Dalam suatu website, perencanaan desain adalah hal yang penting. Nah, untuk memudahkan proses itu, UI/UX Designer bisa menggunakan wireframe. Apa itu wireframe? Wireframe adalah kerangka dasar halaman website.
Dengan menggunakan wireframe, proses perancangan desain untuk website kamu menjadi lebih praktis. Kamu bisa mengatur semua komponen website dalam wireframe sesuai keinginanmu. Simak selengkapnya tentang wireframe di bawah ini.
Apa itu Wireframe?
Wireframe adalah kerangka yang dipakai untuk mendesain halaman atau aplikasi seperti penataan berbagai komponen, sebut saja header, footer, banner, form, link, content dan sebagainya. Sederhananya, pengertian wireframe adalah bentuk orat-oret atau blueprint dari tampilan website.
Seseorang yang bertanggung jawab atas wireframing atau proses wireframe adalah UI/UX Designer. Mereka biasanya mengatur semua tata letak komponen melalui software khusus wireframing. Namun, tak jarang pula mereka akan berdiskusi dengan divisi tertentu untuk memperoleh hasil desain yang baik.
Nah, tampilan wireframe adalah berupa kotak-kotak dan garis tanpa warna. Teks yang terdapat di dalamnya pun umumnya hanyalah coretan asal. Di mana fokus utama wireframe adalah mendapat gambaran atau konsep dari sebuah halaman website.
Tapi, mengapa harus ada wireframe? Wireframe dapat memudahkan pekerjaan developer saat mengembangkan website. Tanpa wireframing, bukan tidak mungkin jika terdapat kesalahan layouting setelah website jadi. Akhirnya hal tersebut akan memakan waktu lebih lama untuk melakukan revisi.
Perbedaan Wireframe, Mockup dan Prototype
Dari pengertian wireframe di atas, mungkin beberapa dari sobat Jagoan Hosting masih sedikit bingung apa yang membedakan wireframe, mockup dan prototype. Jadi, perbedaan dari ketiga hal ini terletak pada fungsi utamanya.
Fungsi wireframe adalah membuat kerangka website berupa layouting bagian-bagian yang ada di halaman website. Sementara itu, mockup adalah rancangan yang lebih berfokus pada aspek visual seperti permainan warna, gambar, dan tipografi. Lalu, prototype adalah konsep yang dapat diklik sehingga bisa dimanfaatkan untuk melakukan tes user journey dan menemukan permasalahan.
Baca juga: Mau Jadi Web Designer? Jangan Lupakan Software Web Design Terbaik
Elemen-Elemen Wireframe
Setelah memahami apa itu wireframe, sekarang saatnya kamu mengenal beberapa elemen yang diperlukan saat membuat wireframe.
Elemen layout utama
Tadi telah disebutkan jika fungsi wireframe adalah menyusun tata letak dari bagian-bagian yang terdapat di website, contohnya penyusunan header, body, navigasi, sidebar dan footer.
Elemen informasi
Elemen informasi wireframe adalah cara menampilkan main content bagi pengunjung website seperti paragraf, link, thumbnail, dan input.
Elemen navigasi
Tak lupa juga elemen navigasi yang berguna memastikan pengunjung tahu bagaimana cara menemukan informasi pada website. Dalam artian lain, pengunjung tidak bingung ketika sudah berada dalam website. Hal ini mampu meningkatkan user experience dan juga website terkesan lebih rapi sekaligus profesional.
Elemen interface
Wireframe juga mengatur peletakan elemen interface (antarmuka) seperti tombol, ukuran font, judul, hingga link yang berguna sebagai media interaksi antara pengunjung dan tampilan website.
Elemen tambahan
Elemen tambahan diperlukan ketika kamu mengembangkan website khusus seperti website toko online. Yang termasuk elemen tambahan wireframe adalah fitur layanan chat dengan pembeli dan cek resi.
Jenis-Jenis Wireframe
Rupanya terdapat beberapa jenis wireframe yang dibedakan berdasarkan detail desainnya. Jenis-jenis wireframe adalah:
High-fidelity wireframe
High-fidelity wireframe adalah jenis wireframe yang paling detail. Kerangkanya telah berisikan gambar serta teks yang sebenarnya dan juga menu interaktif. Jadi, aktivitasnya dilakukan melalui software khusus.
Baca juga: Cara Membuat Aplikasi Android dengan Mudah untuk Pemula
Mid-fidelity wireframe
Berbeda dari high-fidelity wireframe, mid-fidelity sudah cukup detail namun belum ada gambarnya. Namun, ukuran teks telah diterapkan pada contoh wireframe berikut sehingga terlihat perbedaan antara judul dan isi konten.
