Kenali PWA (Progressive Web App) agar Website Lebih Cepat

PWA (Progressive Web App)

Tahukah kamu bahwa kecepatan website adalah poin penting dalam meningkatkan traffic? Nah sebenarnya, ada banyak cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan PWA. Apa itu? PWA adalah singkatan dari Progressive Web Apps, yakni suatu aplikasi dengan tujuan untuk proses optimasi sebuah website.

Lalu, bagaimana contoh dan cara membuatnya? Jangan khawatir, pelajari langsung selengkapnya dalam artikel berikut ini, Sob!

Apa itu PWA?

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, PWA adalah Progressive Web App, artinya sebuah aplikasi yang dibentuk secara optimal untuk meningkatkan kecepatan penggunaan sebuah website dan aplikasi tanpa membuatnya secara terpisah.

Singkatnya, apa itu PWA adalah gabungan dari mobile apps dan web apps yang membuat kamu dapat mengakses website secara lebih cepat di ponsel tanpa perlu aplikasi mobile secara terpisah.

Pada jamannya, untuk mengakses situs web melalui ponsel, maka JavaScript yang bekerja pada browser akan membawa fitur-fitur native pada website. Kemudian, akhirnya PWA adalah suatu sistem yang diciptakan dengan pemutakhiran teknologi modern sehingga dapat membantu penggunanya untuk mengakses web apps pada ponsel tanpa melalui aplikasi secara terpisah.

Mengapa kamu perlu menggunakan PWA?

Setelah membahas apa itu PWA, kita akan membahas tentang urgensi penggunaan PWA. Dalam kehidupan serba digital seperti sekarang, untuk meningkatkan tingkat akses dan aktivitas website, diperlukan PWA dengan alasan sebagai berikut.

1. Meningkatkan engagement

Secara singkat, cara kerja dari Progressive Web App ini sama dengan aplikasi pada umumnya. Namun, aplikasi yang menerapkan PWA adalah dinilai lebih cepat untuk diakses dan lebih nyaman untuk penggunanya.

Penerapannya juga dinilai sangat simpel karena kamu tidak perlu mengunduh aplikasi terlebih dahulu untuk menggunakannya, sehingga akan lebih menghemat penyimpanan ponsel kamu.

2. Memberikan kemudahan pengguna

Tentu semua orang membutuhkan hal yang memudahkan kehidupannya, betul tidak? PWA adalah solusi tepat buat kamu mengakses website, karena tidak terlalu rumit dan tidak membutuhkan proses yang lama, serta bisa diakses melalui ponsel tanpa harus menginstall aplikasi terlebih dahulu.

3. Meningkatkan trafik dan aktivitas website

Kecepatan perkembangan website tergantung terhadap kepekaan dari mesin pencarian dalam menemukan website tersebut. Dengan menggunakan PWA, tingkat trafik dan aktivitas dari website akan semakin tinggi, sehingga semakin mudah untuk ditemukan oleh mesin pencari.

Baca juga: Apa itu MVC? Pengertian, Manfaat & Contohnya pada Framework

Karakteristik PWA

Berikut adalah beberapa karakteristik PWA yang perlu kamu ketahui, Sob.

1. Progresif

PWA dapat bekerja untuk semua user lho, Sob! Jadi, kamu tidak perlu merasa iri dengan orang lain karena PWA dapat diakses oleh semua kalangan baik tua atau muda, orang Indonesia maupun Korea.

Semua dapat mengakses tanpa adanya perbedaan kecepatan. Perbedaan loading juga tidak akan menjadi masalah besar karena PWA selalu berprogres untuk peningkatan yang semakin baik.

Cek Konten Lainnya:
10+ Template Website Hotel & Villa Gratis Desain Terbaik

2. Responsif

Karakteristik berikutnya dari PWA adalah responsif. PWA dapat bekerja dari alat manapun, baik ponsel, tablet, ataupun laptop kamu tetap dapat mengakses PWA dan mereka akan tetap bekerja sebagaimana mestinya.

3. Tidak bergantung dengan konektivitas

Kamu tidak perlu khawatir ketika sedang berada di kawasan dengan jaringan lemah, karena PWA adalah sebuah jalinan kerjasama yang akan tetap dapat diakses dengan bantuan service workers.

4. Selalu up to date

Hal lain yang tidak perlu kamu khawatirkan ketika menggunakan PWA adalah kamu tidak akan ketinggalan zaman, sebab PWA selalu up to date dengan adanya service workers.

