Jika kamu adalah seorang programmer atau developer, pasti sudah tidak asing lagi dengan Git. Git adalah salah satu software atau tools kolaborasi coding yang kerap digunakan karena kemudahan dan fleksibilitasnya.
Oleh karena itu, jika kamu sedang mengembangkan proyek kolaborasi untuk membuat perangkat lunak maupun aplikasi, software Git adalah sesuatu yang patut Sob pahami.
Pada artikel berikut, kamu bisa mengetahui apa itu Git, fitur, fungsi, hingga manfaatnya.
Simak pembahasan selengkapnya!
Apa Itu Git?
Singkatnya, Git adalah komponen penting untuk website. Secara lebih lengkap, Git adalah tools yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak dan website.
Git adalah singkatan dari Group Inclusive Tour, tools ini digunakan untuk mengelola versi source code program dengan cara menentukan baris serta kode yang perlu diganti atau ditambahkan.
Lebih lanjut, Git adalah perangkat lunak buatan Linus Torvald yang saat ini digunakan untuk mengelola source code.
Namun sebelumnya, Git adalah sistem kontrol yang digunakan untuk mengembangkan kernel Linux.
Saat ini, Git adalah sistem kontrol (Version Control System) yang paling populer dan banyak digunakan.
Git juga dikategorikan sebagai Distributed Version Control System (DVCS) yang berarti sumber kode tidak hanya dimiliki dalam satu penyimpanan pada sebuah software.
Pasalnya, pada Git, setiap salinan kode dari para pengembang memiliki peran sebagai repository yang berisi riwayat lengkap setiap perubahan.
Selain itu, kelebihan Git adalah dirancang dengan performa, keamanan dan fleksibilitas yang optimal.
Baca juga: 5 Manfaat Agile Project Management bagi Developer
Fungsi Git
Setelah mengetahui apa itu Git, sekarang mari kita simak beberapa fungsinya.
Ada beberapa fungsi Git yang tentunya dapat memberikan kemudahan bagi pengguna untuk melakukan berbagai hal yang tergantung pada karakteristiknya.
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai fungsi git adalah sebagai berikut.
1. Digunakan untuk Berkolaborasi
Pertama, fungsi Git adalah untuk kolaborasi dengan banyak orang.
Artinya, kamu dapat memanfaatkan Git untuk mengerjakan proyek yang sama (kerja tim).
2. Proyek Open Source
Git adalah tools yang bersifat open source, sehingga dapat digunakan untuk membuat perangkat lunak secara open source.
3. Membantu Organisir
Membantu mengorganisasi adalah salah satu fungsi Git berikutnya.
Dengan Git, kamu bisa menyimpan proyek ke folder dalam bentuk, v1, v2, v3 dan memiliki satu proyek dengan menggunakan database khusus yang berisi semua versi file.
4. Sebagai Platform Fleksibilitas
Git adalah layanan hosting terlengkap di mana di antaranya yaitu Gitlab, GitHub, Bitbucket, dan SourceForge.
Jadi, salah satu fungsi Git adalah sebagai platform fleksibilitas karena dapat digunakan sebagai solusi untuk hosting pada semua proyek.
5. Menjadi backup
Fungsi Git yang terakhir adalah menjadi backup.
Artinya, jika terjadi kesalahan atau masalah dalam mengembangkan versi terbaru, Git dapat dengan mudah mengembalikan ke dalam versi sebelumnya.
Baca juga: Laravel Scheduler: Cara Menjalankan Cron Job Task Scheduling
Fitur Git
Fitur Git yang paling penting adalah memberikan komentar pada source code yang telah diganti atau ditambah.
Dengan begitu, maka developer bisa mengetahui kendala apa yang dialami oleh developer lain.
Di samping itu, beberapa fitur lain dari Git adalah sebagai berikut.
1. Version Control System
Fitur Git pertama adalah memiliki version control system yang terdistribusi.
Fitur ini menggunakan pendekatan peer to peer.
Artinya, Subversion atau SVN yang menggunakan model client server.
2. Branch Code
Fitur Git branch code ini berfungsi agar para developer memiliki brand code yang independen dan masif.
Dengan fitur ini, maka developer bisa membuat, menghapus, dan juga menggabungkan branch secara lebih cepat dan mudah.
3. Bersifat Atomic
Artinya, Git dapat membantumu untuk memastikan apakah sebuah tindakan telah benar-benar diselesaikan dengan lengkap atau tidak.
Fitur ini sangat penting karena ada beberapa version control system yang operasinya menggunakan non-atomic.
Jadi jika ada sistem kontrol yang bersifat non atomic, dan bergantung pada repository, maka kondisi repository menjadi tidak stabil.
4. Media Penyimpanan dalam Folder .git
Fitur Git yang lain adalah memiliki media penyimpanan dalam folder .git.
Berbeda dengan VCS lain seperti CVS atau SVN yang memiliki media penyimpanan tersembunyi seperti, .svn, .cvs, dan juga .etc.
5. Data Model
Git memiliki fitur lain yang tidak kalah penting untuk mengintegrasikan cryptographic yaitu data model.
Fitur ini dapat membantumu untuk memastikan integritas cryptographic pada repository.
6. Staging Area Atau Index
Dengan adanya fitur Git ini, maka developer bisa menggunakan staging area saat melakukan format commit dan untuk review sebelum akhirnya diterapkan.
Baca juga: Apa itu CRUD? Fungsi, Kelebihan, dan Caranya
Perintah Dasar Git
Agar dapat menggunakan Git, berikut ini beberapa perintah dasar Git yang perlu kamu ketahui.
- Git-Init: Digunakan untuk membuat repository yang ada pada file lokal dan berlokasi di folder .git.
