Web Application Development: Tahapan, Jenis, dan Tools Wajib

Web Application Development
Web Application Development

Persaingan bisnis digital semakin ketat. Salah satu cara supaya tetap bertahan yakni dengan mengoptimalkan web yang sudah ada. Bawa ke level berikutnya dengan melakukan web application development. Dengan ini, segala layanan terintegrasi.

Sebagai seorang klien, pastinya ingin layanan yang terintegrasi biar mudah diakses lewat segala perangkat. Tak perlu lagi instal aplikasi tambahan kalau ada web application. Semua fitur web bisa langsung diakses klien.

Tetapi apa yang perlu disiapkan lebih dulu? Yuk simak kelebihan dan tahapan pembuatan web application!

Apa itu Web Application Development​

Development berarti sebuah proses pengembangan. Dalam hal ini, maksudnya adalah pengembangan web application. 

Adapun web application merupakan aplikasi berbasis web yang bisa diakses melalui browser. Kalau aplikasi biasanya harus diinstal ke perangkat, web app bisa langsung diakses melalui URL saja.

Tahapan Pengembangan Web Application​

Dalam web application development, setidaknya ada 7 tahapan yang dilalui supaya menghasilkan web app yang diinginkan, yaitu:

1. Penentuan Masalah yang Ingin Diatasi

Di balik web app, pastinya ada masalah yang ingin diatasi. Misalnya ingin menjangkau lebih banyak pengguna, memudahkan transaksi pengguna, dan lain sebagainya.

Tuangkan konsep dan ide dasar supaya bisa dijadikan pondasi yang kuat dalam pembuatan web. 

2. Penyusunan Rencana

Berangkat dari hal itu, mulailah susun bagaimana web app ini bisa mengatasinya. Tentukan fitur-fitur yang ingin ditambahkan. Misalnya katalog produk, sistem pembayaran, atau live chat.

Cek Konten Lainnya:
Tips Memilih Layanan VPS Indonesia untuk Website Anda

Tahap ini penting diperhatikan, karena bakal memengaruhi pengeluaran anggaran kamu nantinya. Jangan sampai menambahkan fitur-fitur yang tak terlalu diperlukan, sehingga berujung boros anggaran.

3. Perancangan Desain UI/UX

Setelah mencatat dasar dari web application development, kembangkan pula desainnya. 

Desain sebuah web app nantinya turut memengaruhi daya tarik pengguna. Dengan desain yang intuitif, pengguna lebih mudah melakukan navigasi menu-menu yang tersedia. Gunakan warna yang selaras dengan brand bisnis.

Selain itu, fokuskan pada UX atau pengalaman pengguna. Pastikan fitur-fitur yang tersedia dapat diakses dan responsif saat diklik.

4. Pengembangan Front End dan Back End

Tahap ini terdiri dari pengembangan front end (sisi klien) dan back end (sisi server). Biasanya tidak dilakukan secara bersamaan, tetapi kedua tahap ini paling menyita waktu.

Pilih framework yang andal supaya web app bisa beroperasi dengan baik nantinya. Masing-masing framework punya bahasa pemrograman sendiri, jadi pertimbangankan hal itu.

5. Uji Fungsionalitas

Saat web application development mulai mendekati tahap akhir, lakukan pengujian atas web app yang sudah dibuat. Ini dilakukan guna memastikan sudah memenuhi standar kualitas, fungsionalitas, dan keamanan. 

Akan ada tim kualitas kontrol tersendiri yang menjalankan segala pengujian. Mulai dari pengujian ketika ditimpa trafik tinggi, hingga responsivitas tautan dan tombol. Dengan begitu web app siap mendukung operasional bisnis.

6. Penyempurnaan Web App

Selama tahap pengujian pastinya akan ditemukan beberapa kekurangan. Maka web app biasa disempurnakan terlebih dulu sebelum diluncurkan. 

Pada tahap ini juga, pertimbangkan hosting yang akan digunakan. Pastikan hosting mampu mendukung operasional web app selama jangka panjang. Jadi pertimbangkan keamanan, performa, kecepatan, hingga kapasitasnya.

7. Pemeliharaan

Tahapan web application development tidak sampai di peluncuran saja. Web app butuh dipelihara secara berkala agar performanya tetap mumpuni. 

Apalagi seiring waktu web app bisnis bakal mengalami peningkatan. Baik dari jumlah sumber daya atau trafik yang dihasilkan. Semakin banyak pengguna, maka keamanan yang dipasang pun harus semakin ketat pula. 

Cek Konten Lainnya:
Backup VPS: Hal Penting yang Harus Kamu Lakukan saat Mengelola VPS

Jenis Web Application Development​

Selain mengetahui berbagai tahapannya, tak lupa ketahui jenis-jenisnya. Tujuannya biar tak buang-buang waktu dan anggarana karena salah buat web app. Kenali yuk apa saja jenisnya, yaitu:

1. Static Web

Cirinya kontennya jarang diubah, tidak terdapat fitur-fitur berat, dan fungsinya hanya sebagai media informasi. Contohnya seperti landing page atau portofolio bisnis. 

