Kebutuhan akan web application untuk perluasan bisnis terus meningkat. Tetapi tak sedikit yang terhambat selama pengembangannya. Beruntungnya, web application framework solusi yang hadir guna memastikan proses ini lancar dan singkat.
Dengan segala fitur modern yang ada di framework, proses pengembangan semakin tertata. Ditambah adanya manajemen keamanan dan database tanpa aplikasi tambahan lagi.
Khusus untukmu, di bawah ini disajikan daftar rekomendasi framework terbaik biar performa web kamu naik!
Web Application Framework Terbaik
Jangan salah pilih framework biar proses pengembangan lancar. Kalau masih bingung pilih yang mana, ada beberapa rekomendasi dengan kelebihan-kelebihannya, yaitu:
1. Node.js
Ini adalah back-end framework sederhana dengan kinerja cepat untuk mengembangkan sisi server. Bahasa yang digunakan hanya satu, yaitu JavaScript.
Meski begitu, Node.js mempunyai Node Package Manager yang memudahkan pengembangan web application.
Sayangnya juga, web application framework ini kurang tepat digunakan untuk menjalankan tugas-tugas berat.Contohnya rendering, enkripsi data, dan tugas-tugas yang memakan kapasitas CPU besar lainnya.
2. Django
Kalau kamu ingin membuat web application minim hambatan untuk bisnis, paling pas pilih Django. Web application framework ini berguna memudahkan penyusunan sistem sebuah web.
Django bersifat open source yang membuatnya gratis digunakan siapa saja. Untuk bahasa yang digunakan adalah Phyton. Namun sedikit sulit dipelajari pemula, karena banyaknya fitur bawaan yang ada di dalamnya.
3. Ruby on Rails
Memilih web application framework dengan Model-View-Controller cocok dipilih supaya pengembangan lebih cepat dan efisien. Kalau iya, Ruby on Rails termasuk pilihan yang tepat.
Contoh web application yang menggunakan Ruby on Rails di antaranya Shopifym GitHub, hingga AirBnB. Ditambah dengan banyak sekali fitur-fitur yang tersedia, sehingga kamu tak perlu menulis kode ulang dari awal.
Otomatis proses pengembangan bisa dibilang 10 kali lebih cepat dari framework biasa.
4. Flask
Web application framework adalah tools yang memudahkan developer. Maka pilih yang minimalis seperti Flask. Meski begitu Flask menawarkan fitur-fitur penting, seperti Routing dan URL Mapping, Request Handling, bahkan Debugging.
Back end framework ini sangat pas dipilih untuk mengembangkan proyek sedang hingga besar. Flask ramah digunakan pemula, karena menggunakan Python dan fleksibel jika kamu ingin menambah ekstensi lain.
5. Play
Framework web aplikasi ini menggunakan Java dan Scala. Didukung dengan fitur Hot code reloading, sehingga mempersingkat waktu pengembangan.
Beberapa website yang menggunakan Play seperti LinkedIn dan Coursera. Banyak yang memilih Play karena memungkinkan pengembangan web application secara real time.
Akan tetapi Play cukup sulit digunakan pemula. Komunitas framework ini juga tergolong kecil dibandingkan framework Java lainnya.
6. Laravel
Laravel dikembangkan sejak 2011 lalu oleh Taylor Otwell. Back end framework ini dikenal juara dengan fitur Eloquent ORM yang memungkinkan pengelolaan database lebih mudah.
Laravel juga menawarkan keamanan berlapis untuk melindungi web bisnis kamu. Jika menggunakan framework ini, kamu tak perlu menginstal banyak ekstensi tambahan. Secara bawaan sudah ada fitur ORM, routing, dan autentikasi.
7. Angular
Angular merupakan web application framework buatan Google untuk menangani front end. Cocok jika bisnis kamu membutuhkan web application besar.
Banyak web populer yang menggunakan ini, seperti YouTube dan Netflix. Pasalnya ada beragam fitur unggulan yang ditawarkan, salah satunya dukungan Two-way Data Binding. Pemeliharaan web application juga jadi lebih mudah dengan Angular.
8. CodeIgniter
Ini adalah back end PHP yang sangat pas kalau kamu mencari framework yang ringan. Perpustakaannya besar, tetapi performanya tetap ringan saat dijalankan.
