Menyimpan suatu file hanya dalam satu perangkat dalam ranah profesional sudah jelas tidak efisien. Saat ini diperlukan suatu tempat penyimpanan yang bisa diakses di manapun dan kapanpun.
Terkait inilah, file server merupakan solusi yang tepat menjawab kebutuhan itu.
Buat kamu yang mungkin masih merasa asing dengan istilah ini, mari berkenalan lewat informasi-informasi yang akan disajikan dalam poin-poin berikut :
Pengertian File Server
File server adalah sebuah server yang ditunjuk menjadi sentral dalam suatu jaringan komputer. Tugasnya di sini adalah memfasilitasi orang-orang yang memang diberi kewenangan untuk mengakses storage yang berisi berbagai macam data.
Oleh karena storage di sini bisa jadi menyimpan hal-hal yang penting, administrator file server mendapatkan privilege untuk menentukan seberapa jauh seseorang mengakses suatu data.
Bahkan sebenarnya peran file server tidak sebatas untuk menyimpan file. Perannya juga mencakup buat keperluan repository dan sebagai server back up apabila yang utama mengalami gangguan.
Cara Kerja File Server
Geeks for geeks menjelaskan cara kerja dari file server adalah tidak membuat perubahan sama sekali pada file yang ada. Ini karena sistem menyimpan data sebagai sekumpulan data binary lebih tepatnya adalah BLOBS (Binary Large Object).
Oleh karena itulah, mereka tidak menampilkan penyaringan dan pemrosesan tambahan terhadap suatu data. Di sini peran yang dijalankan semata-mata hanya untuk membuka akses dari sistem file kepada user yang ditentukan.
Fungsi File Server
Secara lebih terperinci dengan karakteristik file server yang demikian membuatnya memiliki berbagai fungsi semacam :
1. Menjadi Sentral Tempat Penyimpanan
Seperti yang sudah disebutkan beberapa kali bahwa fungsi utama file server yaitu menjadi tempat penyimpanan data yang bisa setiap orang akses. Dengan kata lain ia hadir sebagai pusat database satu pintu yang lebih praktis karena berbasis cloud.
Setiap orang yang membutuhkan suatu data, cukup membuka tempat penyimpanan dari perangkat manapun yang mereka gunakan, cukup berbekal koneksi internet yang memadai.
2. Melakukan Backup Penyimpanan Data
Fungsi berikut dari penyimpanan file berbasis server yang juga tidak kalah penting adalah untuk melakukan backup data. Disebut penting karena adanya sistem backup menjamin sewaktu-waktu jika file utama mengalami kerusakan, karena sistem mampu membuat cadangan data secara otomatis.
Jadi jelas sudah kuno kalau kamu masih mempertahankan cara penyimpanan konvensional melalui drive internal dari perangkat tertentu saja. Tidak praktis karena kalau mau membuat backup harus secara manual sehingga berisiko mengalami kehilangan pada data yang belum sempat dibuat pencadangannya.
3. Memulihkan Data yang Hilang
Bukan hanya mencadangkan, file server juga mampu memulihkan kembali data yang hilang lewat fitur Volume Shadow Copies. Fitur yang cukup krusial dalam kondisi yang kurang menguntungkan seperti :
- Melakukan penghapusan file penting secara tidak sengaja
- Melakukan pengeditan tidak disengaja yang menyebabkan kerusakan
Secara detailnya di sini Volume Shadow Copy akan menyalin semua file yang ada dalam server dalam kurun waktu 2 kali sehari.
4. Mengontrol Pengguna
Mengontrol siapa yang mengoperasikan file server juga penting untuk menunjang keamanan untuk memperkecil risiko akun pengguna dipakai oleh orang lain. Berkaitan dengan fungsi ini, sistemnya bisa mengelola semua akun pengguna beserta kata sandinya secara terpusat.
Pengelolaan di sini meliputi :
- Memudahkan pembuatan akun pengguna baru
- Melakukan penguncian atau melakukan log out otomatis jika ada karyawan yang sudah resign dari perusahaan.
5. Memonitor Aktivitas Pengguna
Fungsi ini bisa kamu aktifkan dengan dukungan dari ikut menyematkan perangkat lunak tambahan. Tentu saja akan mengeluarkan biaya tapi sebanding dengan upgrade fungsi yang kamu peroleh.