5. Instalasi 

Untuk mengakses PWA yang sering digunakan, kamu dapat menyimpan website yang kamu kunjungi di home screen ponsel kamu. Sehingga kamu tidak perlu menginstall aplikasi baru lagi melalui App Store.

6. Terasa seperti aplikasi

PWA didesain seperti aplikasi, sehingga membuat kamu seperti menggunakan aplikasi dari website tersebut. Rancangan yang ditawarkan dilengkapi gaya interaksi dan navigasi layaknya mobile apps pada umumnya. 

7. Linkable 

Ketika kamu ingin membagikan PWA yang sedang kamu gunakan pada orang lain, kamu cukup mengirim URL yang tersedia tanpa menggunakan instalasi rumit lainnya.

8. Mudah ditemukan

PWA adalah suatu sistem yang telah menjadi klasifikasi dari aplikasi, sehingga dengan bantuan service workers menjadi lebih mudah ditemukan oleh search engine.

Baca juga: 7 Framework PHP Terbaik yang Mudah dan Sering Digunakan Developer

Komponen PWA

Seperti halnya manusia yang membutuhkan orang lain untuk mempertahankan kinerjanya, PWA juga memiliki komponen-komponen penting yang membantu proses kerjanya. Beberapa komponen penting dari PWA adalah:

1. Cache

Cache memang sering menjadi sesuatu yang membuat ponselmu penuh. Tetapi nyatanya, cache tersebut dapat menjadi tempat resource untuk tampilan aplikasi ketika kamu mengaksesnya secara offline, lho. Cache akan menyampaikan kepada service workers sehingga ketika offline pun tampilan masih sama baiknya dengan saat online.

2. Service worker

Beberapa dari kalian mungkin sudah pernah mendengar tentang Javascript. Service worker ini ditulis dengan bahasa pemrograman dan dijadikan skrip pada web browser. Dengan begitu, kamu tetap dapat mengakses PWA secara offline atau hanya sekadar memberikan resource untuk PWA.

3. Progressive enhancement

Progressive enhancement merupakan komponen yang siap memberi kamu hasil dari pendekatan dari perkembangan web, sehingga kamu bisa menikmati fitur-fitur umum yang biasanya terdapat dalam web browser.

4. Push notification

Push notification adalah komponen yang memberikan kamu sebuah pop-up untuk notifikasi dari website yang sedang kamu kunjungi apabila memang ada pemberitahuan masuk dari web tersebut.

5. PWA architecture style

Pendekatan dari komponen ini akan memberikan pengaruh bagi performa website yang sedang kamu gunakan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi back end dari website itu.

Baca juga: Apa itu Usability Testing Website? Manfaat, Metode & Langkah

Cara kerja PWA

Cara kerja dari PWA adalah sebagai berikut. Sebelum menggunakan Progressive Web App, kamu akan mengaksesnya melalui web browser dan pada saat itu service worker belum terbentuk.

Di sini, app shell bertugas untuk menyambungkan dengan website dan mendaftarkannya terlebih dahulu sehingga terbentuk service worker. Ini akan terjadi secara otomatis dan akan langsung menginstall aplikasi.

Setelah itu, app shell akan mulai berproses dengan cache untuk membentuk performa tampilan terbaik secara offline dengan berisi resource yang dibutuhkan. Hal ini akan mengatur navigasi dari website untuk beberapa interaksi yang diperlukan.

Semua hal di atas dilakukan secara otomatis sehingga kamu tidak perlu kesulitan mengunduh aplikasi, namun tetap dengan fitur dan tampilan sama dengan versi aplikasi pada smartphone-mu maupun web app.

Cek Konten Lainnya:
Cara Membeli Domain Website, Ini Langkah dan Tipsnya!

Contoh PWA

Di era digital ini, ternyata sudah banyak lho contoh PWA yang bisa kamu gunakan dalam kehidupan sehari-hari, Sob. Berikut adalah beberapa contoh dari PWA yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas.

1. Twitter

Twitter merupakan media sosial berbasis tulisan yang masih banyak digunakan oleh kawula muda, juga untuk sektor bisnis dan hiburan.

Selain itu Twitter merupakan contoh PWA yang sukses. Dalam perkembangannya, sebagian besar pengguna Twitter mengakses melalui ponsel, sehingga pada tahun 2017 aplikasi ini merilis PWA untuk kali pertama.

