Jika sedang berkecimpung dalam dunia bisnis online, mempelajari teori sales funnel merupakan suatu hal yang cukup menguntungkan. Sales funnel adalah cara untuk menggambarkan perjalanan konsumen melewati proses penjualan bisnismu secara mudah. Lantas apa pentingnya bagi kelancaran bisnis?
Daripada penasaran, lebih baik langsung saja simak pembahasan lengkapnya berikut, yuk!
Apa itu Sales Funnel?
Sales funnel adalah suatu strategi proses penjualan secara bertahan pada suatu bisnis.
Dengan metode ini, kamu dapat membawa pembeli sejak promo hingga terjadi pembelian atau juga disebut dengan closing.
Sebelum teknologi maju gila-gilaan, dulu konsumen bakal langsung datang ke toko dan berkonsultasi secara langsung dengan penjualnya.
Tapi, di era ini tahapan penjualan ternyata berbeda. Pasalnya, lebih panjang daripada sekadar datang ke toko-tanya-tanya-beli.
Sekarang ini pembeli cenderung memilih dulu barang maupun layanan lewat media sosial, aplikasi, website, dan beberapa platform lain tanpa lebih dulu bertatap muka dengan penjual.
Setelah melihat iklannya dan tertarik, maka rasa keingintahuan mereka atas produk akan langsung mengarah ke upaya menghubungi customer service/pemilik tokonya.
Ketika kesepakatan telah terbentuk, akhirnya proses jual beli bisa terjadi. Pembeli akan order, penjualnya akan menyetujui dan mengemas barang karena produknya telah laku terjual. Bukan, ini bukan sekadar merumitkan proses penjualan. Tapi, sales funnel ini terjadi secara tidak langsung akibat penyesuaian dengan teknologi.
Mengapa sales funnel penting?
Dari pengertian sales funnel di atas, kamu pasti bertanya-tanya kenapa sales funnel itu penting? Alasan pertama mengapa penting memahami sales funnel adalah karena menggambarkan tahapan yang diambil dari pelanggan maupun calon pelanggan.
Dengan memahami sales funnel, sebagai pemilik bisnis tentunya bisa terbantu untuk menemukan potensi di setiap tahapan yang sekiranya perlu dilakukan pengembangan atau improvisasi.
Sebagai contoh, kamu perlu melakukan improvisasi pada tahapan sales funnel kenapa pelanggan tidak pernah terkonversi menjadi pembeli?
Jika kamu menemukan jawabannya, maka kamu sudah bisa memahami sales funnel, dan bisa mengoptimalkannya.
Pendapat ini juga didukung oleh data bahwa sekitar 79% pelanggan yang berpotensi menjadi pembeli tidak sampai ke tahap transaksi, karena strategi yang salah pada tahapan sales funnel tertentu.
Jadi, itulah pentingnya memahami sales funnel. Hal ini akan bermanfaat untuk mengembangkan strategi marketing bisnismu yang lebih efektif, Sob!
Marketing funnel vs sales funnel
Marketing funnel dan sales funnel adalah dua istilah yang sering digunakan dalam dunia pemasaran. Tidak sedikit yang merasa bahwa keduanya memiliki pengertian sama. Maka dari itu, Jagoan Hosting akan membahas perbedaan kedua istilah ini.
Marketing funnel
Marketing funnel adalah gambaran yang menjelaskan proses tahapan pelanggan atau segmentasi pelanggan yang ditargetkan untuk melakukan pembelian produk atau jasa yang ditawarkan.
Tahapan dari marketing funnel ini meliputi pengenalan brand, brand awareness, melakukan pertimbangan, hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian. Jika tahapan berjalan lancar maka pelanggan bisa melakukan pembelian ulang (repeat order) dan menjadi pelanggan tetap.
Biasanya marketing funnel ini digambarkan seperti corong yang terdiri dari berbagai tahapan antara lain, awareness (kesadaran), interest (ketertarikan), consideration (pertimbangan), intent (niat membeli), evaluation (evaluasi) dan purchase (pembelian).
