan pelanggan.
Kaum milenial memiliki penilaian yang tinggi untuk sebuah merek atau produk yang akan mereka beli. Mereka seolah lebih selektif saat akan mengeluarkan uang untuk membeli sebuah produk, membayar sebuah layanan dan membantu mempromosikan sebuah merek yang mereka sukai.
Menarik perhatian kaum milenial akan membuat sebuah bisnis bisa lebih loyal dihati mereka. Namun memenangkan perhatian mereka dan mendapatkan loyalitas untuk merek Anda mungkin akan menjadi sebuah tantangan. Beberapa cara yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Start charity campaign
Menggunakan sosial media, membuat banyak kaum milenial menyadari pentingnya sebuah tanggungjawab yang harus dimiliki saat mereka sudah menyebarkan konten di sosial media. Beberapa kaum milenial lebih suka dengan sebuah merek atau bisnis yang juga memiliki campaign untuk membantu sesama atau yang berhubungan dengan kegiatan sosial.
2. Menawarkan pengalaman multi channel
Netizen di era milenial lebih aktif dalam mencari informasi di internet. Mereka akan menghabiskan banyak waktu untuk mencari informasi di website, sosial media maupun media online lainnya. Ini akan menjadi peluang bagi para pebisnis yang menggunakan banyak media untuk menyasar kaum milenial. Membangun pengalaman pelanggan di berbagai media akan memudahkan mereka membangun loyalitas untuk bisnis kita.
3. Memberikan konsumen kesempatan bersuara
Mereka bukanlah kaum yang hanya melihat dan mendengar. Tapi mereka lebih memilih tempat dimana mereka memiliki kesempatan untuk bersuara. Suara mereka dapat menjadi sebuah masukan yang bisa membangun produk baru. Melalui review atau testimonial, mereka ikut membantu sebuah merek atau produk yang bermanfaat untuk mereka menjadi lebih besar lagi.
4. Memberikan bingkisan atau merchandise
Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan di era milenial, souvenir, bingkisan atau merchandise akan menjadi cara yang efektif. Mereka akan dengan senang hati merekomendasikan sebuah merek atau produk yang memberikan nilai lebih kepada mereka. Salah satunya dengan souvenir tersebut.
5. Memberikan penawaran yang bisa di custom
Kaum milenial adalah mereka yang memiliki keinginan untuk menjadi lebih personal dalam berbagai hal. Salah satu yang paling mereka sukai adalah sebauh merek atau menjalankan bisnis yang bisa memberikan kemudahan dalam melakukan pesanan. Mereka bisa menciptakan produk mereka sendiri atau custom. Misalnya saja produk botol minum yang bisa memberikan nama mereka.
6. Buat semua konten menjadi visual
Era sosial media membuat semua orang ingin lebih kreatif dalam menciptakan sebuah konten. Di era milenial, konten yang paling menarik perhatian adalah konten visual. Mereka akan lebih tertarik dan tentu saja mudah menerima konten yang membuat mereka dapat membayangkan atau merasakan sensasi langsung dari produk tersebut. Konten berupa gambar ataupun video membuat kaum milenial merasa bahwa merek tersebut memahami apa yang mereka inginkan.
Nah, jika bisnis Anda dibangun dan ditujukan untuk kaum milenial, apakah sudah Anda terapkan beberapa langkah di atas? Jika belum, ini saatnya Anda mulai mencoba untuk memaksimalkan sosial media guna meningkatkan loyalitas merek kita.
Namun nyatanya, kaum milenial tidak hanya menjadi konsumen. Mereka dan Gen Z mulai menjalankan bisnis mereka sendiri dengan cara yang mampu dengan mudah menembus pasar yang lebih luas lagi. Salah satu yang akan membantu kaum milenial untuk menjadi seorang pebisnis yang sukses adalah program Pahlawan Digital. Program #PAHLAWANDIGITAL membantu anak muda untuk menjadi seorang pebisnis yang sukses. Bukan hanya penikmat dan konsumen bisnis yang aktif di sosial media. Namun juga menjadi entrepreneur yang juga membantu UMKM di Indonesia.
Wah, kira-kira seperti apa ya? Anda bisa menyimak penjelasannya di sini 🙂