Twitter versi PWA ini sudah memiliki fitur push notifications dan juga dapat diakses secara offline dengan memanfaatkan cache dan mengoptimasi gambar yang ditampilkan.

Selain itu, PWA juga dapat ditampilkan ke home screen sehingga memudahkan kamu mengakses web tersebut.

Dengan adanya perkembangan ini, Twitter memperoleh keuntungan yang semakin tinggi dengan meningkatnya 75% tweet sent sejak terbitnya PWA dan bounce rate-nya berkurang hingga 20%.

2. Forbes

Selain pada media sosial, PWA juga dapat digunakan untuk website portal berita, contohnya Forbes. Dengan tampilan yang lebih ramah di mata pengguna, membuat pengalaman membaca berita melalui Forbes terasa jadi lebih nyaman.

Sejak membangun PWA untuk pertama kali, Forbes sudah meningkatkan engagement hingga 100% dan artikel yang dibaca oleh setiap penggunanya meningkat sebanyak 6 kali lipat.

3. Starbucks

Kedai kopi terbesar di dunia ini tidak mau kalah dan membangun PWA-nya pada tahun 2017 untuk memudahkan konsumennya memesan melalui browser. Dengan ini, konsumen dapat langsung memilih menu yang diinginkan dan membayarnya tanpa perlu membuka aplikasi.

Aplikasi dari Starbucks sendiri dinilai cukup menyita banyak penyimpanan, sedangkan versi PWA hanya menyita sekitar 233 kb saja untuk dapat digunakan dengan fitur layaknya aplikasi pada umumnya. Setahun setelah diluncurkan, Starbucks menilai bahwa ada peningkatan 2x lipat untuk pengguna aktif harian dalam situs tersebut.

4. OLX

Contoh PWA dari segi retail belanja adalah OLX. Pasti banyak di antara kalian yang pernah berbelanja melalui OLX. Selain bisa diakses melalui aplikasi, ternyata kamu juga bisa mengaksesnya melalui mobile web, lho.

OLX membangun PWA karena 90% dari pengguna OLX mengaksesnya melalui ponsel, baik aplikasi maupun browser. Sehingga, PWA adalah langkah tepat untuk meningkatkan engagement mereka dan hasilnya tidak mengecewakan, karena mereka berhasil meningkatkan engagement hingga 250% setelah perilisan PWA mereka!

Baca juga: 15 Aplikasi Website Gratis Terbaik Tanpa Coding, Wajib Tahu!

Kelebihan dan Kekurangan PWA

Dalam setiap problematika dalam era digital ini, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang ditimbulkan. Seperti PWA yang memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan Progressive Web Apps

Beberapa kelebihan PWA adalah:

1. Meningkatkan banyak pengguna

Dengan kemampuannya yang dapat diakses secara online, membuat banyak penggunanya merasa lebih nyaman untuk menggunakannya. Terlebih lagi dengan beberapa kelebihan yang akan disebutkan berikutnya, akan membuat kamu semakin tertarik untuk menggunakan PWA.

Dengan menggunakan sistem web dan optimasi SEO, maka website kamu bisa lebih sering muncul dalam mesin pencarian dan mudah ditemukan oleh para pengguna.

2. Hemat biaya

Dari segi produksi, biaya yang dikeluarkan PWA adalah lebih sedikit karena hanya cukup sekali untuk pengembangannya. Sedangkan, untuk aplikasi native, dibutuhkan 2x pengembangan yaitu untuk Android dan iOS.

3. Hemat penyimpanan

Karena tidak perlu instalasi, PWA hanya memerlukan sedikit ruang penyimpanan dalam smartphone-mu. Sehingga, kamu tidak perlu takut aplikasi tersebut akan mengganggu kinerja dari keseluruhan ponsel pintar yang kamu gunakan.

4. Tidak butuh instalasi

Kelebihan berikutnya dari PWA adalah kamu tidak perlu mengunduhnya karena langsung tersambung dengan service workers. Tidak seperti aplikasi native pada umumnya yang mengharuskan kita untuk mengunduh, PWA akan tampil manis secara otomatis di home screen kamu dengan opsi add-to-home.

Cek Konten Lainnya:
Perbedaan WebFlow vs WordPress, Mana yang Terbaik?