Sales funnel
Sedangkan sales funnel adalah bagian atau proses yang tidak bisa dipisahkan dari marketing funnel secara keseluruhan. Keduanya memiliki gambaran corong yang sama, namun perbedaannya ada pada letak posisi pada masing-masing tahapan.
Marketing funnel lebih berfokus pada proses membangun brand awareness kepada target pasar, sedangkan sales funnel adalah funnel yang berfokus pada keputusan melakukan pembelian.
Baca juga: Apa Itu Unique Selling Point (USP)? Manfaat & Cara Menerapkan
Tujuan sales funnel
Sales funnel adalah gambaran dari tahapan perjalanan pelanggan hingga terjadi keputusan pembelian. Adapun tujuannya ialah sebagai berikut.
1. Memperkenalkan pelanggan untuk lebih mengenal brand
Tujuan sales funnel adalah memperkenalkan pelanggan agar lebih mengenal produk atau jasa yang ditawarkan oleh bisnis. Untuk mencapai tujuan ini, kamu bisa membuat content marketing berisi tentang informasi produk atau jasa yang sedang kamu tawarkan.
Tujuan ini bisa dicapai salah satunya dengan memiliki website atau blog. Selain itu, kamu juga dapat membuat content marketing dengan memanfaatkan berbagai sosial media gratis seperti, Facebook, Instagram dan sebagainya.
2. Mendapatkan database calon pelanggan
Mendapatkan database juga menjadi salah satu tujuan sales funnel.
Untuk mencapai tujuan ini, kamu bisa melakukannya dengan cara memberikan informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan, kemudian kamu bisa mendata calon pelanggan dengan meminta data nama, email, dan nomor HP untuk bisa dihubungi lebih lanjut, atau diberikan penawaran selanjutnya.
Informasi yang diberikan usahakan memang benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan ya, Sob. Sehingga mereka bisa memberikan database yang selanjutnya bisa untuk follow up dan melakukan penawaran produk.
3. Menjadikan target audiens menjadi pembeli
Sales funnel adalah corong yang berfokus pada keputusan pembeli yang dilakukan pelanggan. Maka dari mengajak target audiens menjadi pembeli menjadi salah satu tujuan penting.
Setelah membuat content untuk memperkenalkan produk, tahapan selanjutnya adalah melakukan follow up. Kamu bisa memulainya dengan memberikan penawaran yang bisa memenuhi kebutuhan dan juga menjadi solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh target audiens.
4. Mengubah pembeli menjadi pelanggan
Setelah database tersebut berhasil terkonversi menjadi pembeli, maka tujuan sales funnel berikutnya adalah menjadikan pembeli sebagai pelanggan.
Tujuan ini bisa dicapai dengan cara memberikan informasi dan penawaran bermanfaat secara reguler, agar pembeli bisa melakukan pembelian ulang dan akhirnya bisa menjadi pelanggan setia.
Cara kerja sales funnel
Cara kerja sales funnel adalah dengan memberikan deskripsi mengenai tahapan penjualan. Deskripsi atau gambaran tersebut berguna dalam menentukan prospek dan memutuskan untuk bertransaksi pada produk atau jasa yang ditawarkan.
Sebagai contoh, jika ada calon pelanggan mengunjungi website dari hasil pencarian di Google tentang produk atau jasa yang dibutuhkan, mereka akan tertarik dengan websitemu kalau produk dan jasa yang ditawarkan sesuai dengan hasil pencarian mereka.
Setelah mereka tertarik kemudian mengisi form, kamu bisa menghubungi untuk menawarkan produk dan jasa yang mereka butuhkan, bisa melalui email, telepon, atau surat.
Penawaran yang kamu tawarkan bisa saja menarik pembeli, dan akhirnya mendapatkan pembelian. Itulah cara kerja sales funnel menjelaskan tahapan pelanggan hingga terjadinya pembelian.
Tahapan Sales Funnel
Sudah cukup dapat insight soal pengertiannya? Sekarang, mari kita menyelam lebih jauh soal corong/saluran penjualan.