2. Dynamic Web

Digunakan kalau diperlukan interaksi antara server dengan pengguna, misalnya web app yang mengajak pengguna mengunggah konten tertentu. Dengan begitu konten di web app ini bisa berubah-ubah seiring waktu. Contohnya Facebook dan Twitter.

3. E-commerce 

Web application development ini ditujukan untuk bisnis. Fitur di dalamnya meliputi menu pencarian, katalog produk, keranjang belanja, hingga menu pembayaran. Contohnya Tokopedia, Shopee, dan Lazada.

4. Content Management System (CMS)

Fungsi utamanya untuk manajemen konten sebuah web. Baik untuk menambah, menghapus, atau mengubah konten. Penggunaannya tidak memerlukan pemahaman akan koding,

5. Portal Web 

Berperan sebagai pintu masuk untuk mencari informasi tertentu yang terpusat pada server. Contohnya Yahoo!, Google. Bing, dan lainnya.

6. Progressive Web

Kalau satu ini biasanya tersedia dalam versi web dan versi native apps yang bisa diinstal. Tinggal tergantung penggunanya mau instal versi apa. Contohnya Instagram.

7. Single-Page 

Web application development ini ditujukan untuk web app yang hanya akan memuat konten pada satu halaman saja. Sehingga ringan dan tidak berat saat digunakan. Contohnya seperti Google Maps.

8. Rich Internet

Ini jenis yang paling komprehensif, bahkan membutuhkan dukungan Flash atau JSS. Memang web app ini menjanjikan pengalaman terbaik. Contohnya Canva dan YouTube.

Tools Web Application Development​

Melihat tahapan yang panjang dan intensif di atas, tentunya tools sudah menjadi hal yang wajib ada. Demi kelancaran pengembangan web app, biasanya ada beberapa tools andalan yang selalu digunakan, di antaranya:

  • Visual Studio: Code editor gratis dengan fitur super lengkap, mencakup debugging, basic editing, dan terintegrasi ke Github
  • Sublime Text: Code editor yang mendukung berbagai bahasa, seperti CSS, C++, C#, dan C
  • Firebug: Tools debugging terhadap Javascript, CSS, dan HTML di browser
  • Figma: Tools untuk mengembangkan desain front-end, mengedit grafis berbasis vektor, dan prototipe
  • Atom: Code editor dari GitHub yang mendukung bahasa Java, CSS, CoffeeScript, JavaScript, dan lainnya
Cek Konten Lainnya:
Bing Webmaster Tools: Cara Daftar, Verifikasi dan Penggunaan

Contoh Web Application

Sejak awal baru membahas soal web application development, tetapi sudahkah kamu tau contoh web app itu seperti apa? Barangkali kamu butuh referensi, berikut beberapa contoh yang sangat populer di masyarakat:

  • Aplikasi kolaborasi: Slack, Google Docs, Office 365, Notion
  • Aplikasi pembelajaran: Udemy, Coursera, Skillshare
  • Aplikasi komunikasi: Google Meet, Discord, Microsoft Teams
  • Aplikasi CMS: WordPress, Joomla, Wix
  • Aplikasi pembayaran: Paypal, Venmo

Pilih Hosting Bergaransi Uptime untuk Web App

Sekarang waktunya optimalkan performa web app dengan memilih hosting terbaik. Jangan sampai operasional bisnis terhambat karena web app yang sulit diakses pengguna. 

Dengan menggunakan paket hosting terbaik dari Jagoan Hosting, web app menjadi responsif dan mudah diakses siapa saja. Hosting dirancang supaya mendukung uptime dan menghadapi trafik secara maksimal.

Tak usah bingung lagi, buat web application development, pastikan pilih hosting dari Jagoan Hosting Indonesia. Temukan paket hosting murah yang tepat dengan chat tim support via WhatsApp sekarang!

FAQ

Apa itu web application development?

Ini adalah sebutan terhadap proses pengembangan web app. Bagi yang belum tau, web app menawarkan fitur seperti aplikasi, namun kamu tak perlu menginstalnya ke perangkat.

Bikin web pake aplikasi apa?

Rekomendasi yang bisa dicoba di antaranya Squarespace, Google Sites, Webs, hingga Adobe XD.

Apakah bisa bikin website tanpa koding?

Bisa. Alternatifnya menggunakan CMS atau web builder tersendiri. Sehingga kamu bisa tetap punya website meski minim pengalaman teknikal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
developer mobile legend
Read More
Gamers Harus Tahu! Ini 5 Fakta Developer Mobile Legends yang Legendaris
Fakta Developer Mobile Legends – Membahas mengenai fakta developer game tentu tidak ada habisnya. Pasalnya, setiap developer game…
machine learning
Read More
Machine Learning: Contoh, Metode, Cara Kerja, Jenis & Fungsinya
Mendengar istilah “machine learning”, kemungkinan besar akan membuat sebagian besar dari kamu mengernyitkan dahi karena masih terasa asing.…