5. Update otomatis

PWA tidak dapat kamu temukan di App Store, sehingga akan ter-update secara otomatis tanpa perlu kamu unduh lagi, Sob. Kamu akan selalu menggunakan versi terbaru sehingga membuatmu semakin nyaman mengakses website yang kamu inginkan.

Kekurangan Progressive Web Apps

Pada dasarnya tidak ada kekurangan yang spesifik dari PWA. Hanya saja, PWA tidak dapat diakses melalui smartphone dengan iOS sebagai supportnya. Sehingga, bagi pengguna iOS harus tetap menggunakan aplikasi untuk bisa mengakses dengan nyaman.

Selain itu, ada beberapa fitur yang mungkin tidak selengkap di dalam aplikasi native sehingga mungkin akan sedikit mengganggu dalam penggunaanya.

Cara membuat PWA

Jika kamu penasaran bagaimana cara membuat PWA untuk website, berikut beberapa cara yang bisa kamu praktikkan.

1. Pastikan Website sudah ready untuk PWA

Guna mengecek kesiapan website-mu untuk PWA, kamu tidak membutuhkan izin dari Google, melainkan kamu cukup menggunakan Lighthouse, sebuah aplikasi yang mengaudit tentang kesiapan website milikmu.

Selain itu, pastikan juga kamu menggunakan HTTPS karena PWA hanya dapat berfungsi pada koneksi yang aman. Kamu bisa memulainya dengan membeli sertifikat SSL serta register domain dan mengkonfigurasinya di layanan hosting yang kamu miliki.

Baca juga: 12+ Kriteria Website User Friendly yang Wajib Diketahui

2. Membuat Application Shell

Dapat dikatakan bahwa base dari PWA adalah app shell, sehingga sebuah PWA sangat membutuhkan hal tersebut untuk menjalankan prosesnya. App shell harus ada di semua index HTML document.

3. Mendaftarkan Service Worker

Pekerja di balik layar PWA adalah service worker. Secara fungsi, service worker dapat mendengarkan berbagai acuan event, seperti misalnya Fetch Event. Dengan begitu, banyak fitur yang berjalan secara otomatis tanpa adanya interaksi lebih lanjut, seperti contohnya push notifications.

4. Tambahkan Web App Manifest

Web App Manifest akan memberikan informasi mengenai nama website, bagaimana bentuk ikon dan ukuran yang akan digunakan. Berikutnya kamu juga bisa melihat warna default, halaman awal, orientasi layar dan juga splash screen yang tentunya akan memperindah tampilan dari web app milikmu.

Lebih baik, web app manifest ini diletakkan pada level terendah dalam template agar nampak oleh browser ketika proses instalasi dimulai.

5. Deploy PWA

Setelah semua siap, langkah terakhir untuk membuat PWA adalah men-deploy PWA yang kamu miliki. Ada banyak pilihan platform yang dapat kamu gunakan lho, Sob!

Cara cek status PWA website

Terakhir, kamu pasti penasaran kan tentang cara pengecekan status PWA? Dengan menggunakan Google Chrome, cara cek status PWA adalah sebagai berikut:

  1. Pertama, kamu bisa mengklik kanan pada halaman web yang sedang kamu kunjungi dan tekan “Inspect.”
  2. Kedua, klik ikon untuk mengetahui lebih lanjut (>>) dan pilih bagian “Application.”
  3. Ketiga, kamu bisa langsung cek ke bagian “Service Worker” dan lihat apakah warnanya Hijau atau tidak.
  4. Jika sudah berwarna hijau, maka PWA mu sudah bisa digunakan!

Itulah pembahasan seputar apa itu PWA mulai dari karakteristik, komponen, cara kerja, hingga kelebihan dan kekurangannya. Bagaimana Sob, sudah siap menggunakan PWA untuk website milikmu?

Buat kalian yang belum memiliki website, Jagoan Hosting juga siap lho untuk membantu kamu dengan layanan Hosting Murah mulai 15rban yang dijamin gak mengecewakan. Dapatkan sekarang juga di Jagoan Hosting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
pop up
Read More
Apa itu Pop Up? Fungsi, Jenis dan Cara Buatnya
Pop up adalah notifikasi berupa jendela yang biasanya muncul ketika kamu membuka gadget. Kemunculan pop up memiliki tujuan…
kode warna html css
Read More
Daftar Kode Warna HTML CSS Lengkap (Full Colour)
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap stimulus eksternal sehingga persepsi warna antara satu individu dan lainnya pun…