Low-fidelity wireframe
Yang terakhir adalah low-fidelity wireframe, yaitu kerangka desain paling simpel karena tergolong masih kasaran tanpa ada skala maupun ukuran pixels. Oleh sebab itu, proses wireframing low-fidelity dapat dikerjakan menggunakan kertas dan pensil saja.
Keuntungan Membuat Wireframe
Sampai di sini mungkin kamu sudah dapat menyimpulkan jika wireframe sangat bermanfaat terlebih dalam pembuatan website. Untuk lebih jelasnya, yuk simak beberapa keuntungan membuat wireframe di bawah ini.
Memastikan konsep dan gambaran website
Memastikan konsep website sejak awal sangat penting guna menghindari adanya ketidaksesuaian desain. Sehingga, kesalahan-kesalahan pun dapat diminimalisir.
Menghemat waktu
Sebelum website akhirnya dikembangkan, setiap divisi yang bersangkutan wajib menyepakati kerangka website yang sudah didesain melalui wireframe. Jika ada beberapa elemen yang belum sesuai, maka dapat langsung diubah pada wireframe.
Melakukan revisi pada wireframe tentunya lebih praktis dan menghemat waktu dibandingkan melakukan perbaikan saat website sudah jadi. Mengingat dalam proses pembuatan website diperlukan coding yang cukup rumit.
Memperlancar kegiatan pengembangan website
Tampilan website yang mencakup elemen layout utama, informasi, navigasi, dan interface telah didesain di wireframe dengan jelas dan rapi. Sehingga para developer pun akan semakin mudah dan lancar selama pekerjaannya.
Koordinasi menjadi lebih mudah
Dengan adanya wireframe, kamu menjadi lebih mudah saat hendak berkoordinasi atau berdiskusi seputar tampilan website dengan pihak-pihak terkait, sebut saja para client.
Baca juga: Daftar Kode Warna HTML dan CSS Lengkap dan Cara Kombinasinya
Langkah Membuat Wireframe dengan Mudah
Lantas, bagaimana cara membuat wireframe? Mudah saja, yuk ikuti langkah-langkahnya di sini!
Riset terlebih dulu
Lakukan riset seputar desain website yang hendak kamu kembangkan. Riset tersebut mencakup trend desain terkini dan desain website kompetitor. Hal ini bisa kamu manfaatkan untuk memperoleh inspirasi seputar desain website seperti apa yang disukai oleh pengunjung tapi tetap sejalan dengan tujuan website.
Menyiapkan tools yang dibutuhkan
Selanjutnya, kamu bisa menyiapkan tools yang sekiranya dibutuhkan selama proses wireframing. Apabila kamu berencana membuat contoh wireframe tipe low-fidelity, maka alat tulis seperti kertas kosong, penghapus dan pensil saja sudah cukup.
Namun, jika contoh wireframe yang ingin kamu buat bertipe mid sampai high-fidelity dengan detail-detail, sangat direkomendasikan untuk memakai software khusus wireframe karena dilengkapi dengan berbagai fitur yang mampu mempermudah pekerjaanmu.
Beberapa software yang dapat dipakai untuk membuat wireframe adalah Figma, Mockingbird, dan Mockflow.
Melakukan pengaturan grid
Apabila tools telah tersedia, kamu bisa langsung melakukan pengaturan grid atau menentukan bagian-bagian untuk setiap komponen yang ada agar terlihat seimbang dan penataannya pun menjadi lebih mudah nan rapi.
Menentukan tata letak
Berikutnya dari cara membuat wireframe adalah menentukan tata letak dari setiap elemen. Contohnya, tata letak tombol, logo, dan seberapa besar bagian sidebar. Semua elemen ini dapat kamu gambarkan menggunakan kotak-kotak terlebih dahulu.
Mengisi konten
Terakhir, isi setiap elemen atau kotak-kota tadi dengan konten atau informasi yang dimuat. Gunakan jenis dan ukuran font yang berbeda sehingga bisa terlihat jelas perbedaan antara footer, body, sidebar dan lain-lain.
Nah Sob, itu dia penjelasan mengenai apa itu wireframe dan gunanya dalam perancangan website. Buat kamu yang sedang menyusun wireframe untuk website, pastikan kamu sudah memilih hosting terbaik agar websitemu bekerja dengan optimal. Jangan ragu memilih unlimited hosting dari Jagoan Hosting.