Data merupakan aset berharga yang dikelola dan digunakan perusahaan untuk berbagai kebutuhan. Namun mengolah data secara manual tentu sangat menguras waktu. Biasanya perusahaan memanfaatkan database biar prosesnya jadi lebih praktis.
Salah satu yang sangat disukai adalah NoSQL database. Memangnya apa itu? Kenapa banyak yang menggunakannya? Mengapa pilih ini daripada basis yang relasional? Semuanya ada di pembahasan ini!
Apa itu NoSQL Database?
NoSQL adalah model manajemen yang menawarkan kemudahan pengelolaan data tidak terstruktur. Idealnya sistem ini berguna untuk memfasilitasi pengelolaan data yang dinamis. Penggunaannya ada pada aplikasi tinggi trafik (Instagram, Twitter, Netflix, dll).
Dalam cara kerjanya tersebut, sistem ini menggunakan beberapa model canggih, di antaranya:
- Document Store: Model ini menggunakan penyimpanan dalam bentuk dokumen dengan format BSON atau JSON.
- Key-Value Store: Model ini menggunakan penyimpanan dengan pasangan kunci-nilai. Itu artinya satu kunci merujuk pada satu nilai, mirip seperti tabel hash.
- Wide-Column Store: Model ini menggunakan penyimpanan dalam kolom seperti pada SQL. Bedanya, kolom di dalamnya bisa jadi untuk setiap barisnya.
- Graph Store: Model ini menggunakan penyimpanan dalam bentuk grafik.
- Time-Series Store: Model ini menyimpan dan mendapatkan data waktu, contohnya log, keuangan, dan sensor.
Dengan beragamnya model penyimpan di atas, sistem ini tak diragukan soal fleksibilitasnya. Kamu juga bisa memilih sistem ini kalau aplikasimu membutuhkan sistem yang bisa skalabel mengikuti pertumbuhan.
Perbedaan Database NoSQL dengan SQL
Masih bimbang harus memilih yang mana? Pasalnya keduanya punya kegunaan tersendiri. Untuk membantumu menemukan sistem yang sesuai kebutuhan, mari kenali perbedaan keduanya melalui tabel berikut:
Fitur | SQL | NoSQL |
Skalabilitas | Vertikal untuk menambah sumber daya server | Horizontal untuk menambah server |
Konsistensi | Kuat karena prinsip ACID | Tidak selalu konsisten, tetapi lama-lama akan konsisten secara otomatis |
Model | Relasional | Tidak relasional |
Contoh | Oracle, PostgreSQL | Cassandra, Redis, MongoDB |
Skema | Terstruktur dan kaku | Tidak terstruktur dan fleksibel |
Tujuan | Pilihan tepat untuk kebutuhan konsistensi, pengelolaan terstruktur serta kelancaran transaksi | Pilihan terbaik kalau mengutamakan skalabilitas dan skema yang tidak kaku, khususnya dalam menangani transaksi tidak terstruktur |
Kelebihan NoSQL Database
Sistem ini masih relevan penggunaannya sampai sekarang. Di dalamnya terdapat banyak fitur unggulan yang memudahkan pengelolaan tidak terstruktur. Mari kenali lebih dalam masing-masing kelebihannya yaitu:
1. Skalabilitas
Sistem ini menawarkan skalabilitas horizontal, yaitu fitur untuk menambah server kapan saja. Itu artinya ketika kamu menghadapi transaksi yang besar, tetapi tidak ingin mengubah arsitektur, maka tinggal tambah server baru.
Fitur ini sangat penting untuk aplikasi yang pertumbuhannya cepat, misalnya aplikasi e-commerce atau media sosial.
2. Fleksibilitas
Kelebihan berikutnya memang soal fleksibilitasnya. Sistem ini mampu mampu menyimpan dokumen berbeda ke basis yang sama, tanpa menerapkan skema yang kaku. Fitur ini penting untuk aplikasi dengan dinamika tinggi.
3. Ramah Pemula
Fitur-fitur dan cara penggunaannya cenderung ramah pemula. Pasalnya sistem ini menggunakan model yang lebih sederhana, sehingga pengelolaannya bisa lebih cepat dan efisien.
Fitur ini memudahkan developer biar fokus pada pengembangan aplikasi, dan tidak menghabiskan waktu untuk mengurus data saja.
4. Dukungan Data Tidak Terstruktur
Hanya sistem ini yang mampu memfasilitasi dokumen tidak terstruktur. Contohnya seperti dokumen JSON. Kamu mungkin membutuhkan fitur ini untuk aplikasi yang sering menerima transaksi besar. Contohnya aplikasi machine learning.
5. Kinerja Tinggi
NoSQL database juga memiliki kinerja yang cepat. Pasalnya modelnya lebih sederhana. Dengan begitu langsung mendapat respons atas permintaan aplikasi secara cepat. Pas untuk aplikasi yang membutuhkan uptime tinggi, seperti game online.