Memang fitur-fiturnya tidak sebesar Laravel yang sama-sama framework PHP. Tetapi Codelgniter memiliki konfigurasi sederhana. Cocok bagi kamu yang baru-baru mencoba pengembangan web application.
9. ASP.NET
Web application framework ini dikembangkan oleh Microsoft. Sifatnya fleksibel dan bisa dipakai mengembangkan web application untuk PC maupun mobile. Tetapi menggunakannya di Windows bakal memaksimalkan kinerjanya.
ASP.NET sudah didukung dengan sistem routing, web API yang terintegrasi, dan ASP.NET Core yang memudahkan pengembangan lintas platform.
Framework ini memang kurang dikenal dibandingkan framework lain, tetapi GettyImages dan StackOverflow menggunakannya.
10. Vue.js
Vue.js bisa dipilih kalau kamu ingin mengembangkan sisi klien alias antarmuka. Framework ini sangat sederhana, sehingga cocok digunakan pemula.
Namun memang fitur-fiturnya kurang pas kalau kamu mengembangkan web application besar.
11. React
Alternatif lain untuk front end framework adalah React. Web application framework dengan bahasa Javascript ini menggunakan Virtual DOM, sehingga performanya tak perlu diragukan.
Tersedia pula fitur React Router untuk memudahkan routing aplikasi. Namun dengan begitu besarnya fitur-fitur yang ada, React terlalu berat dipakai mengembangkan web application kecil.
12. Express.js
Baik Uber, Accenture, hingga MySpace, menggunakan framework ini dalam mengembangkan platform mereka. Dengan Express.js, pengembangan aplikasi jadi lebih cepat. Ditambah adanya dukungan tools untuk manajemen HTTP.
Tak heran Express.js cukup populer di kalangan developer, khususnya dalam pembuatan APIs. Adapun bahasa yang digunakan yaitu JavaScript.
13. .NET
Rekomendasi berikutnya yaitu .NET. Ini adalah function web application framework yang mendukung banyak bahasa, di antaranya C#, C++, Python, hingga JavaScript.
.NET disebut sebagai framework yang fleksibel, karena bisa digunakan secara lintas platform. Mengingat dikembangkan oleh Microsoft, framework ini mudah diintegrasikan dengan tools Microsoft lain.
Framework ini juga mempunyai perpustakaan besar. Dengan begitu pengolahan data jadi lebih mudah.
14. Spring
Framework ini dikembangkan oleh Pivotal Software. Spring dikenal dengan fitur Spring Boot yang mampu membangun web application secara cepat dan efisien.
Bahasa yang digunakan adalah JavaScript. Tetapi Spring kurang cocok dipakai mengembangkan web application skala kecil.
15. METEOR
Web application framework terakhir juga menggunakan JavaScript. Framework ini menawarkan kesederhanaan dalam membangun web application.
METEOR memungkinkan uji prototype secara cepat dan melakukan pembaruan secara real time tanpa refresh. Hanya saja METEOR cukup memakan kapasitas yang besar, sehingga bisa cukup berat saat dijalankan.
Jalankan Web Application dengan Hosting Terbaik
Pastikan web application ditayangkan dengan hosting berkualitas tinggi, seperti yang ditawarkan Jagoan Hosting. Memiliki garansi rata-rata uptime 99.9%, memastikan web tetap bisa dijangkau calon pelanggan kapan saja tanpa hambatan.
Ditambah beragamnya paket hosting, dari VPS, dedicated, hingga shared, siap memberikan pilihan yang tepat sesuai kebutuhan bisnis. Selain bisnis, hosting juga pas digunakan untuk web personal, pemerintah, agency, bahkan korporasi.
Kalau masih bingung, yuk konsultasi gratis dengan tim expert via WhatsApp. Jangan biarkan web bisnis kamu lambat, segera gunakan web application framework yang tepat dan pastikan buat website pakai hosting terbaik di Jagoan Hosting.
FAQ
Framework web apa saja?
Tiga jenis web application framework utama di antaranya, front end, back end, dan function framework.
Apa fungsi framework?
Dengan framework, penulisan kode dan manajemen basis data jadi lebih rapi. Otomatis turut mengurangi risiko error, serta mempercepat proses pengembangan web.
Kenapa harus pakai framework?
Karena data yang terstruktur, developer lebih mudah membaca kerangka kerja untuk pemeliharaan ke depannya.