Kini sistem jadi mampu untuk menginformasikan apa saja yang telah dilakukan oleh pengguna mencakup pada website yang sudah dimasuki. Jadi bila ada pengguna yang tidak menyadari akan akses website berbahaya maka bisa langsung melakukan pencegahan.
Jenis-Jenis File Server
Secara umum Rackh membeberkan file server masih terbagi lagi menjadi 2 jenis yaitu
1. Samba
Jenis pertama yang akan dibahas adalah Samba yang memiliki sistem multi protokol seperti TCP/IP, IPX-SPX, dan NetBeui.
Di samping itu jenis berikut juga menjadi file pertama yang mengaplikasikan multi protocol menjadi substitusi protokol sebelumnya yaitu Novell’s. Akan tetapi untungnya tidak sampai tetap mengubah infrastruktur jaringan.
2. FTP Server
Selain samba, jenis kedua dari file server adalah FTP (File Transfer Protocol). Fokus fungsinya adalah menukar file dalam jaringan. Keutamaan cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan koneksi Transmission Control Protocol (TCP).
Dalam menjalankan fungsinya, FTP mempunyai 2 bagian yaitu :
- Server berfungsi mengoperasikan perangkat lunak saat terjadi pertukaran data sesuai dengan permintaan client.
- Client berfungsi sebagai server utama yang akan meminta koneksi pertukaran data pada FTP server.
Kelebihan dan Kekurangan File Server
Supaya pemahamanmu semakin dalam maka mari mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dalam file server sebagaimana penjelasan easeus :
Kelebihan
- Membuat transfer data menjadi sederhana dan aman. Kamu dapat menggunakannya sebagai media penyimpanan pusat di mana file atau dokumen kamu disimpan dengan aman.
- Selain menangani banyak file dengan mudah juga membantu pemulihan data dengan efisien.
- Dengan menyimpan dan mentransfer file ke sini , kamu dapat menghemat ruang penyimpanan di sistem klien.
- Kamu juga dapat mengakses semua informasi dan data dari server secara jarak jauh dengan koneksi internet yang aktif. Dengan demikian memberikan fleksibilitas yang luar biasa kepada pengguna.
Kekurangan
- Untuk mengatur dan mengelolanya, kamu memerlukan seorang ahli atau profesional IT.
- Mengawasi secara konstan bisa memakan waktu dan melelahkan.
FAQ
1. Apa persyaratan untuk mengatur File Server?
- Perangkat Keras: Komputer atau perangkat dengan spesifikasi yang memadai untuk menangani penyimpanan dan transfer data.
- Sistem Operasi: Sistem operasi yang mendukung fungsi server, seperti Windows Server, Linux, atau macOS Server.
- Koneksi Jaringan: Jaringan yang andal untuk menghubungkan File Server dengan perangkat klien.
- Keamanan: Perangkat lunak dan perangkat keras keamanan untuk melindungi data di File Server.
2. Bagaimana cara mengatur File Server?
- Pilih Perangkat Keras: Tentukan perangkat keras yang akan digunakan sebagai File Server.
- Instal Sistem Operasi: Instal sistem operasi server yang sesuai.
- Konfigurasi Jaringan: Hubungkan File Server ke jaringan dan konfigurasikan pengaturan jaringan.
- Buat dan Atur Direktori: Buat direktori untuk menyimpan file dan atur izin akses.
- Implementasi Keamanan: Instal perangkat lunak keamanan dan atur firewall serta kontrol akses pengguna.
- Backup dan Pemulihan: Atur sistem backup untuk memastikan data dapat dipulihkan jika terjadi kegagalan.
3. Bagaimana cara mengelola File Server?
- Monitoring: Pantau performa File Server secara berkala untuk memastikan beroperasi dengan baik.
- Update: Selalu perbarui sistem operasi dan perangkat lunak untuk melindungi dari kerentanan keamanan.
- Pengelolaan Pengguna: Atur dan kelola akun pengguna dan izin akses untuk memastikan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data.
- Backup Rutin: Lakukan backup data secara rutin untuk memastikan pemulihan data yang cepat jika terjadi kehilangan data.