Kekurangan NoSQL
Sebelum menggunakan sistem ini, ada baiknya mengenali kekurangannya. Tujuannya supaya kamu tau cara mengantisipasi dan memutuskan apakah sistem ini pilihan yang tepat. Berikut beberapa kekurangannya:
1. Fitur Lanjutan Minim
Tidak semua NoSQL punya fitur lanjutan, seperti dukungan ACID, optimasi kueri, atau kueri yang kompleks. Ini bisa membatasi kemampuannya dalam mengolah transaksi.
2. Kurang Mendukung Transaksi Kompleks
Akibat dari fitur lanjutan yang terbatas, dukungan transaksi kompleks tidak sebaik SQL. Sehingga kurang tepat untuk menangani transaksi membutuhkan operasi dan tabel.
3. Tidak Ada Standar yang Jelas
Tidak ada standarisasi yang tetap. Akibatnya justru membuat proses pengembangan dan maintenance aplikasi jadi lebih rumit dan memakan waktu/
Contoh NoSQL Database
Banyak sekali contoh NoSQL yang bebas kamu unduh gratis. Kamu bisa memilih di antara banyaknya pilihan yang ada. Sebaiknya kenali keunggulan masing-masing untuk menemukan yang pas:
- MongoDB: Mendukung dokumen dan menyimpannya dalam bentuk seperti JSON. Unggul soal fleksibilitas dan kemampuannya mendukung berbagai aplikasi.
- Cassandra: Mengelola dengan wide-column. Cassandra biasanya fokus untuk mengelola aplikasi dengan volume tinggi, seperti e-commerce.
- Redis: Menyimpan dengan key-value. Biasanya untuk melakukan caching, message broker, atau manajemen sesi.
- DynamoDB: Menyimpan dengan pasangan key-value dan juga dokumen. Keunggulannya ada pada konsistensi yang tinggi..
- CouchDB: Mampu menyimpan dokumen tanpa mengesampingkan kinerjanya alias tetap lancar meski volume tinggi. Bagus untuk mengelola aplikasi mobile maupun web.
Kapan Harus Pakai NoSQL?
Sekarang pertanyaannya, apakah kamu membutuhkannya atau tidak. Coba pertimbangkan kebutuhanmu dengan fitur-fitur yang sudah ada di atas.
Namun penggunaan sistem ini sangat cocok untuk aplikasi yang dinamis. Kalau kamu mementingkan kecepatan, kemudahan penambahan server, dan fleksibilitas, maka sudah pasti ini pilihan yang tepat!
Jalankan NoSQL Database dengan Hosting VPS
Database mengandalkan server yang bagus supaya transaksi berjalan lancar. Maka penting memilih server yang tepat. Rekomendasi dari Jagoan Hosting adalah VPS server, Sob.
Server ini mampu memfasilitasi Cassandra, Couch DB, Hadoop, Postgre, Redis, dan lain sebagainya. Server ini pilihan yang pas untuk menangani pengelolaan aplikasi pribadi, bisnis, maupun instansi.
Jangan sampai bisnis ikut terhambat karena database lambat! Dapatkan VPS Server untuk database hosting berbagai kebutuhan database sekarang! Biar performa NoSQL database maksimal, pastikan menayangkan server dengan VPS Murah Terbaik di Jagoan Hosting!
Butuh Performa Lebih? VPS Bisa Jadi Solusinya!
Dengan kontrol penuh atas server dan sumber daya lebih besar, VPS memberikan kebebasan lebih dibandingkan hosting biasa. Sudah siap memahaminya lebih lanjut?Pelajari VPS Sekarang!
FAQ
Apakah MongoDB termasuk NoSQL?
Iya. MongoDB tergolong populer karena menawarkan fleksibilitas yang tinggi. Transaksi tersimpan dalam format mirip JSON. Penggunaanya cocok untuk berbagai macam aplikasi.
Apakah NoSQL memiliki tabel?
Tidak. Sebagai gantinya, penyimpanan menggunakan dengan beberapa model. Seperti model pasangan nilai-kunci (Redis), model kolom (Cassandra), dan JSON (MongoDB). Pilihlah yang sesuai kebutuhan.
Apakah NoSQL database bisa digunakan sebagai cloud computing?
Ya, justru sangat disarankan. Pasalnya ada fitur skalabilitas horizontal yang memudahkan penambahan server untuk memfasilitasi kebutuhan cloud computing. Semakin banyak transaksi yang tersimpan, maka butuh lebih banyak server pula.
Apa itu soft state dalam NoSQL?
Istilah tersebut mengacu pada kondisi sementara ketika data belum konsisten sebelum mencapai konsistensi secara otomatis. Cassandra dan DynamoDB menerapkan model ini untuk mencapai skalabilitas yang maksimal.
Apa itu acid dalam NoSQL?
ACID artinya Atomicity, Consistency, Isolation, dan Durability. Apabila keempatnya terpenuhi, maka transaksi pasti terjamin valid. Walaupun tiba-tiba terjadi crash atau kegagalan lainnya.