Kamu mungkin masih sedikit bingung apa yang membuat Data Driven dan Data Informed itu berdeda. Terlihat sama, mengerjakan dan berkutat dengan data. Namun nyatanya, keduanya memiliki peran dan kegunaan yang berbeda. Lalu apa bedanya?
Peranan dan Penggunaan Data
Data memegang peranan penting bagi perusahaan karena menyediakan informasi yang berharga untuk keperluan bisnis. Meskipun begitu, banyak perusahaan tidak bisa mengambil insight dari data yang telah tersedia karena mereka tidak bisa menggunakannya dengan cara yang benar.
Pengumpulan dan analisis data mengalami perubahan yang cepat selama beberapa dekade terakhir. Teknologi saat ini yang kian maju disertai dengan kemampuan super komputer telah banyak membantu pengambilan, pengumpulan, dan analisis data secara lebih mudah dan cepat.
Contohnya adalah mengenai statistik data pengguna website, mobile, dan media sosial. Dengan perkembangan teknologi sekarang, data tersebut juga bisa diperluas kembali dengan melihatnya berdasarkan usia, gender dan perangkat media yang digunakan dari seluruh dunia.
Faktor dari peranan data yang begitu penting untuk informasi bisnis, pengumpulan dan analisis data yang dapat dilakukan secara cepat telah mengubah cara pandang suatu perusahaan atau organisasi terhadap data. Beberapa perusahaan menggunakan data sebagai ujung tombak dalam setiap langkah pengambilan keputusan.
Mereka menempatkan data sebagai inti atau pusat pengambilan keputusan. Jadi, setiap keputusan yang mereka ambil itu sebagian besar berdasarkan data. Namun, beberapa perusahaan atau organisasi lain tidak menempatkan data sebagai pusat pengambilan keputusan, namun juga dari faktor lain seperti faktor keberanian dan HiPPO (Highest Paid Person’s Opinion) atau pimpinan mereka.
Cara perusahaan atau organisasi memandang dan menempatkan data dalam proses pengambilan keputusan inilah yang mengakibatkan lahir istilah data-driven dan data-informed.
Data Driven vs Data Informed
Perusahaan memperlakukan data dengan cara yang berbeda. Beberapa perusahaan menerapkan data-driven sementara lainnya menerapkan data-informed. Data-driven artinya data memimpin proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, data mempunyai peran yang krusial di dalam suatu perusahaan karena para pengambil keputusan bertindak berdasarkan data.
Jika suatu provider hosting indonesia menerapkan data-driven, maka segala tindakan dan keputusan yang diambil perusahaan tersebut berdasarkan data. Sebaliknya, perusahaan yang menerapkan data-informed tidak menyandarkan semua pengambilan keputusan dari data, karena data dilihat dalam konteks tertentu saja.
Dalam pendekatan data-informed, perusahaan membiarkan data bertindak untuk memeriksa dan memvalidasi suatu intuisi/pandangan/hipotesis.
Kelebihan dan kekurangan Data Driven
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa budaya data-driven bisa meningkatkan kinerja keuangan suatu perusahaan atau organisasi. Berdasarkan survey dari The Economist Intelligence Unit (link= https://www.eiu.com/default.aspx) tahun 2012 menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik sering menggunakan pendekatan data-driven.
Selain itu, karena budaya data-driven memperbolehkan data memimpin suatu tindakan, subjektivitas dalam pengambilan keputusan bisa diminimalisir (less human bias). Data dipandang sebagai bukti yang konkret atas suatu tindakan selanjutnya.
Selain itu, karena perusahaan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk menganalisis data mereka, akan ada lebih banyak waktu untuk menangani aspek operasional lain dalam menjalankan bisnis (less time-consuming).
Pendekatan data-driven mengharuskan suatu perusahaan mengumpulkan data dalam jumlah yang besar untuk memastikan keputusan yang diambil dapat diambil secara efektif dan se-akurat mungkin. Hal ini bisa menjadi kendala bagi banyak perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan maupun sumber daya untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar.
Data yang dikumpulkan seringkali mengandung bias baik dari segi pengukuran maupun dari cara mendapatkannya. Ketika data yang telah dikumpulkan mengandung bias maka hal tersebut akan berdampak kepada hasil analisis yang tidak benar dan kemudian menghasilkan pengambilan keputusan yang salah.
Kelebihan dan kekurangan Data Informed
Perusahaan yang menerapkan pendekatan data-informed menyadari bahwa data mempunyai keterbatasan. Mereka menyadari bahwa data tidak selalu menjadi informasi yang sempurna. Karena data hanyalah gambaran dari realita, maka pengambilan keputusan seharusnya tidak boleh hanya mengandalkan data.
Menerapkan data-informed artinya menggunakan intuisi yang dimiliki dan data (digunakan untuk menguji suatu hipotesis/opini yang diajukan) untuk mengambil keputusan.
Pendekatan data-informed juga mempunyai kekurangan yaitu adanya pengambilan keputusan dipengaruhi oleh manusia (human bias) dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menganalisis data (time-consuming). Karena dipengaruhi oleh manusia, maka terdapat kemungkinan mereka ‘memutar-mutar’ data agar hasil analisis sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Data Driven atau Data Informed ?
Pendekatan mana yang seharusnya digunakan oleh suatu perusahaan atau organisasi? data-driven atau data-infromed? Keputusan tersebut sebagian besar bergantung dari ketersedian data dan tujuan yang ingin dicapai.
Dave Martin membedakan (link=https://davemart.in/2015/01/15/data-informed-vs-data-driven/) dua pendekatan tersebut dengan mengatakan bahwa data-driven sebagai ‘lazy approach’ dan data-informed sebagai ‘more testable approach’. Pada akhirnya, keputusan menggunakan data-driven atau data-informed bergantung dari sumber daya, tujuan dan data yang dimiliki.