- Git Status: Digunakan untuk mengecek status repository lokal.
- Git add: Digunakan untuk perintah menambahkan file baru ke repository yang baru dipilih.
- Git commit: Digunakan untuk menyimpan apabila terjadi perubahan dan dilakukan pada repository jarak jauh, namun tidak bisa melakukan perubahan.
- Git push: Perintah yang digunakan untuk mentransfer perubahan file ke repository jarak jauh setelah melakukan perubahan.
- Git Checkout: Merupakan perintah dasar yang digunakan untuk menukar cabang aktif dengan cabang yang dipilih.
- Git Merge: Merupakan perintah dasar yang menggabungkan cabang aktif dengan cabang yang dipilih.
- Git Clone: adalah perintah dasar untuk membuat salinan repository lokal.
Alur Kerja Git
Alur kerja Git memiliki 5 jenis alur kerja yang digunakan, yaitu:
1. Basic Workflow
Basic workflow adalah alur kerja Git dasar yang cocok untuk developer perangkat lunak pemula dan sederhana.
Alur kerja ini hanya memiliki satu repository pusat sehingga setiap developer menduplikasi repository lokal sebelum menempatkan pada repository pusat.
Alhasil, sistem kontrol yang terdistribusi developer tidak akan merilis software tersebut jika salah satu fitur tidak lengkap.
2. Feature Git Branches
Alur kerja Git berikutnya adalah Feature Git Branches.
Alurnya dimulai dari mengasumsikan repository pusat, kemudian menggunakan master yang mewakili rakyat proyek resmi.
Segala perubahan yang terjadi pada cabang master dapat dipasang dan tetap stabil.
Nah jika akan membuat fitur baru, version control system yang terdistribusi akan membuat cabang master dan memberi nama sesuai dengan fitur untuk upgrade UI.
Selain itu, alur kerja Feature Git Branches juga dapat membuat cabang dari fitur yang sudah ada.
Baca juga: Apa itu Cron Job? Kenali Fungsi dan Panduan Lengkap Terbaru
3. Forking
Alur kerja ini memungkinkan developer untuk memiliki repository mereka sendiri, dibandingkan menggunakan satu server yang berperan sebagai pusat basis kode.
Lebih lengkap, repository yang dibuat oleh developer ini akan dikembangkan pada sisi server dan mereplikasikan pada sistem lokal.
Kemudian, jalur jarak jauh desain Git digunakan untuk repository utama, dan ditambahkan ke distributed version control system, di mana penggabungan ini dilakukan pada repository utama server.
4. Flow
Alur kerja Git Flow adalah alur kerja dengan cabang fitur.
Perbedaan dari alur kerja lainnya ada pada cara pengembang untuk membuat cabang.
Dari alur ini, developer tidak diperbolehkan untuk membuat cabang langsung dari cabang master, hal ini dikarenakan untuk menghapus code review yang menyinggung cabang master.
5. Gitlab Flow
Alur kerja yang terakhir adalah Gitlab Flow, perbedaan yang paling mencolok dari alur kerja
Flow adalah pada environment branch seperti, staging, dan production.
Branch ini memiliki beberapa proyek yang memungkinkan perluasan terhadap distributed version control system untuk menggabungkan cabang-cabang fitur.
Selain cabang master, GitLab Flow jika memiliki cabang lainnya yaitu, produksi, lingkungan, dan rilis.
Pentingnya Git Bagi Programmer
Secara garis besar Git berperan penting sebagai VCS untuk developer maupun programmer.
Pasalnya, Git dapat merekam riwayat semua perubahan yang dilakukan pada kode sehingga riwayat tersebut otomatis tercatat ketika developer melakukan Log.
Selain itu, Git pun dapat membantu programmer melihat siapa saja yang perubahan.
Bahkan Git juga menyediakan kapan dan mengapa perubahan dilakukan lewat log, sehingga antar programmer satu dengan programmer lainnya bisa mengetahui kendala pengembangan.
Git juga bisa digunakan untuk mengembangkan proyek secara bersamaan dan kolaboratif.
Proyek pengembangan biasanya dilakukan secara sistematis dalam sistem kerja yang dilakukan secara kolaboratif.
Git juga memungkinkan developer untuk fokus dalam mengerjakan kode daripada melakukan komunikasi verbal antar developer maupun programmer.
Keunggulan dan Kelemahan Git
Kelebihan dari Git adalah sebagai berikut:
1. Lebih mudah untuk developer dalam mengembangkan dan terlibat pada pengembangan proyek.
2. Memudahkan untuk pull requests dan mendokumentasikan proyek, baik dari segi kode, sumber, maupun melakukan perubahan fitur.
3. Menyimpan dan memperlihatkan perubahan yang terjadi pada setiap file.
4. Melakukan arsip dan menyimpan secara offline maupun online.
5. Lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh developer.
Sedangkan, kelemahan dari Git adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kinerja yang kurang optimal.
2. Jika menggunakan Windows, tampilannya sangat terbatas dibandingkan dengan Linux.
Demikian pembahasan mengenai pengertian Git sampai dengan manfaatnya.
Dapat disimpulkan, Git adalah tools yang sistemnya sangat efisien untuk membantu mengerjakan proyek kolaborasi.
Sebab, semua pekerjaan bisa diselesaikan banyak pihak secara bersamaan.
Dengan demikian, pengembangan software maupun aplikasi cepat tuntas.
Nah, bagaimana Sob, sekarang kamu semakin paham tentang apa itu Git, bukan?
Jika kamu tertarik untuk mengetahui lebih banyak informasi seputar teknologi, simak artikel lainnya di blog Jagoan Hosting!