1. Tahap Awareness
Funnel/saluran penjualan juga punya tahapan dan tahapan pertamanya adalah awareness atau kesadaran.
Penerapan saluran penjualan intinya harus memicu kesadaran dari para calon konsumen atas kebutuhan mereka. Maka, kamu sebagai penjual harus berupaya memenuhi apa yang mereka butuhkan.
Nah, pada tahap ini si calon konsumen akan mencari-cari iklan, menuliskan keyword di mesin pencari, menjelajahi beragam website, atau sekarang scrolling belaka hingga mereka menemukan produk yang cocok.
2. Tahap Ketertarikan
Tahapan kedua dari sales funnel adalah mulai adanya ketertarikan atau minat dari para calon pembeli.
Ketertarikan ini didasarkan pada sejumlah faktor, misalnya saja mereka menemukan bahwa produkmu punya fitur menarik, gambarnya bagus, iklannya bikin inget terus, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, jangan pernah meremehkan sedikitpun metode yang kamu gunakan dan terapkan dalam pemasaran atau sejenisnya.
Di sinilah keterampilan berkomunikasi kamu akan teruji. Apakah kamu benar-benar bisa menjawab pertanyaan dari calon konsumen atau tidak? Benarkah produkmu mampu menjawab kebutuhan calon konsumen?
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Saat kamu selesai menyampaikan informasi lewat jawaban atas semua pertanyaan mereka, maka tahap lanjutannya adalah pengambilan keputusan.
Di sinilah calon konsumen akan membeli atau tidak atas produk dan layananmu. Pada tahapan ini, umumnya mereka akan membeli produk jika manfaatnya sesuai dengan kebutuhan.
4. Action
Tahap ini biasanya calon pembeli telah yakin sepenuhnya atas layanan dan produkmu untuk membeli. Mereka akan langsung klik tombol pembelian di berbagai platform tempat mereka menemukan produkmu.
Cara membuat sales funnel sebenarnya memainkan peran penting pada tahap ini. Bagaimana bisa?
Dengan kamu menyediakan seluruh ‘tempat’ untuk mereka klik tombol ‘Beli’, maka artinya kamu telah memperbesar kemungkinan calon konsumen benar-benar menjadi konsumen bahkan pelanggan setiamu.
5. Tahap Purchasing atau Pembelian
Terakhir, yakni sudah tahap purchasing atau pembelian yang mana setiap calon konsumen akan melakukan pembayaran sesuai yang telah kamu sediakan. Di sinilah, sales funnel berakhir.
Contoh 1 sales funnel
Agar lebih memahami lebih dalam tentang sales funnel, Jagoan Hosting akan memberikan contoh bagaimana sales funnel bekerja.
Contoh sales funnel adalah misalnya kamu memiliki toko online yang menjual baju-baju wanita kekinian. Maka target audiensnya adalah wanita berusia antara 20-35 tahun.
Kemudian kamu menjalankan iklan secara konvensional maupun online untuk memperkenalkan kepada audiens tentang produk kamu. Lalu kamu juga memasang landing page pada iklanmu, dan menarik pelanggan untuk mengisi form dengan penawaran potongan harga khusus.
Setelah mendapatkan beberapa database, kamu mulai melakukan penawaran untuk menarik calon pelanggan menjadi pembeli.
Kamu pun menawarkan diskon untuk 10 pemesan pertama, hingga akhirnya produk baju wanita kekinian mulai rame dibeli oleh pembeli.
Bagi mereka yang merasa puas, kamu bisa memberikan penawaran secara reguler agar terus terjadi pembelian.
Contoh 2 Sales Funnel
Sedang mencari contoh? Mari bersama-sama kita bayangkan sedang punya startup/usaha digital invitation, Sob.
Kita punya layanan pembuatan undangan digital dan sudah sama-sama tahu jika targetnya adalah orang dengan usia 19 – 30 tahun yang jadi usia rata-rata untuk menikah. Baik pria, juga wanita.
Akhirnya, kita memutuskan untuk running Instagram Ads yang memang jadi tempat orang dengan usia tersebut berada. Kenapa demikian? Agar setiap orang yang butuh layanan undangan digital, bisa lanjut ke landing page yang telah kita sediakan.
Tahapan ini adalah awareness, di mana mereka menemukan brand kita yang menjual undangan secara online.
Kemudian, pada tahap kedua adalah ketertarikan. Bagaimana memicunya? Pastinya dengan landing page yang menarik, penambahan copywriting yang ciamik, dan segala perangkat hingga strategi pemasaran yang kita ketahui.
Selain itu, kita juga telah melengkapi informasi mengenai desain, harga, template, testimoni, hingga informasi lainnya.
Setelah tertarik, maka mereka ingin lebih memantapkan diri untuk mencari informasi dengan bertanya-tanya ke nomor telepon yang sudah kita letakkan di landing page.
Mereka bertanya, kita menginformasikan. Akhirnya, kita akan masuk ke tahap pengambilan keputusan karena mereka telah paham dengan informasinya.
Pada langkah selanjutnya, seluruhnya sudah bergantung pada pertimbangan konsumen tentang apakah ia benar-benar membeli/tidak.
Strategi membangun sales funnel
Berikutnya Jagoan Hosting akan memberikan tips-tips mengenai bagaimana membangun strategi sales funnel yang efektif. 3 strategi membangun sales funnel adalah sebagai berikut.
1. Menganalisa perilaku target audiens
Dengan melakukan analisis target audiens, maka strategi sales funnel yang akan dijalankan pun semakin efektif. Sebagai pemilik bisnis kamu perlu memastikan perilaku target audiens, tahu apa yang mereka butuhkan, serta berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk melakukan pencarian produk/jasa.
2. Membuat landing page
Dukung pemasaran dengan memasang iklan melalui website. Untuk itu, kamu perlu membuat landing page. Pastikan landing page mengutamakan prospek pencarian produk atau jasa yang berkualitas untuk mendorong penjualan. Selain itu, landing page juga berguna untuk mengumpulkan database.
Namun, strategi sales funnel akan berjalan lebih efektif jika kamu memiliki website sebelum membuat landing page. Kalau kamu sedang membutuhkan website untuk bisnismu, Jagoan hosting jawabannya.
Dengan layanan Hosting Murah kamu sudah bisa menjalankan website bisnis dengan modal terjangkau. Selain itu kamu juga bisa mendapatkan domain GRATIS, fitur Elementor PRO dan full support 24/7 dari Jagoan Hosting untuk membantumu mewujudkan website yang kamu inginkan.
3. Melakukan email marketing
Lakukan email marketing secara teratur, dengan cara menawarkan produk atau jasa kepada database yang kamu miliki. Hal ini juga berguna untuk menjaga hubungan dengan para pelanggan. Di akhir pesan pada email marketing kamu juga bisa menambahkan tawaran diskon, bonus dan lain sebagainya.
Untuk melakukan email marketing tentunya kamu membutuhkan email bisnis yang bisa bikin bisnismu terlihat profesional. Dengan memiliki email bisnis juga kamu dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, pakai email bisnis Jagoan Hosting dengan domain website bisnismu sendiri!
Demikian penjelasan seputar apa itu sales funnel lengkap hingga strategi membangunnya. Bagaimana, apakah kamu tertarik menerapkannya?
Bila tertarik dengan ulasan seputar bisnis seperti ini, jangan lewatkan update blog Jagoan Hosting kategori business ya. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa!
FAQ
Apa saja jenis sales funnel?
Ada banyak jenisnya, di antaranya content funnel, webinar sign up funnel, sales call booking, lead generation, onboarding, review funnel, limited time offer, cancellation funnel, dan ad funnel.
Mengapa sales funnel penting?
Tujuannya agar pembeli bisa menyelesaikan transaksinya.
Apa arti dari funnel?
Funnel itu saluran yang bagian atasnya lebih lebar daripada bagian bawah